Suami Dingin Tapi Kaya

Aku... Tidak Tidur Dengan Baik Tadi Malam



Aku... Tidak Tidur Dengan Baik Tadi Malam

0Perkataan Helian Zhen membuat raut wajah Gu Tingyuan berubah lagi.     

Setelah merasa tenang, ia tersenyum tipis dan berujar, "Aku mengerti."     

Helian Zhen mengerucutkan bibirnya dan akhirnya ia bisa tenang karena pria itu mengerti dengan keseriusan masalah itu.     

"Kalau begitu aku pergi dulu."     

Gu Tingyuan tidak menjawab dan langsung menoleh ke arah Mu Wan yang terbaring di ranjang. Pria itu sedikit bingung.     

Di luar jendela, langit sudah gelap dan melalui jendela itu, bisa terlihat seluruh kota Yu yang terang benderang bagaikan bintang yang bertaburan di langit.     

Di ruangan direktur.     

Jing Yihan duduk di sofa dan tidak lama setelah itu, ia melihat Helian sudah datang.     

Melihat wanita itu, sudut bibir Helian sedikit terangkat. Ia sama sekali tidak bisa menyembunyikan ketertarikannya pada Jing Yihan.     

Melihat pria itu, Jing Yihan segera bangkit, "Apa ada yang mau kamu sampaikan sampai menyuruhku menunggu disini?"     

"Tidak." Helian Zhen meletakkan dokumen yang ada di tangannya, setelah itu ia meraih mantel dan kunci mobilnya, "Ayo, aku akan mengantarmu!"     

Jing Yihan terkejut mendengarnya, "Kamu... mau mengantarku?"     

Pria itu berjalan menuju hadapan Jing Yihan. Wajah tampan pria itu semakin mendekat dan pria itu terlihat sangat indah bagaikan mahkota giok tanpa cacat, "Kenapa. Kamu tidak suka?"     

Seketika Jing Yihan tercengang.     

Suka atau tidak, itu urusan lain, hanya saja ia sedikit terkejut saat ini.     

"Bukankah itu akan membuang waktumu?"     

"Tidak, kebetulan aku juga sudah selesai."     

Jing Yihan masih tercengang, tapi ia tidak mau berpikir terlalu jauh, lalu dengan sopan ia berujar, "Terimakasih."     

"Tidak masalah! Ayo pergi!"     

Keduanya segera meninggalkan rumah sakit dan pergi menuju tempat parkir bawah tanah. Helian Zhen biasanya sangat serampangan, tapi karena ia bersama Jing Yihan saat ini, ia terlihat sangat sopan.     

"Silahkan." Sambil tersenyum, ia membukakan pintu untuk Jing Yihan.     

Jing Yihan sedikit berdebar menatap mobil Porsche 911 biru di depannya.     

Pria ini sama dengan Gu Tingyuan, kedua pria itu berada di dunia yang berbeda dengannya.     

Jing Yihan tidak mengatakan apapun dan langsung masuk.     

Setelah memberitahu alamatnya, Jing Yihan tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung memalingkan wajahnya untuk menyaksikan pemandangan malam yang ada di luar jendela.     

Helian Zhen biasanya akan terlihat acuh tak acuh jika berada di rumah sakit, tapi saat di waktu luang, ia bisa menjadi seorang yang suka mengoceh.     

Tapi saat ini, Jing Yihan tidak bersuara dan otomatis dirinya juga berubah jadi pendiam. Lagi-lagi ia menoleh untuk melihat sosok wanita yang duduk tenang di kursi penumpang itu.     

Ia sama sekali belum pernah menjumpai wanita yang sangat polos tanpa sedikitpun alas bedak di wajahnya seperti wanita itu. Wajahnya terlihat sangat bersih, seolah wanita itu tampak seperti makhluk abadi.     

Jing Yihan masih terus menatap ke luar jendela dan tiba-tiba dia melihat toko perhiasan yang mereka lewati. Dia jadi teringat dengan Mu Wan yang menjual benda peninggalan ibunya demi menyelamatkan dirinya.     

Kalung itu sangat berharga bagi Mu Wan dan dia harus menemukan cara agar bisa menebusnya.     

Ia menoleh dan untuk menatap Helian. Ia sangat terkejut karena kebetulan pria itu juga sedang menatapnya.     

"Kamu..." Ia menatap kosong dengan pupil yang melebar, "Kamu sedang mengemudi!"     

Saat itu juga Helian Zhen langsung tersadar dan ia segera menoleh ke depan. Ia baru sadar kalau mobil mereka sudah menyimpang dari jalan utama dan akan menabrak jalur hijau di pinggir jalan.     

"Cittt!!"     

Pria itu segera menginjak rem sampai akhirnya mereka lolos dari kecelakaan.     

"Huh..." Helian Zhen menghela napas lega.     

Jing Yihan menepuk dadanya karena sangat terkejut.     

Ia segera menatap pria itu dan langsung bertanya, "Apa biasanya kamu juga mengemudi seperti ini?"     

Helian Zhen merasa sangat malu karena biasanya keterampilan mengemudinya sangat bagus.     

Sungguh, ini adalah pertama kalinya ia menatap wanita yang begitu mempesona sampai membuatnya lupa kalau dirinya sedang mengemudi.     

"Maaf, aku... tidak tidur dengan baik tadi malam, jadi aku sedikit pusing."     

Yihan mengerutkan keningnya.     

Benarkah? Tapi jelas-jelas pria itu menatapnya barusan... eh, menatapnya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.