Suami Dingin Tapi Kaya

Tunggu Aku



Tunggu Aku

0Jalan pintas?     

Hanya ada satu jalan dari kota menuju Yujing Manor, bagaimana bisa ia mengatakan ada jalan pintas?     

Mu Wan sudah sering keluar masuk dari sana dan tentunya ia tahu bahwa hanya ada satu jalan menuju pegunungan, tapi ia sengaja mengatakan bahwa supir taksi itu mengambil jalan pintas?     

Apa wanita itu sedang memberi kode padanya?     

Sebenarnya tubuh Mu Wan sudah mulai gemetar saat ini dan saat ia melihat ke luar dari jendela mobil, ia menjadi semakin merasa terkurung...     

"Tunggu aku."     

Mendengar kata 'tunggu aku' itu membuat Mu Wan yang tadinya gemetaran jadi merasa lebih nyaman.     

Apa Gu Tingyuan mengatakan itu karena sudah tahu bahwa dirinya dalam bahaya?     

Tapi ia tidak bertanya apa-apa, jadi bagaimana bisa pria itu tahu dimana keberadaanya sekarang?     

Saat ia akan menjawab, Gu Tingyuan berkata lagi, "Jangan matikan ponselmu, aku akan bergegas kesana."     

Lagi-lagi Mu Wan terkejut, tapi ia tidak berani menjawab perkataannya di depan supir taksi itu.     

Ia berkata akan bergegas datang kemari, tapi bagaimana ia bisa tahu lokasinya saat ini?     

"Baiklah. Kalau begitu kamu memasak dulu, kita akan makan malam bersama."     

Ia masih pura-pura tenang, tapi itu malah membuat hati Gu Tingyuan semakin sakit.     

Jika bukan karena sangat takut, ia tidak mungkin bertindak seperti itu.     

Sambil menggenggam ponselnya dengan erat, Gu Tingyuan langsung memutar setir dan bergegas ke lokasi Mu Wan sesuai yang tertera di ponselnya.     

Mu Wan tidak menutup panggilan mereka. Namun untuk mencegah supir taksi itu menyadari ketakutannya, ia sengaja memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil. Rambutnya secara tidak langsung menutupi separuh wajahnya dan itu bisa menyembunyikan ketakutannya.     

Ia selalu memperhatikan layar ponselnya dan panggilan mereka masih tersambung.     

Seolah takut Gu Tingyuan tidak akan menemukan lokasinya, ia sengaja bertanya, "Pak supir, kita dimana sekarang?"     

Supir itu melirik dari kaca spion dan berkata, "Kita akan segera tiba."     

"Baiklah."     

Tentunya Gu Tingyuan bisa mendengar dengan jelas percakapan diantara mereka berdua. Ia langsung menginjak pedal gas di bawah kakinya mencapai 200 km/jam!     

Taksi itu mulai melaju di jalan hutan belantara dan itu membuat Mu Wan yang masih memegang ponselnya dengan erat itu semakin gelisah.     

"Pak supir, kenapa kita belum sampai? Dan juga... kenapa aku merasa mobil ini semakin lama semakin menuju tempat yang tidak berpenghuni?"     

Kali ini supir taksi itu tidak menjawab dan malah menginjak pedal gasnya!     

Mu Wan sangat terkejut!     

Pada saat seperti ini, ia tahu bahwa tidak akan mudah meminta bantuan dan kemana ia akan dibawa, hanya supir taksi itu yang tahu!     

"Apa yang kamu lakukan!?" Ia bertanya sambil mencoba membuka pintu belakang dengan keadaan panik, tapi pintu itu malah terkunci!     

Supir taksi itu tetap diam dan mobil itu akhirnya tiba di dermaga yang sepertinya sudah lama ditinggalkan.     

Tempat ini sangat sepi dan berantakan dengan rumput liar dimana-mana. Samar-samar ia dapat melihat ada speedboat yang berlabuh di sana, seperti sedang menunggu sesuatu.     

Mobil itu berhenti dan supir taksi itu langsung menarik paksa Mu Wan yang duduk di kursi belakang.     

Mu Wan semakin panik, "Apa yang sebenarnya kamu lakukan!? Lepaskan aku!!"     

Suaranya sudah serak karena ia sudah dipenuhi rasa takut.     

Untuk membuatnya patuh, supir taksi itu langsung menampar Mu Wan, "Plakk!"     

Lalu supir itu berkata dengan marah, "Jika tidak ingin terluka, maka patuhlah. Atau kamu akan lihat sendiri konsekuensinya!"     

Mu Wan merasa semakin kesal, "Kamu melakukan kejahatan seperti ini, tapi malah ingin aku mematuhimu!? Jangan mimpi!"     

Saat mengatakannya, pria itu tidak memperhatikan dan Mu Wan langsung mengangkat kakinya dan menendang selangkangan pria itu dengan keras!     

"Ahkk!"     

Rasa sakit yang tiba-tiba itu membuat wajah pria itu jadi pucat, kedua tangannya menutupi area privasinya dan raut wajahnya terlihat sangat kesakitan!     

Mu Wan menggunakan kesempatan itu untuk berbalik dan lari dari sana. Ia berlari dengan kencang menuju jalan yang tadi mereka lewati!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.