Suami Dingin Tapi Kaya

Tidak Semua Orang Terlahir dengan Sifat Rendah Hati



Tidak Semua Orang Terlahir dengan Sifat Rendah Hati

0Apa pria ini akan mematahkan tangannya dengan cara seperti ini?     

"Maafkan aku... aku... aku tidak menyadarinya... ahhk——"     

Raut wajah Gu Tingyuan tetap terlihat dingin, "Cepat pilih."     

Pupil pria itu melebar sempurna. Apa mungkin Gu Tingyuan benar-benar ingin dirinya memilih salah satunya?     

Tidak mungkin. Tentu saja dia tidak ingin kehilangan 'nyawa' atau 'tangannya'!     

Saat itu, manajer restoran dengan ekspresi ketakutan langsung tergesa-gesa menuju Gu Tingyuan karena ia mengenalinya.     

"Tuan Gu... suatu kehormatan bisa melihat Anda di sini."     

Mendengar itu, pria yang pergelangan tangannya masih dicengkram erat oleh Gu Tingyuan langsung menoleh ke arah manajer restoran itu. Apakah 'Tuan Gu' yang diucapkannya merujuk pada Gu Tingyuan dari kota Yu?     

Tidak mungkin...     

Dengan identitas Gu Tingyuan yang datang ke tempat ini untuk makan, bukankah biasanya orang seperti ia akan memesan ruangan pribadi kelas atas? Kenapa malah memilih tempat umum seperti ini?     

Alasan kenapa pria itu berani bersikap sombong seperti itu adalah karena ia melihat pakaian biasa yang Mu Wan kenakan, terlebih lagi Mu Wan memilih tempat umum untuk makan. Tapi biasanya, orang yang memiliki status tertentu akan memilih ruangan pribadi dan orang yang datang ke tempat umum seperti ini hanyalah orang-orang yang memiliki gaji dengan tarif tetap yang sesekali datang untuk makan mewah.     

"Tuan Gu, saya tidak tahu apa yang terjadi, tapi bagaimana kalau saya memanggil polisi kemari?" Manajer restoran itu sungguh tidak berani menyinggung pria di depannya.     

Raut wajah Gu Tingyuan masih terlihat dingin. Ia tidak melihat ke arah manajer itu sama sekali dan hanya menatap nyalang pria yang ada di hadapannya, "Tidak perlu repot-repot."     

Setelah mengatakannya, ia menambah kekuatannya dan seketika pria di genggamannya itu berteriak kesakitan, "Ahkk!"     

Raut kesakitan pria itu memang terlihat menyedihkan dan bahkan Mu Wan yang ada di samping sedikit terkejut melihat sisi dingin Gu Tingyuan.     

Cara menghukum pria itu sangat kejam dan bahkan bisa dikatakan brutal. Mungkin karena itulah para pejabat kelas atas dan juga pebisnis lainnya sangat takut pada pria itu.     

Ia memberi pukulan yang kuat dan menatap pria yang meringis kesakitan di lantai. Dengan begitu, kemarahan di hati Gu Tingyuan sudah berkurang tiga poin.     

Wanita yang berdiri di samping menatapnya ngeri karena menyaksikan langsung tangan suaminya yang dipatahkan di depan orang banyak. Sementara manajer restoran dan orang lain yang menyaksikan itu juga terkejut dan tidak ada yang berani maju untuk sekedar campur tangan atau menghentikannya. Mengingat status pria itu... tentunya tidak ada yang berani untuk memancingnya.     

Wanita asing tadi gemetaran karena merasa takut, bahkan ia hampir kehilangan pijakannya.     

Saat dia mendongak, ia malah mendapati Gu Tingyuan yang menatapnya dengan tajam. Tatapan itu... sudah cukup untuk membuatnya gemetar ketakutan.     

"Brukk!"     

Wanita itu sangat ketakutan sampai ia memutuskan untuk berlutut dan dengan suara yang sedikit bergetar dan tampang yang ketakutan, ia berkata, "Aku.. aku tau aku salah. Maafkan aku. Tolong jangan jangan patahkan tanganku..."     

Wanita itu menangis ketakutan. Ia berlutut di depan Mu Wan sambil meraung, "Kamu orang yang sangat berkuasa... tolong maafkan aku kali ini. Aku tidak akan berani lagi..."     

Melihat wanita itu berlutut dan memohon belas kasihan di depannya, Mu Wan bisa menyaksikan langsung kalau kesombongan dan sifat wanita yang mendominasi tadi sudah hilang sepenuhnya. Yang tersisa sekarang hanyalah ketakutan yang menguasai hatinya.     

"Tidak semua orang yang dilahirkan dengan sifat rendah hati bisa kau ganggu. Apa yang kau dan suamimu rasakan saat ini adalah kesalahanmu sendiri."     

Wanita itu semakin gemetaran, "Iya, aku tau itu... memang kesalahan kami. Aku tidak akan pernah mengganggu orang lain lagi. Jadi... bisakah kamu lepaskan aku kali ini?" Wanita itu mengangkat tangannya dan memohon, "Aku berjanji tidak akan pernah mengganggu orang lain lagi di masa yang akan datang. Sebenarnya... dulu aku juga sudah sering diganggu oleh orang lain, jadi aku memutuskan untuk menikahi pria dari keluarga kaya agar bisa... mengganggu orang lain juga... huhuhu..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.