Another Part Of Me?

Part 2.9



Part 2.9

Hanna membuka lembar demi lembar note milik Davine yang didapatnya dari pihak rumah sakit. Awalnya ia hanya berniat menanyakan tentang kapan Davine meninggalkan rumah sakit tersebut, ia ingin mencocokkan waktu di mana Davine keluar dengan saat Ryean kemungkinan terbunuh.     

Pihak rumah sakit memberikan informasi jika saat itu Davine diketahui keluar dari rumah sakit tepat di hari kejadian di mana Ryean menguntit Bella, itu terjadi sekitar lima hari yang lalu. Hanna berpikir, jika Davine mungkin pelakunya, apakah ia melakukan aksinya hari itu juga setelah ia baru saja keluar dari rumah sakit? Sedangkan metode pembunuhan yang dilakukan pada Ryean tentu memakan waktu dua sampai tiga hari hingga Ryean benar-benar tewas akibat dehidrasi yang dialaminya.     

Namun tidak juga menutup kemungkinan Davine melakukan aksinya dengan kondisi tubuhnya yang masih belum pulih sepenuhnya, dengan catatan Davine bisa membuat Ryean yang menjadi targetnya jatuh pingsan dalam sekali pukulan tanpa adanya perlawanan. Dan kenyataannya hasil forensik membenarkan jika Ryean kemungkinan pingsan oleh sebuah trauma pukulan pada bagian lehernya, sebelum akhirnya ia diperlakukan dengan sangat keji hingga menyebabkan ia terbunuh dengan metode gila itu.     

Hanna merasa kesal karena sampai saat ini ia hanya bisa menduga-duga saja, ia membutuhkan sebuah bukti, apa pun itu, yang dapat menjadi titik terang penyidikan yang telah ia lakukan sampai saat ini. Kenyataannya sang pelaku sangat hati-hati dalam melakukan setiap aksinya, bahkan bisa dikatakan sangat sempurna. Karena semua dugaannya sampai saat ini akan tetap percuma tanpa adanya bukti yang valid.     

Seperti yang pernah Siska ceritakan, semenjak kematian Annie, Davine mulai berubah setelah kematian Annie, hal ini menjelaskan jika selama ini Davine terus berusaha mencari tahu tentang siapa pelaku pembunuhan berantai tersebut. Itulah sebabnya Davine mulai tidak punya waktu untuk Siska, itu tampak jelas dari catatan di notenya. Bahkan Hanna cukup terkejut bagaimana bisa Davine yang notabenenya hanyalah warga sipil, dapat mempunyai informasi yang hampir bisa dibilang sangat akurat seperti yang tertulis di note miliknya. Walau tak semua korban ia ketahui informasinya dengan sempurna, namun ia memiliki beberapa informasi penting seperti, daftar orang-orang terdekat dari sejumlah korban pembunuhan, riwayat pekerjaan korban, alamat dan berbagai hal lainya yang bisa dijadikannya sebagai informasi untuk mengungkap kasus pembunuhan tersebut. Tentu hal ini sangat menarik, mengingat harga yang harus dibayar Hanna guna mendapat note tersebut, ia mau tidak mau harus meninggalkan data dirinya pada pihak rumah sakit, itu bisa terbilang sangat ceroboh juga.     

Dalam notenya, Davine bahkan mencatat kasus kecelakaan yang terjadi tepat pada malam perayaan tahun baru, di sana ia menyatakan kecurigaannya jika hal itu mungkin saja adalah sebuah sabotase dari pihak tertentu yang memang menginginkan terjadinya hal tersebut. Davine menyatakan jika keesokan harinya setelah malam tahun baru, ia menyadari ada sesuatu yang janggal, jalan-jalan di kota itu dipenuhi dengan botol-botol minuman keras dengan merek cukup terkenal, dan harga minuman tersebut sudah pasti sangatlah tinggi, bagaimana bisa para pemuda-pemuda yang merayakan malam tahun baru itu mendapatkan minuman berkelas tersebut, apa pekerjaan mereka? Sebanyak apa uang yang mereka punya? Tulis Davine pada notenya.     

Davine juga menuliskan situasi yang terjadi pada malam tersebut, para remaja di beberapa lokasi mabuk tak terkontrol hingga menimbulkan keributan dan perkelahian di beberapa titik kota yang berbeda. Hingga puncaknya terjadi sebuah kecelakaan yang menimpa para pengendara mobil yang saat itu diketahui menyetir dalam keadaan mabuk berat, tiga orang meninggal dunia dalam kejadian tersebut sedangkan tujuh lainnya mengalami luka-luka. Davine mengutip hal itu dari surat kabar yang dibacanya. Yang menjadi perhatian Hanna adalah, pernyataan Davine yang menaruh curiga jika di malam tersebut ada beberapa oknum yang sengaja menjual miras tersebut dengan harga miring, dengan kata lain penjualan miras secara ilegal. Lalu siapa yang bisa menyelundupkan miras tersebut ke dalam kota di tengah ketatnya penjagaan yang dilakukan di kota tersebut, kendati saat itu jam malam baru saja beberapa waktu diperlakukan.     

Tidak mudah menyelundupkan barang tersebut, apalagi menjualnya secara ilegal, mengingat banyak sekali pos-pos dadakan yang didirikan oleh pihak Kepolisian setempat guna menambah keamanan kota tersebut.     

Apakah ada seseorang yang sangat berpengaruh dalam aksi penyelundupan tersebut? Apakah ada beberapa oknum dari pihak terkait penjaga perbatasan kota yang menerima suap.     

Lalu untuk apa semua itu dilakukan. Hal itu seakan-akan memang bertujuan untuk membuat situasi kota menjadi semakin tidak kondusif, dan yang paling penting, siapa yang akan dirugikan oleh situasi yang terjadi saat ini? Pertanyaan itu tertulis dan dibiarkan mengambang begitu saja oleh Davine.     

Hanna yang membaca hal itu cukup terkejut, "Apa Davine punya pemikiran yang sama dengan dirinya akan hal ini?" gumam Hanna membatin.     

Rangkaian pembunuhan ini, situasi kota yang ter dampak, dan, "Aggrrhh." Hanna mengacak rambutnya kasar, "Siapa dalang di balik semua kekacauan ini," makinya kesal.     

Di satu sisi Hanna mencurigai Davine, namun semua catatan milik Davine, semua informasi yang dimilikinya, terlebih intuisinya yang sangat tajam. Apa benar Davine adalah seorang pembunuh? Atau ini semua hanya jebakan yang dipasang Davine sebagai alibi untuknya saja. Untuk ke sekian kalinya Hanna mengacak rambutnya, ia benar-benar dilema, karena tidak mungkin jika Davine memang benar adalah seorang pembunuh yang jenius tersebut, yang kenyataannya sampai saat ini tidak menyisakan bukti apa pun dalam setiap aksinya, dengan ceroboh meninggalkan barang sepenting ini di rumah sakit. Dan tentu saja siapa pun yang membaca note miliknya tersebut akan berpikiran jika Davine bukanlah pembunuh berantai tersebut, melainkan sebaliknya, Davine adalah seseorang yang berusaha keras untuk mengungkap kasus pembunuhan berantai ini dengan sangat serius.     

Lalu apakah itu maksud dan tujuan Davine melakukan hal tersebut. Mungkin pemikiran Hanna sangat jauh, namun begitulah selama ini ia berpikir dalam setiap kasus yang ditanganinya. Ia selalu memikirkan apa pun kemungkinan yang bisa dijadikan petunjuk, serta apa pun kemungkinan yang bisa dijadikan alibi untuk mematahkan dugaannya sendiri.     

Hanna terus melanjutkan membaca lembar demi lembar kertas tersebut, sampai akhirnya ia terhenti pada sebuah catatan yang menurutnya sangat aneh. Dalam catatan itu Davine terlihat menuliskan sebuah pertanyaan, dan anehnya pertanyaan itu seolah dijawab oleh seseorang. Dalam catatan itu Davine seolah berkomunikasi secara dua pihak, seolah Davine mengajukan pertanyaan sebagai pihak pertama dan ada seorang lagi yang menjawab pertanyaan itu sebagai pihak kedua. Hanna menyimpulkan hal tersebut karena kedua tulisan tangan itu jelas sekali berbeda, seolah ditulis oleh orang yang berbeda pula.     

"(23 Desember 11.25 p.m.) Entah mengapa aku merasa ada seseorang yang selalu mengikutiku, benarkah itu?" bisa dipastikan jika itu adalah tulisan milik Davine sendiri, karena tulisan tangan itu sama persis seperti tulisan-tulisan dalam lembar-lembar note itu sebelumnya.     

"(24 Desember. 01.00 a.m.) Itu bukan perasaanmu saja, aku bahkan telah menyadarinya sedari dulu!" jawab sebuah tulisan dengan gaya yang sangat berbeda dari tulisan Davine sebelumnya.     

"(24 Desember. 11.10 p.m.) Apa maksudmu, dan siapa kau?" tulis Davine.     

"(25 Desember. 02.05 a.m.) Kau lucu sekali Davine, mengapa kau selalu mengabaikan keberadaanku!" jawab tulisan asing itu.     

"(25 Desember. 11.07 p.m.) Apa selama ini kau yang menerorku?" tulis Davine.     

"(26 Desember. 01.13 a.m.) Entahlah ...." jawab tulisan asing itu lagi.     

"(26 Desember. 10.55 p.m.) Apa kau pembunuh berantai yang selama ini meneror kota ini?" tulis Davine.     

"(27 Desember. 01.40 a.m.) Ha ha ha ha ...." jawab tulisan asing itu.     

"(27 Desember. 11.06 p.m.) Hay jangan MEMPERMAINKANKU!" tulis Davine, menegaskan kemarahannya.     

"(28 Desember. 02.30 a.m.) Maybe?" jawabnya lagi.     

"(28 Desember. 11.22 p.m.) Siapa kau sebenarnya?" tulis Davine.     

"(29 Desember. 01.53 a.m.) Aku? ... Another Part Of You?" jawab tulisan asing itu.     

Catatan itu berakhir di tanggal 29 Desember, tepat di mana kejadian penikaman yang dilakukan oleh Pak Drian pada Davine malam itu.     

Hanna menutup note itu, ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dibacanya saat itu, "Apa-apaan ini?" ia menggenggam kepalanya cukup erat. Hanna benar-benar tercengang dengan apa yang ada di dalam note tersebut. Jelas itu terlihat sebagai komunikasi dua arah, pikirnya. Namun yang menjadi fokus Hanna adalah, apa maksud dari jawaban tulisan asing pada akhir note tersebut. Apa maksud dari Another Part Of You? Yang dituliskan dalam note tersebut.     

Hanna seketika teringat dengan temuan obat yang diambilnya dari kamar Davine saat penggeledahan yang dilakukannya bersama Sersan Hendrik beberapa waktu yang lalu. Kini ia telah ingat obat jenis apa itu, itu adalah sejenis antidepresan yang umumnya dikonsumsi para penderitaan gangguan mental seperti, skizofrenia, psikotik, OCD (gangguan obsesif konflusif), PTSD (gangguan stres pasca trauma), DID (gangguan identitas disosiatif), bipolar, dan masih banyak yang lain.     

Hanna menggenggam obat tersebut, kini ada kembali muncul dua kemungkinan. Yang pertama, Davine mungkin penderita salah satu gangguan mental tersebut, untuk saat ini dugaan kuat Hanna, Davine adalah penderita DID atau umumnya disebut dengan kepribadian ganda. Itulah mengapa dalam notenya Davine seolah sedang berkomunikasi secara dua arah, temuan obat antidepresan juga menguatkan dugaan tersebut. Penyandang DID biasanya juga mengalami halusinasi ringan, itulah mengapa penderitanya juga dianjurkan untuk mengonsumsi obat tersebut. Dalam dunia medis biasanya hal itu disebut sebagai alter dan host. Host adalah kepribadian utama dalam diri penderita DID, sedangkan alter adalah kepribadian yang lainya, yang sewaktu-waktu dapat mengambil alih kendali akan kesadaran host tersebut.     

Dalam beberapa kasus didapati biasanya kepribadian sang alter akan sangat bertolak belakang dengan kepribadian hostnya, dan lagi hal-hal seperti kebiasaan mereka juga biasanya sangat berbeda. Dalam beberapa kasus juga didapati perbedaan dalam kegiatan fisik mereka seperti, sang host yang biasanya sehari-hari beraktivitas cenderung dengan tangan kanan, maka sang alternya bisa saja lebih cenderung menggunakan tangan kiri atau kidal, dan untuk tulisan tangan tidak menutup kemungkinan juga akan sangat berbeda satu sama lain, bisa saja hal itu juga yang saat ini terjadi pada Davine, itulah mengapa tulisan tangan dalam note tersebut terlihat seperti tulisan dari dua orang yang berbeda.     

Menurut Hanna itulah kemungkinan terbesar yang mungkin saja dialami oleh Davine saat ini. Sedang kemungkinan jika itu adalah ulah dari orang kedua atau pihak lainya, maka kemungkinan itu sangatlah kecil, walau itu juga cukup masuk akal untuk terjadi. Jika kemungkinan kedua adalah yang benar, maka tentu saja ada seseorang yang memiliki akses keluar masuk dengan bebas menuju kamar Davine, karena kemungkinan besar note itu ditulis oleh Davine sesaat sebelum ia tidur, keterangan waktu dalam note tersebutlah yang menyatakan hal itu. Lalu jika itu adalah orang lain, lantas siapa, dan untuk apa? Lalu apa maksud dari orang itu menuliskan tentang Another Part Of You? Dalam note tersebut. Akan lebih masuk akal jika hal itu ditulis oleh sang alter milik Davine.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.