Another Part Of Me?

Part 3.22



Part 3.22

0Di dalam kamar hotel. Andre berjalan ke sana kemari, ia tidak tahu apa yang harus ia perbuat saat itu. Lelaki itu sangat panik, keringatnya bahkan bercucuran hampir menyeluruh pada setiap bagian pada tubuhnya.     

Lelaki itu mengacak-acak rambutnya, ia terus mengutuk apa yang sudah terjadi. Ia bahkan tidak begitu merasa bersalah akan kematian gadis-gadis itu, yang menjadi pikirannya saat itu hanyalah, bagaimana cara melenyapkan bukti mayat pembunuhan yang telah ia lakukan itu, dan bagaimana cara agar ia dapat menyelamatkan kariernya, itu saja. jelas terlihat jika ia bukan manusia yang berhati nurani.     

Andre masih berpikir keras tentang apa yang harus ia lakukan untuk melenyapkan mayat dan bukti pembunuhan yang telah ia lakukan. Ia berusaha berpikir dengan tenang. Namun sialnya hanya jalan buntu yang ia temui. Keadaannya, juga psikisnya memang tengah kacau saat itu, membuatnya tak dapat berpikir dengan baik.     

Ia bisa saja segera membawa kedua mayat gadis itu keluar dari hotel dan membuangnya di suatu tempat, pikirnya. Namun yang menjadi masalah adalah jam malam yang sedang di berlakukan saat ini. Hal itu adalah kendala utama bagi Andre. Tentu ia tidak dapat berkeliaran dengan bebas karena jam malam yang sedang diberlakukan itu, akan sangat berbahaya jika ia memutuskan untuk segera membawa dua mayat itu keluar dari hotel tersebut saat itu juga dengan mobilnya. Ia bisa saja tertangkap oleh para petugas yang menjaga pos-pos terdekat. Terlebih lagi kini pihak pemerintah telah meningkatkan keamanan mereka dan menambah beberapa pos-pos jaga di beberapa titik kota itu, pikirnya lagi.     

Jika menghitung waktu kematian setidaknya ia masih punya sekitar 1 sampai 2 jam lagi sebelum kedua gadis yang sudah tak bernyawa itu akan mengalami kaku mayat.     

Rigor mortis atau yang biasa juga di sebut sebagai kaku mayat terjadi karena hilangnya andenosina trifosfat dari otot-otot pada tubuh manusia. Andenosina trifosfat sendiri bertugas untuk memisahkan ikatan aktin dan myosin pada otot sehingga otot dapat berelaksasi, dan hanya akan beregenerasi saat proses metabolisme terjadi. Apabila seorang mengalami kematian maka proses metabolisme itu sendiri akan terhenti, yang membuat suplai andenosina trifosfat ini tak lagi terbentuk, sehingga menyebabkan tubuh secara perlahan menjadi kaku karena menipisnya jumlah andenosina trifosfat pada otot.     

Andre dapat sedikit mengetahui tentang hal itu karena ia memang telah kerap mengikuti setiap hasil investigasi pada kasus-kasus pembunuhan yang sekiranya cukup menarik buatnya. Hal ini juga yang mendorongnya untuk sedikit mempelajari tentang dampak apa saja yang akan terjadi setelah terjadinya kematian pada seseorang, dan nyatanya hal itu tidak hanya bermanfaat baginya untuk dapat mendalami setiap kasus pembunuhan yang nantinya kerap akan ia jadikan sebagai bahan utama pada konten-konten miliknya, yang di mana nantinya akan ia balut dengan teori-teori liar seputar konspirasi dan sebagainya itu. Dan saat ini, pengetahuan itu akhirnya juga sangat bermanfaat bagi Andre untuk menentukan rencana seperti apa yang harus ia lakukan guna menutupi kejahatannya itu.     

Jika di perhitungkan masih ada beberapa jam lagi sebelum peraturan jam malam yang diberlakukan di kota itu akan berakhir. Tepat pada pukul 07.00 a.m. para warga akan dapat kembali dengan bebas melakukan aktivitasnya sampai pada waktu yang ditentukan. Di saat itulah kesempatan terbesar bagi Andre untuk dapat membawa ke keluar mayat kedua gadis itu dari kamat hotelnya. Namun yang menjadi masalah adalah tingkat kekakuan mayat itu sendiri. Andre bisa saja berpura-pura mengendong kedua mayat itu dan menaruhnya ke dalam mobil miliknya dengan alasan kedua gadis itu sedang tertidur, namun yang menjadi kendala besar dalam melakukan rencananya itu adalah tingkat kekakuan pada mayat yang tentunya akan sangat menarik perhatian bagi para petugas yang berjaga di area hotel tersebut, pikirnya.     

Berbeda dengan orang mati, jika seseorang sedang tertidur maka semua otot pada tubuhnya akan menjadi rileks dan tidak kaku. Jika ia beralasan gadis-gadis itu memang sedang tertidur, satu hal yang harus ia pastikan adalah tubuh kedua mayat gadis tersebut seharusnya tidak boleh terlihat kaku, karena hal itu pasti akan terlihat sangat janggal bila saja salah satu dari para petugas hotel itu menyadarinya. Ia tidak boleh menunjukkan sesuatu yang sangat mencurigakan seperti itu, pikir Andre untuk ke sekian kalinya.     

Tentu ada beberapa faktor yang menjadi penunjang dalam proses terjadinya rigor mortis. Dalam beberapa kasus mayat juga terkadang masih dapat menjaga tingkat kelenturannya, hal ini bisa terjadi jika suhu ruang di tempat mayat tersebut berada cukuplah tinggi. Berbekal sedikit pengetahuannya itu, Andre segera mengaktifkan penghangat ruangan yang terdapat di kamar hotelnya itu, berharap hal itu dapat menghambat proses rigor mortis yang terjadi pada kedua mayat gadis itu.     

Andre juga tidak lupa kembali memakaikan pakaian pada mayat kedua gadis yang saat itu tidak berbusana itu, ia bahkan menambahkan selimut tebal pada mereka, berharap hal itu juga dapat membantu guna menghambat proses rigor mortis yang sedang terjadi.     

Andre terus saja mengutuk situasi yang sedang menimpanya kala itu. Rasanya kini ia tidak dapat bernafas dengan tenang. Suhu ruangan itu juga kini terasa membuatnya sangat gerah, peluhnya kini mengalir hampir di setiap bagian tubuhnya.     

Andre terus melirik jam yang berada di tangan kirinya, waktu telah menunjukkan pukul 06.45 a.m. kala itu.     

Andre segera membasuh wajahnya, ia berusaha sebisa mungkin agar terlihat tenang dan tidak mencurigakan. Sebentar lagi ia akan mulai menjalankan rencana yang telah ia buat, ia harus sangat berhati-hati dan tak boleh melakukan kesalahan sedikit pun saat itu.     

"Kau harus tenang, kita bisa melewati situasi ini dengan baik!" gumam Andre, lelaki itu berusaha meyakinkan dirinya sendiri.     

Waktu kini menunjukkan tepat pukul 07.00 a.m. Andre segera menyiapkan mentalnya guna menjalankan rencana yang telah ia buat saat itu. Andre juga tidak lupa mengecek tingkat kekakuan pada kedua mayat gadis itu. Beruntung tampaknya usaha yang ia lakukan tidaklah sia-sia, tingkat kelenturan pada mayat itu masih terbilang sangat normal.     

Andre segera menelepon pihak hotel. Ia meminta agar salah satu bell driver yang bertugas di hotel itu segera menemuinya saat itu. Andre akan meminta sang bell driver itu untuk memindahkan mobil miliknya yang saat itu sedang terparkir di basemen hotel itu, agar di segera di pindahkan ke area depan pintu masuk hotel tersebut. Hal ini Andre lakukan agar proses pemindahan mayat kedua gadis itu menjadi sedikit lebih mudah saja, karena akan sangat repot baginya jika ia harus mengambil mobil itu sendiri ke area basemen hotel tersebut, mengingat letak kamar hotel yang ia sewa saat itu juga tidak terlalu jauh dari pintu keluar hotel tersebut.     

Tak butuh waktu lama sang bell driver itu kini telah sampai tepat di depan kamar milik Andre. Andre pun segera membuka sedikit pintu kamarnya untuk agar dapat mengutarakan maksud dan tujuannya memanggil bell driver tersebut.     

"Permisi, saya bell driver yang bertugas saat ini, apa ada sesuatu yang bisa saya bantu?" ujar sang bell driver itu ramah.     

"Saya minta tolong agar mobil saya segera di pindahkan ke area depan pintu masuk hotel ini!" titah Andre pada bell driver itu.     

Setelah memberitahukan nomor plat dan ciri-ciri mobil miliknya, Andre pun segera memberikan kunci mobilnya itu pada sang bell driver yang sedang bertugas itu. Andre juga tidak lupa memberikan sejumlah uang tips pada sang bell driver tersebut.     

Mendapati tips yang terbilang cukup banyak dari Andre, sang bell driver pun dengan segera melakukan apa yang Andre inginkan saat itu, bahkan sang bell driver itu tidak lagi menanyakan untuk apa Andre memintanya memindahkan mobil miliknya itu. Bell driver itu sangat bersemangat hingga melupakan sebagian prosedur ramah-tamah yang seharusnya ia lakukan pada kliennya itu.     

Tak berselang lama, kini mobil milik Andre telah terparkir rapi tepat di depan pintu masuk hotel itu. Sang bell driver itu pun segera memberitahukan pada Andre jika apa yang kliennya inginkan itu telah ia lakukan sesuai permintaan Andre sebelumnya.     

Setelah mendapatkan laporan jika mobil miliknya kini telah berada tepat di depan pintu keluar hotel itu, Andre segera berterima kasih dan mempersilahkan sang bell driver itu untuk pergi. Sebelum kepergiannya sang bell driver itu sempat menawarkan bantuannya pada Andre, jika saja ada barang-barang yang lelaki itu ingin bawa ke mobil miliknya. Namun Andre segera menolaknya dan beralasan jika tidak banyak barang yang harus ia bawa, ia hanya perlu memindahkan kedua saudarinya yang saat itu tengah tertidur ke dalam mobil tersebut.     

Mendengar hal itu sang bell driver lantas kembali menawarkan bantuannya pada Andre, namun sekali lagi Andre menolak hal itu, karena sangat tidak etis rasanya jika para saudarinya itu di sentuh oleh pria lain yang bukan dari keluarga atau kerabatnya sendiri.     

Sang bell driver yang mendengar penjelasan itu tentu sangat paham dan mengerti akan alasan yang tegah Andre berikan saat itu.     

Kini Andre tengah bersiap untuk memindahkan kedua mayat gadis yang sedang tergeletak tak bernyawa di kamarnya itu. Untungnya tubuh kedua gadis itu cukup langsing, sehingga membuatnya dapat dengan mudah mengangkat tubuh seksi itu.     

Andre berjalan perlahan dengan salah satu mayat gadis yang tengah ia gendong tepat di depan dadanya itu. Semua terlihat sangat normal kala itu, mayat sang gadis terlihat layaknya seseorang yang saat itu sedang tertidur pulas di kedua tangannya. Andre juga dengan sengaja menempatkan wajah dari gadis yang sudah tak bernyawa itu tepat menghadap dadanya, membuat para petugas hotel yang berpapasan dengannya tidak dapat mengenali wajah sang gadis tersebut dengan mudah.     

Beberapa kali Andre mendapatkan tawaran dari para petugas hotel yang saat itu tengah berpapasan dengannya, namun Andre dengan ramah menolak hal itu. Andre juga menjelaskan jika saat ini ia sedang ia sedang terburu-buru untuk segera pergi ke suatu tempat, namun tampaknya kedua saudarinya itu tampak sangat kelelahan dan tertidur dengan sangat pulas. Tentu cerita itu hanyalah usaha dari Andre untuk mengakali para petugas itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.