Another Part Of Me?

Part 3.16



Part 3.16

0Menurut Lissa saat itu Davine tidak memerlukan sebuah jahitan pada luka yang dideritanya, luka itu memang cukup dalam, namun sistem tubuhnya telah mengatasi hal itu dengan sangat baik.     

Pada dasarnya ketika seseorang mengalami luka terbuka, maka pembuluh darah akan segera menyempit untuk menjalankan proses pembekuan yang bertujuan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi pada tubuh, hal ini juga bertujuan untuk mengurangi risiko kehilangan darah dalam jumlah besar. Ketika pembekuan darah berlangsung, maka trombosit akan bertugas untuk menyumbat pembuluh darah yang rusak, di saat yang sama pula maka fibrin yang berbentuk benang-benang halus akan segera memperkuat sumbatan sehingga darah bisa menggumpal. Tentu waktu yang dibutuhkan dalam proses tersebut juga bergantung dengan seperti apa luka terbuka yang diterima.     

Davine yang mendengar penjelasan itu hanya mengangguk pelan, sekali lagi hal itu semakin membuat dirinya kian bertanya-tanya mengapa wanita itu tampak sangat mengerti akan perihal yang berbau kedokteran seperti itu, belum lagi temuan catatan pada buku milik Lissa yang ia temukan beberapa waktu yang lalu, hal itu semakin menguatkan jika Lissa adalah seseorang yang berkecimpung dalam bidang tersebut.     

"Bolehkah aku bertanya sesuatu!" sela Davine.     

"Mungkin ini bukan urusanku, tapi rasanya kau sangat ahli dalam hal ini," tukas Davine.     

"Dan kau bahkan memiliki peralatan dan obat-obatan yang cukup lengkap," tambahnya lagi.     

"Apa dulunya kau adalah seorang perawat, dokter, atau semacamnya?" tanya Davine.     

Lissa hanya menghembuskan nafasnya panjang, ia terlihat enggan untuk menjawab pertanyaan itu.     

"Wajar saja kan jika aku punya beberapa perlengkapan dan obat-obatan ini, tinggal di tengah hutan seperti ini tentu sangatlah berisiko, kau tak tahu kapan hewan-hewan buas itu akan menyerangmu!" jelas Lissa.     

Entah mengapa wanita itu selalu saja dapat menjawab pertanyaan demi pertanyaan Davine dengan sangat baik, walau nyatanya ia tidak pernah benar-benar menjawab inti dari pertanyaan yang Davine lontarkan.     

"Lalu apa kau berhasil menemuinya?" kali ini giliran Lissa yang bertanya.     

"Maksudku, mantan kekasihmu itu!" tambahnya lagi.     

Davine segera mengangguk, untuk kali pertama Lissa dapat melihat sebuah senyuman yang benar-benar tulus dari lelaki itu.     

"Ya, aku berhasil menemuinya!" jawab Davine masih dengan senyum yang mengembang di wajahnya.     

"Baguslah, walau kau harus membayar mahal untuk hal itu," sambung Lissa, ia mengisyaratkan pada luka yang Davine terima.     

"Seperti dugaanku, tampaknya pihak kepolisian masih terus mencari keberadaanku saat ini. Untungnya aku masih dapat meloloskan diri dari mereka, walau akhirnya aku harus sedikit mengambil keputusan yang di luar dari yang telah aku rencanakan sebelumnya!" jelas Davine.     

"Dan kau tahu, alhasil, aku harus secara mau tidak mau berhadapan dengan sekumpulan hewan buas malam itu, namun setidaknya itu jauh lebih baik daripada aku harus berurusan dengan pihak Kepolisian lagi," tambah Davine.     

"Lalu bagaimana dengan wanita itu, apa kau telah menceritakan situasi yang kau hadapi saat ini?" tanya Lissa lagi.     

"Tidak semua, namun entah mengapa rasanya wanita itu ...." Davine terhenti pada kalimat itu.     

Jika mengingat yang diucapkan Siska malam itu, tentu membuat Davine kembali berpikir entah mengapa seolah wanita itu tengah mengetahui situasi yang ia hadapi saat ini, walau jelas pada malam itu Davine hanya menceritakan sedikit tentang kecurigaannya jika sebenarnya ia mungkin saja memiliki sebuah kepribadian ganda, dan fakta bahwa Siska juga telah menyadari hal itu bahkan jauh sebelum Davine mengutarakannya juga cukup membuat Davine terkejut.     

Lantas apa yang membuat Siska seolah telah mengetahui jika saat ini ia sedang dikejar-kejar oleh pihak kepolisian? Apa karena wanita itu tinggal serumah dengan Hanna, namun jika dipikirkan lagi rasanya sangat ceroboh untuk membocorkan sesuatu yang sifatnya sangat rahasia seperti itu, bahkan jika itu pada kerabat atau orang terdekatnya sendiri, jika ia adalah seorang profesional hal itu tentu tak mungkin Hanna lakukan.     

Sebenarnya Davine cukup merasa penasaran dengan siapa Hanna sebenarnya, mengapa lelaki itu terlihat tinggal serumah dengan mantan kekasihnya itu, apa hubungan mereka? Pikir, Davine.     

Lalu jika dipikirkan lagi, bisa saja Hanna juga telah mengetahui bahwasanya Davine yang saat ini tengah menjadi target operasinya itu adalah mantan kekasih dari wanita yang tinggal serumah dengannya, hal itu juga akan menjadi masalah tersendiri. Davine, lelaki itu benar-benar tidak mau jika Siska sampai terlibat dalam situasi yang sedang ia hadapi saat itu.     

"Hey ...!" Lissa mengerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri tepat di depan wajah Davine yang saat itu tampak sedang melamun di tengah pembicaraan mereka.     

"Davine, apa kau mendengarkanku?" butuh sedikit waktu bagi Lissa untuk menyadarkan Davine dari lamunannya saat itu.     

"Ah, maafkan aku!" jawab Davine yang akhirnya tersadar berkat sedikit usaha dari Lissa itu.     

"Sampai di mana pembicaraan kita sebelumnya?" kini Davine malah balik bertanya.     

Melihat hal itu Lissa hanya tersenyum saja. Terlihat jelas di matanya jika Davine mempunyai banyak hal yang harus ia pikirkan.     

"Tidak, lupakan saja, aku rasa kau harus beristirahat sekarang," tukas Lissa.     

"Aku telah memasak sedikit makanan, kau harus segera makan untuk kembali mengisi tenagamu!" tambahnya.     

Lissa pun segera membereskan peralatan dan obat-obatan miliknya itu, dan segera bergegas meninggalkan Davine, ia akan segera menyiapkan makanan untuk disantap oleh lelaki itu.     

Sebelum Lissa pergi, Davine segera menghentikan wanita itu, ia merogoh saku celana jeans yang sedang ia kenakan, mengeluarkan beberapa pematik api yang sebelumnya ia beli saat berkunjung ke minimarket di kota semalam.     

"Hey, ini buatmu!" ujar Davine.     

Lissa mengerutkan keningnya, ia tidak mengerti mengapa Davine memberikan hal seperti itu padanya.     

"Aku sering melihatmu terlihat kesusahan saat menyalakan api untuk memasak, kau juga sering lupa menaruh satu-satunya pematik api yang kau miliki, jadi aku membelikannya banyak untukmu!" jelas Davine.     

Lissa segera tertawa mendengar penjelasan itu, ia hanya sedikit tidak mengerti dengan jalan pikiran Davine. Bagaimana bisa ia masih mengingat hal seperti itu, padahal untuk memasuki kota saja sudah merupakan risiko tersendiri baginya.     

"Astaga jadi kau hanya membelikan benda seperti ini padaku, tak bisakah kau memberikanku sesuatu yang lebih bernilai!" tukas Lissa, ia masih mencoba menahan tawanya kala itu.     

"Hey kau tahu, saat ini aku tidak begitu memiliki banyak uang yang tersisa di dompetku, aku tidak bisa melakukan penarikan uang dari rekening milikku karena hal itu pasti akan sangat berbahaya," jelas Davine.     

"Jadi aku berinisiatif untuk membelikanmu benda ini dengan jumlah yang banyak!" tambahnya lagi.     

Seketika itu tawa mereka segera pecah di pondok itu. Lissa bahkan sampai memegang perutnya yang sedikit sakit karena hal itu.     

"Kau benar, aku benar-benar membutuhkan benda ini!" sambut Lissa, air matanya bahkan sedikit mengalir karena tawanya yang begitu terbahak-bahak.     

******     

Siska masih merenung di kamarnya, tidak banyak yang ia lakukan semenjak pertemuannya dengan Davine semalam. Ia hanya terus memikirkan lelaki itu. Melihat ekspresi Hanna yang saat itu tidak cukup antusias saat lelaki itu baru saja pulang hingga cukup larut, Siska tahu jika saat itu mereka pasti gagal dan tidak dapat menemukan keberadaan Davine. Itu pun jika dugaannya memang benar, jika malam itu Hanna dan pihak Kepolisian yang berpatroli itu sedang mencari keberadaan mantan kekasihnya itu.     

Rasanya belum cukup lama setelah kasus pembunuhan yang terakhir kali terjadi di kotanya itu. Kini yang tengah menjadi topik dan perbincangan hangat di kalangan pengguna media sosial adalah sebuah organisasi masa yang dengan suka rela terjun secara langsung guna membantu dan meringankan beban bagi beberapa warga kota yang saat ini kondisi ekonominya memang sedang sangat tidak stabil karena diberlakukannya jam malam di kota itu.     

Kini organisasi masa itu terus mendapatkan sanjungan dan apresiasi penuh dari hampir seluruh warga kota, mereka bagaikan pahlawan yang datang di saat yang sangat tepat, mengingat kondisi kota yang sampai saat ini masih bisa dikatakan sangat tidak stabil, terutama bagi mereka yang memang mencari nafkah di sektor-sektor yang mengharuskan mereka beroperasi di jam-jam malam tersebut.     

Keterbatasan ruang gerak bagi para warga tentu sangat berdampak pada ekonomi mereka pula, hal inilah yang selalu menjadi keluhan bagi para warga kota saat ini. Bagaimana tidak, begitu banyak sektor ekonomi yang mau tidak mau saat ini harus menghentikan aktivitasnya karena terkendala oleh jam malam tersebut.     

Siska adalah termasuk salah satu dari pengguna media sosial yang sampai saat ini terus mengikuti perkembangan dari topik yang saat ini sedang hangat-hangatnya di internet itu. Menurut Siska hal itu sangatlah wajar, mengingat tidak adanya progres yang begitu berarti yang dilakukan oleh Pemerintah kota guna menyikapi dampak yang telah diberikan.     

Tentu saja bagi Siska hal ini juga cukup memprihatinkan, ia bahkan tak pernah membayangkan bagaimana bisa sebuah kasus pembunuhan berantai bisa memberikan dampak yang begitu besar itu bagi para warga kota. Tak hanya dalam sektor ekonomi saja, namun hal itu juga berdampak bagi Pemerintah dan pihak Kepolisian setempat yang kini dianggap tidak dapat menjalankan tugas mereka dengan baik.     

Tak ayal beberapa netizen yang tergabung dalam setiap forum yang dengan khusus membahas perihal situasi kota saat ini turut mengemukakan opini-opini mereka. Menurut mereka Pemerintah kota saat ini terkesan sangatlah keras kepala. Bagaimana tidak, sampai saat ini mereka masih belum memberikan persetujuan akan proposal penambahan personil secara sukarela, guna peningkatan sektor keamanan kota yang tengah diajukan oleh pihak organisasi masa yang saat ini ingin membantu Pemerintah kota dan pihak Kepolisian setempat dalam menyikapi kasus pembunuhan berantai yang telah terjadi sampai saat itu.     

Memang sampai saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak Pemerintah kota menyangkut persetujuan proposal itu, mereka seolah-olah tak mengindahkan hal tersebut. Tentu hal ini juga menjadi pertanyaan besar di kalangan netizen, mengapa pemerintah kota seakan acuh tak acuh akan hal tersebut, apakah karena pihak Pemerintah takut jika nantinya organisasi masa itu akan semakin mendapat apresiasi dan simpati publik yang lebih besar lagi, karena nyatanya memang tidak dapat dipungkiri jika mereka sedang menjadi sorotan saat ini.     

"Aku rasa pihak Pemerintah sedang ketar ketir saat ini, mengingat masa jabatan wali kota yang akan segera berakhir dalam beberapa waktu mendatang!" tulis sebuah komentar pada salah satu forum yang beredar di internet kala itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.