Suami Dingin Tapi Kaya

Memar yang Cukup Besar



Memar yang Cukup Besar

0Setelah mengatakannya, wanita itu langsung menangis dengan penuh penyesalan.     

Ia sudah mengorbankan beberapa cara agar bisa menikahi suaminya yang sekarang ini. Dulu, ia hanya seorang pekerja kantoran biasa dan sering diganggu oleh beberapa wanita yang cukup terkenal.     

Mu Wan langsung menautkan alisnya saat mendengar perkataan wanita itu.     

Jadi wanita itu hanya ingin merasakan bagaimana rasanya bisa mengganggu orang lain?     

Akhirnya, Mu Wah hanya merotasikan matanya pada wanita itu tanpa mengatakan apapun. Setelah itu, ia mengangkat tangannya untuk meraih lengan Gu Tingyuan.     

Mu Wan tidak mengatakan sepatah kata pun, tapi dari pandangannya itu, Gu Tingyuan sudah tahu apa maksudnya.     

"Pergi!"     

Mendengar hal itu, wanita aneh tadi bergegas membantu suaminya untuk berdiri, lalu mereka pergi dari sana.     

Gu Tingyuan berbalik dan menatap Mu Wan, "Kamu tidak apa-apa?"     

Mu Wan hanya menggelengkan kepalanya.     

Manajer restoran itu juga mengetahui dari seorang pelayan kalau istri Tuang Gu sedang diganggu oleh seseorang di sini. Ia merasa sangat bertanggung jawab dan karena itu, ia segera menghampiri mereka dan berkata dengan rendah hati, "Tuan Gu, maafkan saya. Ini semua karena kelalaian restoran kami. Sebagai permintaan maaf, kami sudah mempersiapkan ruangan khusus untuk Tuan Gu dan... istri terhormat Anda."     

Isrti terhormat?     

Mu Wan tercengang mendengarnya.     

Manajer restoran ini sungguh pandai berkata-kata.     

Gu Tingyuan menoleh ke arah Mu Wan dan tatapan pria itu jelas sedang meminta persetujuan darinya.     

Mu Wan sedikit menyerit. Ia masih bisa merasakan sakit di pinggangnya yang terbentur meja tadi.     

"Aku mau pulang saja." Ia mendongak dan menjawabnya dengan lembut.     

Gu Tingyuan mengangguk. Ia sudah mengira kalau istrinya terganggu dengan apa yang terjadi barusan dan tidak ingin makan di sini lagi.     

"Baiklah."     

Mereka berdua pergi meninggalkan restoran dan manajer restoran mengantar mereka sampai ke pintu depan. Ia takut kalau kejadian barusan akan mempengaruhi suasana di restoran mereka.     

Bagaimanapun, menyinggung Gu Tingyuan sama saja dengan menyinggung seluruh kota Yu.     

.     

Sesampainya di Yujing Manor, Mu Wan langsung masuk ke kamar utama tanpa diikuti oleh Gu Tingyuan.     

Setelah melepas mantelnya, Mu Wan berdiri di depan cermin lalu mengangkat ujung kemeja bawahnya. Ia berbalik dan mencoba untuk melihat luka karena benturan tadi melalui cermin.     

Dan benar saja, memarnya sangat besar.     

"Pantas saja rasanya sangat sakit..."     

Setelah menurunkan kemejanya, Mu Wan berbalik untuk mencari kotak obat. Ia ingin mengoleskan salep atau semacamnya.     

Ia baru ingat kalau sepertinya kotak obat ada di dalam lemari di lantai bawah.     

Dia turun dan akhirnya sampai di ruang makan. Begitu sampai di depan lemari obat, Mu Wan segera berjongkok untuk mencari kotak obat yang dia butuhkan.     

Tiba-tiba ia berhenti karena mendengar suara Gu Tingyuan dari arah dapur. Sepertinya pria itu sedang menghubungi seseorang...     

Tunggu, apa yang dilakukan pria itu di dapur saat ini?     

Karena penasaran, ia berjalan menuju pintu dapur.     

Lada, anggur masak, saus tomat... dan bumbu lainnya sudah disiapkan, lalu Gu Tingyuan bertanya pada orang yang ada di seberang, "Lalu apa lagi?"     

Koki yang ada di seberang menjawab, "Ambil daging steak dan letakkan di talenan. Oleskan bumbu marinasi di kedua sisinya dan taburkan sedikit merica..."     

Meskipun ini pertama kalinya bagi Gu Tingyuan, tapi ia masih mau melakukannya sesuai dengan arahan koki itu.     

Mu Wan berdiri di depan pintu dapur dan dari posisinya itu, ia hanya bisa melihat punggung Gu Tingyuan yang berdiri di depan meja dapur.     

Ini pertama kalinya ia melihat Gu Tingyuan mengenakan pakaian rumah dan juga celemek. Untuk sesaat, ia sangat terkejut melihatnya.     

Apa pria itu... sedang memasak?     

Setelah menyaksikannya sebentar, Mu Wan tidak berniat untuk mengintip 'punggung' pria itu lagi. Ia segera berbalik untuk mengambil kotak obat yang dia butuhkan.     

Tidak lama setelah itu, aroma steak mulai menyebar dari arah dapur. Dua buah daging steak yang baru saja digoreng sudah disajikan dengan saus tomat dan brokoli di atasnya.     

Pria itu meletakkan kedua daging steak di atas meja dan setelah mempersiapkan peralatan makan, Gu Tingyuan segera naik ke kamar utama di lantai dua.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.