Another Part Of Me?

Part 3.27



Part 3.27

0Dalam satu kesempatan, Hanna pernah berkunjung ke sebuah distrik kumuh yang bertempat di sekitar utara kota bagian kota itu. Itu adalah tempat di mana para gelandangan dan para tuna wisma berkumpul. Tempat itu disebut dengan distrik kemiskinan. Sebuah hunian yang sangat tak layak, bahkan hanya untuk ditinggali sekalipun. Namun di satu sisi itu bukan hal yang mengejutkan lagi bagi Hanna, karena pada dasarnya setiap kota, semaju apa pun kota tersebut, telah menjadi rahasia umun jika di beberapa penjuru, kota juga menyimpan sisi lainya tersendiri, yang kerap seolah terabaikan oleh gemerlapnya kehidupan kota itu sendiri.     

Setelah maraknya rumor yang beredar perihal hilangnya anak-anak gelandangan di kota itu, tentu hal itu tak luput juga dari perhatian Hanna. Ia bukanya tidak menyadari akan hal itu, namun karena pekerjaan yang sedang ia lakukan saat itu sangat membutuhkan fokus yang lebih, hal itu sedikit membuat lelaki itu ceroboh dan mengesampingkan perasaan yang memang sejak awal ia rasakan itu.     

Kecurigaan Hanna mulai bermula ketika ia mendapati sebuah fakta jika di kota itu tidak memiliki sebuah sarana yang tersedia guna menampung para anak yatim dan gelandangan secara langsung. Lalu apa mungkin hal sepenting itu dapat lolos begitu saja dari perhatian pemerintah kota yang mengelola struktur kota tersebut. Sangat tidak masuk akal bagi Hanna, bagaimana tidak, kota kecil itu termasuk dalam daftar kota maju yang terus berkembang pesat di negara itu dalam beberapa tahun terakhir. Lantas mengapa bisa kota yang bisa dikatakan memiliki progres yang cukup cerah itu nyatanya tidak memiliki atau menyediakan fasilitas khusus bagi mereka para anak yatim dan gelandangan yang hidup terlantar di kota itu. Walau itu adalah masalah internal, namun tetap saja Hanna merasa sedikit terganggu akan hal tersebut.     

Dan ketika rumor tentang menghilangnya para anak gelandangan di kota itu mulai beredar di kalangan masyarakat, tentu saja hal itu kembali membangkitkan tanda tanya dalam diri Hanna yang selama ini harus lelaki itu kesampingkan sebab faktor pekerjaan yang harus memakan fokus dan konsentrasi lebih itu.     

Kini Hanna, lelaki itu tak dapat memungkiri jika hal itu adalah sebuah kesalahan besar yang tanpa sengaja ia lakukan. Andai rumor itu tidak tersebar karena ulah seorang konten kreator yang mengemukakan teori-teori liar tentang situasi kota saat itu, mungkin saja Hanna dengan bodohnya akan melewatkan sesuatu yang bisa saja menjadi sangat penting, yang mungkin saja turut berkaitan dengan kasus pembunuhan berantai yang saat ini sedang ia tangani itu.     

Hanna yang sedari awal telah menaruh kecurigaannya atas maksud dan tujuan sebenarnya dari setiap kasus pembunuhan berantai yang terjadi di kota itu, kini semakin merasa yakin jika ada maksud terselubung dari setiap pembunuhan yang terjadi. Jika mengingat dampak yang semakin hari semakin kian terasa itu, rasanya cukup masuk akal mengapa Hanna berpikiran seperti itu. Menurut lelaki itu bukan tidak masuk akal jika ada beberapa oknum yang dengan sengaja memanfaatkan keadaan yang tengah terjadi di kota tersebut.     

"Entah aku pernah mengatakan ini atau tidak kepadamu sebelumnya, namun aku merasa jika ada suatu hal yang sangat besar yang menjadi alasan dari setiap kasus pembunuhan yang telah terjadi hingga saat ini!" tukas Hanna.     

Bella yang mendengar hal itu hanya dapat menatap lekat mata kekasihnya itu, ia tahu ada sebuah kecemasan yang sangat besar tertanam di sana.     

"Lalu, apakah menurutmu hal ini masih akan terus berlanjut, maksudku setiap pembunuhan yang terjadi sampai saat ini?" tanya Bella, wanita itu meremas salah satu tangannya dengan cemas.     

"Aku tidak dapat memastikan hal itu, namun jika dugaanku adalah benar ...." Hanna menghentikan kata-katanya begitu saja. Ia mengacak kasar rambutnya, jelas sekali lelaki itu tampak begitu frustrasi.     

Bella yang melihat hal itu segera meraih salah satu lengan kekasihnya itu, kemudian dengan sangat lembut menggenggam tangan yang kini terasa penuh beban itu.     

"Semua akan baik-baik saja, aku yakin kau bisa memecahkan kasus ini," ujar Bella, wanita itu seolah memberikan segenap kekuatan yang ia punya guna menyemangati kekasihnya itu.     

Hanna mengeluarkan note miliknya, ia segera mencatat dua kata yang kini menjadi sebuah tanda tanya baru baginya, apa maksud dari kata-kata mereka telah kembali yang baru saja kekasihnya itu sampaikan padanya, dan kejadian apa pula yang mungkin bersangkutan dengan hilangnya anak dari wanita paruh baya yang Bella temui yang katanya terjadi beberapa tahun silam itu. Hanna mencatat kedua kata itu dalam notenya dengan sebuah tanda tanya besar yang ia sematkan tepat di belakang setiap akhir kalimat tersebut.     

Setelah janji temu itu berakhir, Bella yang masih merasa sangat penasaran dengan apa yang baru saja kekasihnya itu katakan perihal kebenaran rumor yang saat itu sedang beredar, memutuskan untuk membuktikan kebenaran rumor itu dengan mata kepalanya sendiri.     

Bella bermaksud untuk sedikit berkeliling kota guna mencari keberadaan para anak gelandangan di kota itu, sepengetahuannya ia cukup hafal di mana saja tempat para anak-anak gelandangan itu biasa berkeliaran. Namun benar saja, setelah ia mencoba mendatangi beberapa titik yang biasanya menjadi tempat para anak-anak itu gelandangan itu kerap berkeliaran, sialnya ia juga tidak mendapati satu pun dari keberadaan anak-anak tersebut di kota itu.     

Hal ini sama persis seperti yang telah dikemukakan oleh sang konten kreator yang baru-baru ini sedang ramai diperbincangkan di kota itu. Bella bahkan merasa jika sang konten kreator itu sangat jeli dalam melihat situasi yang sedang terjadi, atau bisa dikatakan ia sangat pandai mengambil kesempatan guna mendongkrak karier yang ia miliki saat ini. Bagi Bella ia hanya lelaki licik yang berusaha mengambil kesempatan di dalam kesempitan. Walau nyatanya hal yang ia kemukakan itu benar adanya.     

Di kejauhan terlihat seorang pengemis tua yang sedang duduk lengkap dengan sebuah kaleng yang ia letakan tepar di depannya. Wanita tua itu tampak selalu menadahkan tangan keriputnya itu pada setiap orang yang melewatinya.     

Bella segera menyiapkan selembar uang yang telah ia ambil dari tas miliknya saat itu, wanita itu bermaksud untuk mencoba sedikit menggali perihal menghilangnya para anak-anak gelandangan yang berada di kota itu, dengan alih-alih akan memberikan pengemis itu sedikit uang jika wanita tua itu mau memberikan sedikit informasi yang berguna untuknya.     

Bella segera mendekati wanita tua yang sedang berada di tepi jalan, tepat di depan sebuah halte bus yang berada di kota itu.     

Awalnya Bella berusaha terlihat seolah jika ia tidak memiliki maksud dan tujuan tertentu pada sang pengemis tua itu, Bella sengaja berpura-pura lewat dan tanpa sengaja bertemu dengan sang pengemis itu.     

Benar saja, melihat Bella yang lewat di depannya, sang pengemis itu segera kembali menadahkan tangannya pada wanita itu, ia bahkan sedikit memohon agar dikasihani oleh Bella saat itu.     

Bella yang merasa pancingannya itu berjalan dengan baik segera berhenti dan memberikan sejumlah uang pada wanita tua itu, jelas saja sang pengemis itu terlihat senang dan langsung berterima kasih pada Bella. Di kesempatan itulah Bella segera mencoba mengajak wanita tua itu untuk sedikit mengobrol.     

Awalnya Bella hanya menanyakan perihal keadaan dan tempat tinggal sang pengemis tua itu sebagai sebuah basa-basi yang nantinya akan dengan perlahan ia coba untuk mengubah alur pembicaraan itu sedikit demi sedikit. Bella, wanita itu tahu jika akan sangat mencurigakan bila ia langsung mempertanyakan perihal para anak gelandangan yang sedang ia cari tahu saat itu.     

"Oh iya, saya punya beberapa pakaian bekas yang ingin saya berikan pada anak-anak yang biasanya sering berkeliaran di tempat ini, tapi rasanya sudah beberapa waktu setiap kali saya melewati tempat ini entah mengapa saya tak menemukan keberadaan mereka," tutur Bella.     

"Apa Ibu, tahu di mana anak-anak itu berada?" tanya Bella, kini ia telah sampai pada titik pembicaraan yang ia inginkan.     

Wanita tua itu tak langsung menjawab pertanyaan Bella, ia bahkan terlihat enggan untuk melanjutkan pembicaraan itu.     

Bella yang masih menunggu jawaban dari wanita tua itu segera kembali merogoh saku celana jeans yang tengah ia kenakan, kali ini Bella mengeluarkan selembar uang yang bernominal cukup tinggi.     

"Wah maaf Nak, Ibu juga tidak tahu, rasanya dari dulu memang tidak banyak anak-anak yang berkeliaran di tempat ini!" tukas sang pengemis itu.     

Bella dengan jeli mencoba memperhatikan bahasa tubuh yang tanpa sadar diperlihatkan oleh wanita tua itu, jelas sekali terlihat ada sebuah ketidaknyamanan dalam gestur tubuhnya. Entah mengapa Bella merasa jika sang pengemis itu seolah mencoba menutupi sesuatu.     

"Apa benar seperti itu Bu, rasanya dulu saya kerap melihat anak-anak itu berkeliaran di daerah sekitar sini!" kini Bella berusaha mulai memojokkan wanita tua itu, ia akan mencoba memaksa sang pengemis itu untuk sedikit membuka mulutnya.     

"Oh iya, rasanya saya juga pernah melihat Ibu bersama anak-anak ibu di tempat ini, ke mana perginya mereka, saya ingin memberikan uang ini pada mereka!" tentu saja itu hanya kebohongan yang Bella buat-buat saja.     

Mendengar hal itu, sang wanita tua itu tampak menjadi gugup, tampaknya Bella berhasil memojokkan wanita itu, walau sebenarnya ia tidak benar-benar tahu apakah wanita tua itu memiliki anak atau tidak.     

"A ... anak saya sedang saya titipkan pada saudara saya yang berada di luar kota Nak,!" jawab sang pengemis itu sedikit tertatih.     

Bella kembali mengerutkan keningnya, kini ia yakin jika memang ada yang tidak beres dengan fakta menghilangnya anak-anak di kota itu, terlihat jelas dari gelagat yang di tunjukan sang pengemis itu, Bella sangat yakin jika ada sesuatu yang tengah berusaha wanita tua itu sembunyikan darinya.     

"Benarkah itu?" Bella kembali berusaha menyudutkan wanita tua itu.     

"Aku sedikit ragu jika Ibu memiliki saudara di luar kota. Jika benar Ibu memiliki saudara, mengapa mereka tega membiarkan Ibu hidup di jalan seperti ini?" pertanyaan Bella itu semakin menyudutkan wanita tua itu.     

"Apa mungkin 'MEREKA' yang membawa anak-anak gelandangan itu pergi dari kota ini?" tanya Bella lagi dengan sebuah penekanan kata yang terasa begitu tegas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.