Suami Dingin Tapi Kaya

Bisakah Aku Dengan Sedikit Lancang Bertanya...



Bisakah Aku Dengan Sedikit Lancang Bertanya...

0"Te-terimakasih."     

Setelah cukup lama menatap Gu Tingyuan, Mu Wan akhirnya kembali tersadar dan mengatakan sesuatu.     

Suaranya sangat lembut dan hangat, "Tidurlah."     

Mu Wan menurunkan tatapannya. Jarak keduanya sangat dekat sampai mereka bisa mendengar langsung detak jantung satu sama lain. Bagaimana bisa ia tidur dalam keadaan seperti ini?     

Saat pria itu mulai mendekat, Mu Wan tidak berani bergerak lagi karena gerakan sekecil apapun akan mempengaruhi pria itu.     

Mu Wan merasa sangat buntu sampai ia tidak berani bergerak, bahkan kalau tubuhnya sedikit tidak nyaman karena posisi ini, tetap saja ia tidak berani untuk bergerak.     

Tapi ia merasa tidak nyaman berada di posisi seperti ini untuk waktu yang lama, selain itu... tubuhnya mulai terasa kaku.     

Gu Tingyuan yang memperhatikan gelagat wanita itu langsung berkata dengan nada rendah dan hangat dari atas kepala wanita itu, "Apa aku semenakutkan itu sampai kamu tidak berani untuk bergerak?"     

Mu Wan tertegun sejenak dan perlahan ia mendongak untuk menatap pria itu.     

"Tidak." Ia jelas menyangkalnya, lalu berkata, "Hanya saja kamu datang dan tiba-tiba tidur di sini, jadi aku... sedikit terkejut."     

Pria itu merenung selama beberapa saat, lalu menjawab, "Karena kita ini suami istri, jadi aku tidak mau tidur di kamar terpisah lagi."     

"..." Apa itu artinya mulai malam ini, pria itu akan tidur di kamar utama setiap harinya?     

Tapi kenapa? Kenapa pria itu tiba-tiba berubah?     

"Tapi bukankah sebelumnya..." Bukankah pria itu tidak sudi tidur bersamanya?     

Mu Wan menunduk dan tidak berani melanjutkan perkataannya.     

"Bukankah lebih baik begini?" nadanya masih tenang dan terdengar sangat lembut di malam yang sunyi itu.     

Mu Wan tertegun selama beberapa saat.     

Tentu saja begini lebih baik daripada 'menganggap satu sama lain seperti tamu terhormat'.     

Tapi ia ingin tahu apa alasan pria itu berubah pikiran.     

"Apa aku bisa dengan lancang bertanya..."     

Gu Tingyuan membalas, "Tanyakan saja."     

"Kenapa kamu tiba-tiba... tidur di sini?"     

Gu Tingyuan menjawab, "Aku sudah memikirkannya."     

Wanita itu mengerutkan kening karena kebingungan. Dari lengan pria itu, Mu Wan menaikkan tatapan jernihnya dan bertanya, "Memikirkan apa?"     

Gu Tingyuan menunduk dengan tatapan yang sangat tenang, "Karena kita sudah menikah, jadi untuk apa kita saling 'melepaskan'?"     

Wanita itu semakin bingung, "Huh?"     

Gu Tingyuan berkata, "Sudahlah, kamu tidur saja."     

"..." Logika macam apa itu?     

Mu Wan tahu. Dilihat dari kondisi Gu Tingyuan, bukankah ia ingin mengajaknya tidur? Jadi jawaban yang baru saja dikatakan pria itu hanyalah pura-pura.     

Sudahlah, dilihat dari jawaban yang diberikan pria itu, ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya, tidak peduli berapa kali pun ia bertanya. Jadi untuk apa dia bertanya lagi.     

"Sepertinya kakiku kesemutan..." Mu Wan terlihat seperti anak kucing yang jinak di pelukan pria itu.     

Gu Tingyuan mengerutkan keningnya, "Lalu?"     

"... tidak tahu." Hanya saja ia merasa kakinya kesemutan dan ingin memberitahunya juga.     

Pria itu terdiam selama beberapa detik, lalu tiba-tiba bergerak memasukkan tangannya ke dalam selimut dan memijat kaki Mu Wan yang kesemutan itu.     

Mu Wan terlihat tertegun seraya menatap dagu pria itu.     

Dia... benar-benar Gu Tingyuan, 'kan?     

"Umm..."     

Karena kakinya kesemutan dan malah dipijat seperti ini, Mu Wan bergerak tidak nyaman. Kakinya yang kesemutan dan disentuh itu membuatnya tidak nyaman, itu membuatnya... ingin tertawa tanpa alasan yang jelas!     

"Pfft... jangan... jangan dicubit."     

Pria itu mengerutkan kening, "Bukankah kamu berkata ini kesemutan? Ini akan meredakannya dan akan baik-baik saja setelahnya."     

Tapi Mu Wan benar-benar tidak nyaman. Ia berusaha mati-matian untuk melepaskan diri dari sentuhan tangan pria itu, "Jangan... jangan disentuh lagi, itu geli... hahaha... jangan disentuh lagi..."     

Saat otot kakinya semakin terasa kesemutan, Mu Wan seolah akan meledak, ia berusaha keras menarik kakinya yang kesemutan itu.     

"Jangan bergerak."     

"Tidak... hahaha... jangan jangan, jangan disentuh lagi... itu geli..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.