Suami Dingin Tapi Kaya

Bertemu Wanita Aneh di Restoran



Bertemu Wanita Aneh di Restoran

0Ekspresi Gu Tingyuan sedikit acuh tak acuh saat berjalan menuju pintu depan mobil Spyker biru itu.     

Alasan mengapa ia tidak ingin Mu Wan melarikan diri, mungkin hanya 'hatinya' saja yang tahu.     

Pria itu menunduk, lalu memfokuskan tatapannya ke arah Mu Wan yang terlihat tenang layaknya danau di musim gugur itu, "Kamu masih berhutang padaku dan itu belum lunas seutuhnya."     

Seketika, saraf Mu Wan yang tadinya tegang langsung menjadi rileks.     

Yah, lagi-lagi ia berharap perasaannya akan terbalas.     

Gu Tingyuan menyadari perubahan raut wajah wanita itu, tapi pada akhirnya, ia memilih untuk mengabaikannya.     

Sepertinya hubungan cinta dan benci yang ada di antara mereka akan semakin rumit. Benar, salah, cinta, benci, baginya itu tidak penting lagi. Yang penting adalah dia tidak akan melepaskan wanita itu lagi, dia tidak ingin wanita itu melarikan diri lagi darinya dengan cara apapun dan untuk alasan apapun.     

Hanya ada keheningan yang memenuhi mobil Spyder biru itu.     

Setelah beberapa waktu, akhirnya Gu Tingyuan bersuara, "Apa kamu sudah makan?"     

Mu Wan menoleh untuk menatap pria yang sedang mengemudi itu. Ia menjadi merasa sedikit lapar karena pria itu membicarakannya.     

"Hm."     

Gu Tingyuan tidak menjawab lagi, tapi langsung memutar setir menuju sebuah restoran Prancis.     

Saat itu sudah pukul 13.00 siang dan saat mereka sampai di Yujing Manor, para koki pastinya sudah selesai bekerja, jadi mereka memutuskan untuk makan di luar saja.     

"Masuklah lebih dulu dan tunggu aku."     

Mu Wan turun dari mobil dan berhenti di depan pintu restoran. Ia menatap pria yang ada di kursi kemudi, lalu mengangguk ringan.     

Karena tempat parkir yang terbatas dan ini juga merupakan jam-jam untuk makan siang, jadi tempat parkir terdekat sudah penuh dengan mobil pribadi, jadi Gu Tingyuan hanya bisa memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang ada di seberang..     

Karena cuaca sangat dingin, ia tidak ingin wanita itu berjalan bersamanya di tengah cuaca yang sangat dingin itu.     

Mu Wan berbalik dan memasuki restoran kelas atas itu setelah melihat mobil pria itu perlahan menjauh.     

Dulu ia juga sering mengunjungi restoran kelas atas seperti ini, tapi setelah kepergian ayahnya dan karena keadaannya juga tidak memungkinkan, ia tidak datang lagi ke tempat seperti itu.     

"Selamat siang, untuk berapa orang? Apakah Anda sudah memesan?" Pelayan di restoran itu menyapanya dan bertanya dengan sopan sambil tersenyum.     

Mu Wan tersenyum lembut dan menjawab, "Untuk dua orang, kami belum memesan."     

"Silahkan lewat sini." Pelayan itu tersenyum dan menuntunnya menuju tempat pribadi di lantai dua.     

Setelah mereka sampai di tempat yang dekat dengan jendela, pelayan itu memberi air minum dan menyerahkan menu padanya.     

Mu Wan tidak tahu apa yang ingin dimakan oleh Gu Tingyuan, jadi ia memberi isyarat pada pelayan itu untuk kembali lagi nanti.     

Setelah menunggu sekitar lima menit dan Gu Tingyuan belum juga datang, akhirnya Mu Wan berdiri dan berencana untuk pergi ke depan pintu mencari pria itu.     

Baru saja ia berdiri, tapi karena pandangannya berada di titik buta, ia berbalik dan tidak secara sengaja menabrak seseorang.     

"Maaf, aku tidak sengaja." Mu Wan segera minta maaf.     

Wanita yang ditabraknya itu langsung membentak marah, "Kau tidak punya mata, ya?"     

Mu Wan tahu kalau itu bukan salahnya sendiri, tapi ia juga tidak ingin berdebat, jadi ia menjawab, "Maaf."     

Wanita itu melihat pakaian biasa yang Mu Wan kenakan dan ia berpikir bagaimana bisa Mu Wan datang ke restoran kelas atas seperti ini. Sekali lihat, ia langsung menyimpulkan kalau Mu Wan pasti seseorang yang memiliki sugar daddy!     

"Kamu baru saja menginjak sepatuku, cepat bersihkan." Wanita itu melingkarkan tangan di dada dan menatapnya dengan angkuh.     

Mu Wan menurunkan tatapannya dan melirik sepasang sepatu hak tinggi merek chanel di kaki wanita itu, tapi bahkan tidak ada jejak debu di sana.     

"Aku hanya tidak sengaja menabrakmu, tapi sama sekali tidak menginjak kakimu. Lagi pula, aku juga sudah minta maaf."     

"Apa maksudmu kau tidak akan membersihkannya?"     

Raut wajah Mu Wan tidak berubah. Sebenarnya ia juga sudah banyak menemui wanita tua yang keras kepala dan suka sekali menindas orang lemah seperti ini.     

Mu Wan berniat untuk mengabaikannya. Ia berbalik dan langsung pergi.     

Wanita tua yang melihatnya merasa dirinya seolah direndahkan oleh seorang gelandangan dan saat itu ia segera meraih tangan Mu Wan, "Hei, aku menyuruhmu untuk membersihkannya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.