Another Part Of Me?

Part 3.25



Part 3.25

0Setelah merasa telah cukup jauh masuk ke dalam hutan itu, Andre segera menghempas kasar mayat gadis yang sedari tadi ia panggul di pundaknya itu. Ia benar-benar tidak peduli sedikit pun pada mayat tersebut, baginya mayat itu hanya membawa masalah dan kian merepotkannya saja. Andre, di balik pencitraan baik yang ia tunjukan dalam setiap konten dan live streaming yang ia lakukan, nyatanya lelaki itu tidak mempunyai rasa kemanusiaan sedikit pun di dalam dirinya. Terbukti dari bagaimana caranya memperlakukan mayat sang gadis tersebut.     

Andre sedikit mencium bau yang tidak begitu sedap dari dalam hutan itu, entah mengapa tercium bau bangkai yang terasa sangat tidak nyaman di inderanya kala itu. Tentu saja itu bukan bersumber dari mayat sang gadis, pasti ada hal lain yang menjadi sumber bau tidak sedap tersebut, pikir Andre.     

Merasa sedikit penasaran Andre segera mencoba mengendus asal dari bau tidak sedap itu, perlahan bau itu semakin membawanya masuk lebih jauh ke dalam hutan itu.     

"Astaga, apa lagi ini!" maki Andre.     

Andre sekuat tenaga menahan mual di perutnya, ia mendapati sebuah bangkai hewan yang saat itu telah di penuhi belatung dan segerombolan lalat yang menghinggapinya. Beberapa kali lelaki itu hampir memuntahkan isi perutnya, sial baginya mendapati pemandangan menjijikkan itu.     

Tak tahan dengan bau dan pemandangan itu Andre segera kembali ke tempat ia meletakan mayat gadis yang ia bawa sebelumnya. Tentu ia juga tidak mau berlama-lama untuk berada di hutan itu, pemandangan tadi juga menjelaskan jika masih banyak hewan liar yang berkeliaran di sekitar hutan itu.     

Andre segera mencari lokasi yang sekiranya cukup strategis dan tersembunyi untuk mengubur mayat gadis itu, walau di satu sisi ia juga yakin jika tidak akan ada seorang pun yang akan mengunjungi hutan itu, namun apa salahnya untuk lebih memastikan jika nantinya mayat itu tidak akan bisa ditemukan oleh orang lain.     

Setelah merasa mendapat tempat yang cukup tersembunyi, Andre segera menggali tanah di sekitar area yang telah ia tentukan itu, sialnya ia mendapati cukup banyak kendala karena banyaknya akar pohon yang berada di hutan yang memang sangat rimbun dan terlihat hampir tidak terjamah manusia itu.     

Butuh usaha ekstra bagi lelaki itu untuk dapat membuat lubang yang nantinya akan ia gunakan untuk mengubur mayat yang telah ia bawa itu. Akar-akar yang berada di tanah itu benar-benar sangat menyusahkan, yang akhirnya membuat Andre memutuskan untuk segera menguburkan mayat gadis tersebut walau lubang yang ia buat saat itu masih belum cukup dalam.     

"Persetan, lagi pula tidak akan ada juga orang yang akan masuk ke hutan ini!" gumam Andre, lelaki itu terus saja memaki.     

Andre menarik kasar mayat sang gadis, ia sudah muak dengan semua yang harus ia lakukan saat itu. Lelaki itu sudah sangat letih, tak hanya tubuhnya, namun pikiran dan batinnya juga.     

Setelah menghempaskan mayat sang gadis itu dengan sangat kasar pada lubang yang telah ia buat, Andre segera kembali menimbun tumpukan tahan hasil galiannya sebelumnya kembali ke lubang itu. Andre bahkan meludah kasar pada mayat sang gadis sebelum akhirnya ia mengubur mayat gadis malang itu dengan sangat tidak berperikemanusiaan. Andre bahkan meletakan mayat itu dan sedikit melipatnya agar mayat itu dapat masuk seutuhnya pada lubang galian yang nyatanya memang sangat sempit itu.     

Selesai dengan satu pekerjaannya, kini Andre kembali melanjutkan dengan kembali membuat satu lagi lubang galian untuk satu mayat yang masih tersisa. Ia tak ingin berlama-lama di hutan itu, ia lelah, ia muak, ia ingin segera kembali menikmati semua kemewahan yang seharusnya sedang ia nikmati di masa-masa keemasannya itu.     

Lubang itu sama halnya dengan lubang galian yang sebelumnya ia buat, lubang itu dangkal dan terlihat tidak cukup besar untuk dapat menampung sebuah tubuh mayat gadis yang akan ia kubur di tempat itu. Berbatuan dan akar yang penuh tertanam di setiap bagian tanah di hutan itu menjadi kendala besar buatnya.     

Kraaack ... Kraaack ... Kraaack ...     

Berkali kali sekop miliknya itu menghantam keras berbatuan dan kumpulan akar yang merambat di tanah itu.     

Merasa muak dengan hal itu, akhirnya lelaki itu memutuskan menyudahi pekerjaannya. Kini sebuah galian telah siap ia gunakan untuk mengubur mayat yang tersisa.     

Andre merenggangkan kedua tangannya, badannya terasa sangat lelah hari itu, ia benar-benar tak biasa untuk melakukan pekerjaan berat macam itu.     

Kembali ke mobilnya, Andre melihat sekelebatan bayangan di antara bangunan-bangunan terbengkalai di distrik yang kini tak berpenghuni itu. Merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat, lelaki itu memutuskan untuk kembali memastikan hal itu sekali lagi.     

"Sial, apa-apaan ini. Sebelumnya aku merasa mendengar sebuah tangisan anak kecil, lalu sekarang? Astaga aku bisa gila!" maki lelaki itu untuk ke sekian kalinya.     

Andre segera mendekati area di mana ia merasa melihat sekelebat bayangan itu, ia harus memastikan terlebih dahulu jika itu hanyalah halusinasinya saja, ia tidak ingin ada seseorang yang melihatnya sedang melakukan hal yang mencurigakan di tempat itu.     

"Hey, keluar kau brengsek!" tantang Andre. Ia segera memeriksa setiap sudut bangunan di mana sekelebat bayangan itu tadinya terlihat olehnya.     

Braaaaakkk ...     

Tiba-tiba ia dikagetkan dengan sebuah benda yang seketika itu jatuh dengan sendirinya di tempat itu. Andre terpekik kaget mendapati hal itu.     

"Siapa di sana, keluar sekarang!" teriak Andre, ia mulai kesal dengan apa yang sedang terjadi.     

Andre terus memaksakan langkah kakinya untuk segera mendekati menuju ke arah sumber kekacauan itu, ia tak punya pilihan lain saat itu. Walau jelas terasa ada sebuah rasa takut yang kini bersarang di hatinya, namun kekhawatirannya akan adanya saksi mata yang melihat aksinya saat itu jauh lebih besar.     

Andre memungut sebuah kayu yang berukuran cukup besar untuk sekedar berjaga-jaga kalau saja benar jika ada orang lain di tempat itu. Namun tiba-tiba seekor kucing melompat dari arah sumber suara itu, seketika membuat Andre terjatuh ke belakang karena kehilangan keseimbangannya.     

"Binatang brengsek!" maki Andre untuk ke sekian kalinya.     

Setelah memastikan tidak ada orang lain selain dirinya di tempat itu, Andre segera kembali ke mobilnya untuk mengambil sisa mayat yang tersisa di sana, ia bahkan tak henti-hentinya menggerutu kesal sebab apa yang telah terjadi, ia terlalu paranoid hingga membuatnya berkhayal yang tidak-tidak, pikirnya.     

Sesampainya kembali di hutan itu. Andre, lelaki itu dengan segera kembali menghempas kasar mayat gadis yang tersisa itu, ia memposisikan mayat itu sedemikian rupa agar muat pada lubang galian yang telah ia siapkan dengan seadanya itu. Mayat gadis itu ditekuknya dengan sangat kasar, ia bahkan menginjak-injak tubuh sang mayat guna membuat tubuh kaku sang mayat itu masuk sepenuhnya pada lubang galian yang telah ia siapkan itu.     

Andre segera menimbun kembali lubang itu, tidak lupa ia juga menutup lokasi bekas galiannya itu dengan dedaunan kering yang banyak berserakan di hutan itu guna menyamarkan jejak dari galiannya tersebut.     

Andre menyandarkan tubuhnya lelah pada sebuah batang pohon yang berukuran cukup besar di hutan itu, akhirnya semua usah yang dilakukannya kini berjalan dengan baik, kini kedua mayat gadis sialan itu telah berhasil ia kubur. Andre mengacak-acak kasar rambutnya, ia tertawa girang, mencoba melepaskan semua perasaan stres yang ia alami karena kejadian tersebut.     

"Ha ... ha ... ha ... ha ...." semakin lama tertawanya semakin menjadi-jadi. Ia merasa sangat diberkati saat itu, ia merasa bahkan Tuhan pun tidak akan dapat merenggut semua kesuksesan yang telah ia dapatkan dengan susah payah itu. Andre, tawa lelaki itu semakin menjadi.     

"Bahkan Tuhan sekalipun tak mampu merenggut ini dariku!" teriak Andre.     

"Sungguh Tuhan pun tak dapat menjatuhkanku!" teriaknya lagi, namun kini tawa itu mulai menghilang, dan seketika itu juga berubah menjadi sebuah rintihan pilu.     

Andre, lelaki itu menangisi apa yang telah ia perbuat, kejahatan pertama yang ia lakukan itu. Sungguh di dalam hati kecilnya ia tahu akan dosa yang telah ia lakukan itu, namun otaknya berkata lain, ia lebih memilih menuruti segenap nafsu yang tertanam di dirinya, hingga secara perlahan membuang sisi kemanusiaannya. Bagi lelaki itu kekayaan, harta, kesuksesan adalah segalanya.     

Sebelumnya Andre hanyalah seorang anak yang terlahir di keluarga miskin. Ayahnya adalah seorang pengangguran yang hanya menghabiskan setiap waktunya untuk mabuk-mabukan saja. Sedangkan ibunya, wanita itu hanyalah seorang asisten rumah tangga yang bekerja secara penuh waktu pada sebuah kediaman elite milik seorang pengusaha yang cukup sukses di daerah tempat tinggalnya.     

Masa kecil yang Andre lalui bisa dikatakan cukup kelam, ia kerap kali menjadi bahan bulan-bulanan sang ayah yang kerap mabuk dan sering memukulinya tanpa sebab. Sedangkan ibunya, wanita itu jarang sekali pulang ke kediamannya karena pekerjaan yang ia jalani. Status ekonomi tentu menjadi kendala utama bagi keluarga itu.     

Kurangnya kasi sayang dan kekerasan yang ia terima semasa ia kecil, menjadikan Andre tumbuh menjadi seorang yang sangat egois, membuatnya memahami jika hidup itu memang sangatlah keras. Menginjak atau terinjak, mungkin itulah yang menjadi pedoman bagi Andre sampai saat ini. Ia tidak peduli dengan cara apa ia bisa mendapatkan hal yang ia inginkan, ia tidak lagi peduli dengan benar atau salah cara yang ia lakukan, selama itu dapat memberikan keuntungan baginya, maka lelaki itu akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya. Ia bahkan tidak peduli dengan orang-orang yang akan merasa dirugikan oleh ulahnya.     

Sama halnya dengan para pengusaha pabrik yang kerap kali membuang limbah hasil operasional mereka ke tempat tang tidak seharusnya demi mendulang keuntungan lebih karena tidak perlu menambah biaya sanitasi lebih, walau nyatanya itu akan berdampak buruk bagi lingkungan, namun selama hal itu menguntungkan bagi mereka, maka mereka tak akan segan-segan untuk melakukan hal tersebut. Sama halnya dengan Andre, ia pun tak akan segan-segan menjatuhkan dan menginjak-injak orang lain demi mendapatkan kesuksesannya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.