Suami Dingin Tapi Kaya

Menemukan Pil Kontrasepsi



Menemukan Pil Kontrasepsi

0Setelah mengambil kotak obat demam itu, tatapan Mu Wan tertuju selama beberapa detik pada kotak yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Sebaris kata yang tertulis di kotak itu sangat menarik perhatian Mu Wan.     

[Pil Kontrasepsi Darurat Sebelum 72 Jam]     

Ini... pil kontrasepsi?     

Raut wajah Mu Wan jadi sedikit berubah.     

Daya ingat wanita itu sangat baik dan kalau tidak salah, tidak pernah ada obat seperti itu sebelumnya di laci ini, lalu kenapa tiba-tiba ada sekotak pil kontrasepsi di dalamnya?     

Dengan sedikit ragu dan hati-hati, ia mengulurkan tangan dan mengeluarkan obat-obatan itu. Sekilas ia dapat melihat bahwa ada tanda-tanda kotak itu sudah dibuka sebelumnya.     

Semua yang bisa ada di kamar utama ini bukanlah miliknya. Itu artinya... Gu Tingyuan yang menyediakannya.     

Tiba-tiba ia teringat kemarin saat Gu Tingyuan menyuruhnya untuk meminum pil putih setelah mereka berhenti di tengah jalan.     

Tiba-tiba hatinya seolah dijerat sesuatu dan raut wajahnya berubah jadi lebih pucat.     

Setelah itu, ia kembali membuka bagian atas kotak itu dan mengeluarkan beberapa pil. Totalnya ada 21 pil dalam tiga baris, tapi sudah berkurang satu.     

Bentuk dan warna pil itu persis seperti yang pernah ia makan kemarin. Jadi... Gu Tingyuan memberinya pil kontrasepsi kemarin?     

Dalam sekejap, seluruh tubuh Mu Wan seolah tersiram air dingin dari ujung kepala sampai ujung kaki. Rasanya begitu dingin sampai tubuhnya jadi kaku dan kakinya bahkan tidak bisa digerakkan.     

Ia berjongkok di depan meja samping ranjang dengan posisi masih memegang kotak obat demam di genggamannya. Setelah beberapa waktu, ia akhirnya menyingkirkan kegundahan di hatinya dan langsung bangkit berdiri.     

Mungkin... memang akan lebih baik begini.     

Lagi pula, ia dan Gu Tingyuan tidak mungkin bisa sampai ke tahap akhir. Baginya dan mungkin juga Gu Tingyuan, ini merupakan pilihan terbaik.     

Begitu ia pergi, mereka tidak akan meninggalkan kekhawatiran untuk satu sama lain lagi.     

Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau ia benar-benar tidak sengaja mengandung anak pria itu.     

Mungkinkah suatu hari saat ia harus pergi dan tidak ada Gu Tingyuan, ia... bahkan tidak bisa membawa anaknya?     

Ia sudah cukup merasa khawatir selama ini. Sudah cukup dengan 'satu' kekhawatiran saja, ia tidak mau merasakan yang 'kedua' kalinya.     

Sambil memegang kotak berisi obat demam itu, Mu Wan dengan tenang kembali ke ruang makan dan begitu sampai di depan pintu, lagi-lagi ia mendengar Gu Tingyuan yang bersin.     

Setelah bersin, Gu Tingyuan langsung merasa lebih baik, lalu pria itu meliriknya.     

"Kenapa kamu pergi?"     

Saat bertemu tatap dengan manik hitam yang lembut itu, tiba-tiba Mu Wan jadi teringat lagi dengan kata-kata 'pil kontrasepsi darurat' tadi dan raut wajah tenangnya mulai terlihat cemberut.     

Dengan sedikit senyuman di wajahnya, Mu Wan menyembunyikan semua kesedihannya itu. Dia segera berbalik dan berjalan menuju dapur, lalu menjawab, "Aku lihat sepertinya kamu terkena demam, jadi aku mencarikan obat demam untukmu."     

Gu Tingyuan langsung menatap punggung wanita yang memasuki dapur itu dan setelah beberapa saat, wanita itu keluar lagi dengan membawa secangkir air hangat dan berjalan menuju dirinya.     

"Minum dulu. Setelah itu kamu akan merasa lebih baik."     

Suaranya masih tenang, sangat tenang sampai pria itu mencoba untuk menemukan perubahan di raut wajahnya, tapi tidak ada perubahan apapun.     

Gu Tingyuan menunduk sambil menatap kedua pil yang ada di telapak tangan Mu Wan. Obat demam dan pil kontrasepsi itu ia satukan dan pastinya wanita itu sudah menemukannya.     

Jadi perubahan sekilas di wajahnya itu karena ia sudah menemukan obat kontrasepsi itu?     

Mu Wan menaikkan tatapannya dan melihat raut tenang pria itu seperti permukaan danau yang tenang, begitu tenang seolah tidak terjadi apa-apa.     

Setelah memasukkan dua pil itu ke dalam mulut, Mu Wan mengangkat secangkir air hangat dan meneguknya dengan tenang.     

Mu Wan segera kembali ke tempat duduknya dan melanjutkan sarapannya yang tertunda tadi.     

Setelah kembali duduk, raut wajahnya terlihat sangat tenang dan ia tidak mengatakan apa-apa lagi sampai mereka selesai sarapan.     

Gu Tingyuan tahu alasan mengapa wanita itu jadi begitu pendiam, tapi pada akhirnya ia hanya bisa membuat keheningan itu jadi semakin hening.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.