Suami Dingin Tapi Kaya

Kau... Berani Sekali Kau!



Kau... Berani Sekali Kau!

0Jing Yihan tertegun melihat senyum di sudut bibir dan kelembutan yang terpancar dari mata Helian Zhen.     

Kebaikan pria itu harus dibayar, tapi ia sendiri... hanya orang miskin. Lalu dengan apa ia bisa membayar pria itu?     

Ia akan memikirkan masalah itu nanti saat ibunya sudah pulih, setidaknya ia sudah memikirkannya sekilas.     

Tidak lama kemudian, seseorang memasuki bangsal lagi.     

Mereka bertiga menoleh pada saat yang bersamaan dan mendapati raut wajah Gu Tingyuan yang dingin dan sedikit lebih tampan ini. Pria itu memancarkan aura dingin yang dibawa dari luar ke dalam bangsal, aura dinginnya itu bahkan seolah lebih dingin dari musim dingin saat ini.     

Mu Wan sedikit terkejut dan menatap kosong pria itu.     

Gu Tingyuan benar-benar datang...     

Setelah Gu Tingyuan masuk, tatapannya langsung tertuju pada Mu Wan, setelah itu dia melirik Jing Yihan yang sedang berbaring di ranjang dengan tatapan dingin. Ia tahu kalau operasi transplantasi itu sudah selesai dan Mu Wan tidak perlu tinggal lebih lama lagi di rumah sakit.     

"Pulang."     

Pria itu segera menarik Mu Wan seolah tidak melihat keberadaan Helian Zhen dan Jing Yihan di sana.     

Helian Zhen yang tercengang melihat cara pria itu yang seolah menganggapnya sebagai angin saja!!     

"Hei, apa kamu tidak melihatku yang sebesar ini?" Tentu saja ia tidak senang dengan perasaan 'diabaikan' itu, jadi ia berinisiatif untuk memberitahu keberadaannya!     

Mu Wan sempat melawan saat dirinya tiba-tiba ditarik dan langkah kaki Gu Tinyuan sontak berhenti karena perlawanannya itu. Pria itu berbalik dan menatap Helian Zhen.     

"Kamu sendiri yang mengatakan kalau dia lari lagi, maka kamu satu-satunya yang akan aku salahkan"     

Helian Zhen tercengang mendengarnya.     

Apa?     

Kenapa jadi dirinya yang disalahkan?     

Dalam sekejap, Helian Zhen langsung mengerutkan keningnya, "Gu Tingyuan, bukankah kamu ini terlalu tidak masuk akal? Mu Wan datang kemari karena——"     

"Bagus kalau kamu tahu." Gu Tingyuan langsung memotong perkataannya.     

"Apa!?"     

Bagus kalau dirinya tahu? Helian Zhen langsung terpaku.     

Jadi pria itu tahu kalau dirinya juga tidak masuk akal sekarang ini?     

Gu Tingyuan menaikkan alisnya dan tatapan matanya itu jelas terlihat sedang memberi peringatan, tapi di mata Helian Zhen, tatapan pria itu seolah berkata "Aku memang tidak masuk akal dan kamu malah menyusahkanku".     

Helian Zhen sangat marah sampai jari-jarinya gemetar, "Kau... berani sekali kau!"     

Gu Tingyuan berkata, "Itu memang benar, jadi kamu tidak perlu mengatakannya lagi."     

"Gu Tingyuan!" Teriak Helian Zhen...     

"Cepat, kita harus pulang."     

Gu Tingyuan memegang tangan Mu Wan dan ia tidak akan memberi kesempatan pada wanita itu untuk melawan lagi kali ini, jadi ia segera membungkuk dan menggendongnya!     

Helian Zhen dan Jing Yihan yang melihat pemandangan itu langsung melebarkan pupil mereka sempurna.     

Termasuk Mu Wan yang sedikit lengah itu. Ia melebarkan pupilnya menatap pria di hadapannya itu.     

"Apa yang... kamu lakukan?"     

Gu Tingyuan segera membawanya keluar dari bangsal tanpa mengubah raut wajahnya, "Helian berkata kalau kondisi tubuhmu belum baik-baik saja dan harus banyak istirahat, jadi kamu tidak boleh terlalu lelah."     

"Memangnya aku lelah karena apa? Aku bahkan tidak melakukan apa-apa..."     

"Berjalan juga akan membuatmu merasa lelah." Jawab pria itu.     

Mu Wan terdiam, "..."     

Di koridor yang sunyi itu, Gu Tingyuan membawa Mu Wan menuju lift dan itu menarik perhatian banyak orang di sepanjang jalan. Orang-orang itu melempar tatapan iri dan juga terkejut mereka dan itu semua membuat Mu Wan merasa sedikit malu.     

Ia bersembunyi di pelukan pria itu, lalu berkata dengan pelan, "Gu Tingyuan."     

"Hm?"     

"Bisakah kamu beritahu aku apa alasanmu tiba-tiba berubah seperti ini?"     

Langkah pria itu tiba-tiba terhenti.     

Sudah berapa lama mereka bersama dengan cara yang seperti ini?     

Setelah beberapa waktu, pria itu melangkah keluar dari pintu departemen rawat inap, "Aku tidak ingin membiarkanmu melarikan diri lagi."     

Mu Wan terpaku di di pelukannya dan hanya menatap rahang tegas pria itu.     

Sikapnya tiba-tiba berubah hanya karena tidak ingin membiarkan dirinya melarikan diri lagi?     

Melanjutkan topik pembicaraan mereka, Mu Wan bertanya lagi, "Lalu kenapa kamu... tidak ingin aku melarikan diri?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.