Another Part Of Me?

Part 3.31



Part 3.31

0Andre mengeluarkan sebuah kantong kertas yang diisi dengan sebuah handgun miliknya, tidak terlalu mengejutkan jika lelaki itu memiliki benda tersebut, mengingat cukup mudah bagi siapa pun kini untuk mendapatkan benda tersebut, terutama bagi mereka yang tidak memiliki masalah dengan harga yang harus mereka bayarkan. Tentu bagi Andre yang sedang berada dalam masa kesuksesannya, itu hal yang sangat sepele baginya.     

Melihat sebuah handgun yang di keluarkan Andre, sontak membuat para penonton sesi live streaming itu semakin dibuat panik. Mereka tak menyangka jika Andre memiliki benda berbahaya seperti itu. Beberapa penonton segera memberikan komentar pada fitur live chat yang tersedia. Ada sebuah pro dan kontra yang terjadi dalam fitur live chat tersebut.     

Beberapa mengatakan jika saat itu Andre hanya sedang mencari perhatian publik saja, guna mempertahankan namanya agar tidak tersingkir dari permukaan, karena memang ketenaran dalam dunia maya biasanya tidak berlangsung lama, terkecuali bagi mereka, sang konten-konten kreator yang memang memiliki nilai lebih atau yang pandai membuat sensasi untuk menarik perhatian netizen guna mempertahankan ketenarannya.     

Namun tak banyak juga dari penonton sesi live streaming itu yang terlihat pro dan berusaha mencegah tindakan sang konten kreator itu.     

In live chat:     

@xxx: Astaga, hentikan itu ...!     

@xyx: Biarkan saja, dia hanya ingin mencari perhatian.     

@xzx: Itu hanya sebuah handgun mainan, aku tidak percaya, coba saja tembakkan benda itu!     

@xxx: Siapa pun, cepat hubungi pihak Kepolisian! Aku rasa dia tidak sedang main-main.     

@xtx: Wah, ini menjadi semakin menarik....     

@xyx: Ayo, buktikan, cepat tembak kepalamu dasar tukang cari muka....     

Fitur live chat itu kini di penuhi dengan berbagai macam komentar. Entah itu yang berusaha mencegah, ataupun mereka yang mencemooh tindakan yang akan Andre lakukan saat itu.     

Andre yang melihat berbagai macam komentar dalam fitur live chatnya itu hanya terdiam, ia tak menanggapi komentar-komentar itu satu pun. Lelaki itu hanya terus menatap sebuah handgun yang kini telah ia genggam itu, sedang tangannya terlihat bergetar hebat. Jelas sekali terlihat jika saat itu Andre seolah sedang bertarung hebat dengan pikirannya sendiri, ia harus menetapkan hati dengan apa yang akan ia lakukan saat itu, di satu sisi ia benar-benar merasa tertekan dengan apa yang ia hadapi saat itu, perasaan bersalahnya kian hari, kian semakin menjadi-jadi di hatinya. Ia bahkan merasa sangat tidak tenang bahkan hanya untuk bernafas sekalipun, setiap langkahnya seolah dihantui akan sesuatu yang ia sendiri tidak tahu apa itu. Halusinasi dan delusi yang ia rasakan karena pengaruh narkoba yang terus saja ia konsumsi bisa saja menjadi faktor utama, namun di sisi lain ia tidak bisa membohongi hatinya sendiri. Ia tak dapat melarikan diri dari dosa yang telah ia buat     

Andre menarik nafasnya panjang, sedang air matanya mulai menetes secara perlahan, ia merasa sudah tak sanggup lagi menahan rasa bersalah akan dosa yang telah ia perbuat. Seburuk-buruknya sifat seseorang, namun tentu orang itu sendiri pada dasarnya tahu akan benar atau salah tindakan yang telah mereka lakukan, tidak berbeda dengan Andre, ia yang selama ini hidup dengan prinsip dan yang sudah bisa dikatakan melenceng itu, kini ia harus menerima ketika hati kecilnya terus saja menyalahkan dan mengutuk dirinya sendiri atas dosa yang telah ia perbuat.     

Andre memasukkan moncong handgun itu ke dalam mulutnya, lelaki itu telah mengambil keputusannya, ia sudah lelah dan ingin segera mengakhiri hidupnya saat itu juga.     

Keadaan kacau terjadi pada fitur live chat miliknya. Para penonton live streaming itu meningkat dengan sangat pesat, yang awalnya hanya memiliki sekitar sejuta penonton saja, kini bertambah secara drastis hingga mencapai hampir lima juta penonton yang menyaksikan live streaming yang ia siarkan pada kanal miliknya itu.     

Tampaknya kini berita tentang Andre yang berniat melakukan bunuh diri pada siaran live streamingnya itu telah menyebar dengan sangat cepat, membuat para penghuni dunia maya kini berbondong-bondong untuk mampir dan menyaksikan live streaming yang ia siarkan kala itu.     

In live chat:     

@xxx: Apa kalian sudah menghubungi pihak Kepolisian, aku rasa ini tidak main-main.     

@xyx: Ya, aku pikir ia hanya bercanda, namun tampaknya ini benar-benar serius.     

@xtx: Biarkan saja, untuk apa kalian peduli dengan anak yang sedang mencari perhatian itu. Lihat saja, aku berani bertaruh jika ia tidak akan benar-benar melakukan hal itu.     

@xxx: Apa kau gila, ini bersangkutan dengan nyawa seseorang, bagaimana bisa kau menganggap ini sebagai sebuah lelucon.     

@xyx: Hey, apa kalian bodoh, hal seperti ini bukankah sudah sangat biasa, aku rasa tujuannya melakukan itu hanya untuk menarik simpati publik saja.     

Bahkan cekcok pun kini tak terhindarkan di antara para netizen yang sedang menyaksikan hal siaran itu, sedang kabar tentang aksi ingin bunuh diri oleh Andre itu semakin menyebar dengan sangat cepat, membuat berita itu segera menjadi sorotan oleh pihak Kepolisian setempat.     

Pihak kepolisian yang menerima beberapa laporan dari kalangan netizen itu segera bertindak cepat. Mereka segera melakukan pelacakan pada lokasi yang menjadi tempat di mana saat itu Andre sedang melakukan sesi live streamingnya. Mereka tak punya waktu banyak saat itu. Berhasil mendapatkan lokasi target, kini pihak Kepolisian segera menurunkan beberapa personil mereka untuk segera menangani laporan tersebut.     

Diketahui lokasi Andre saat ini bertempat pada sebuah hotel yang terdapat di sekitar tengah kota, mengetahui hal tersebut, pihak Kepolisian dengan segera mencoba menghubungi pihak hotel yang bersangkutan. Dalam percakapan via telepon itu, pihak Hotel segera membenarkan jika saat ini Andre memang terdaftar sebagai salah satu tamu di hotel mereka.     

Sersan Hendrik dan regunya saat itu segera ditugaskan menuju titik lokasi, sedang pihak Hotel telah diberikan perintah untuk segera mengamankan kamar tempat Andre melakukan sesi live streamingnya itu. Pihak Hotel hanya di tugaskan untuk segera mengamankan area tersebut hingga para kepolisian sampai di tempat, mereka tidak diperbolehkan untuk melakukan hal yang gegabah selama pihak Kepolisian belum sampai ke tempat itu.     

Dalam sesi live streaming yang Andre siarkan saat itu, terlihat ia masih ragu untuk menjalankan aksinya, sedang para netizen masih terus berbondong-bondong untuk mengunjungi sesi live streaming itu.     

Andre kembali meletakan handgun miliknya, ia terlihat sangat pucat, sedang tubuhnya bergetar hebat saat itu. Lelaki itu tampaknya kembali ragu untuk menjalankan aksinya itu, sedang para netizen yang melihat hal itu dengan segera melontarkan cemoohan mereka pada Andre di fitur live chatnya.     

In live chat:     

@xtx: Lihat, benar kan jika anak itu hanya sedang mencari sensasi saja!     

@xyx: Benar, hentikan ulahmu itu, kau sudah keterlaluan, kau hanya ingin sesi live streaming ini dibanjiri banyak penonton saja kan!     

Andre sesekali masih membaca live chat pada sesi live streamingnya itu, namun ia tampak tidak terlalu menggubris apa yang saat itu sedang para netizen itu ributkan di dalam kolom komentar itu. Ia masih berada di batas keraguannya, apakah ia harus tetap melakukan aksinya itu, atau malah ia sebaiknya harus mengurungkan niatnya. Namun jika ia memilih mengurungkan niatnya saat itu, tentu saja ia akan terus menjadi bahan cemoohan, karena bisa saja dianggap hanya sedang mencari sensasi saja, dan hal itu juga pasti akan sangat berpengaruh pada kelanjutan karier yang ia miliki ke depannya nanti.     

Andre yang semakin merasa tertekan kini terlihat meringkuk di sudut kamar hotel yang menjadi tempat ia melakukan sesi live streaming itu, sedang siaran itu masih terus berlanjut. Lelaki itu meringkuk dengan tubuh yang bergetar hebat, ia menatap sayu pada handgun miliknya yang ia letakan tidak jauh dari tempatnya itu. Pada saat itu ia telah bermaksud untuk menggagalkan aksi bunuh dirinya, namun entah mengapa di telinganya seolah terdengar bisikan yang sangat hebat yang kembali mendorongnya untuk melakukan hal tersebut. Bisikan itu seolah mengiang tepat di ujung telinganya, Andre berusaha menutup kedua daun telinganya itu dengan tangannya, namun sialnya bukanya menjadi samar, kini bisikan itu seolah semakin jelas terdengar olehnya.     

"Kau tidak pantas hidup!"     

"Kau harus membayar semua dosa yang telah kau lakukan."     

"Matilah sekarang juga!" ujar suara yang terasa hampir tepat di kedua gendang telinganya itu.     

Melihat tingkah aneh yang ditunjukan oleh Andre, semakin membuat para netizen yang menyaksikan siaran itu kian bertanya-tanya, sebenarnya apa yang sedang terjadi pada lelaki itu. Jelas sekali mentalnya tampak sedang tidak baik-baik saja saat itu.     

"Pergi kau...!" teriak Andre tiba-tiba.     

"Pergi dari hidupku, kumohon biarkan aku hidup dengan tenang," rintih lelaki itu.     

Andre terlihat menangis sejadi-jadinya, sembari terus saja meneriakkan kata-kata itu. Ia terus saja berteriak dan merintih, seolah saat itu memang benar-benar ada sesuatu yang sedang menghantuinya. Namun nyatanya tidak ada satu pun seseorang yang berada di kamar itu selain dirinya sendiri, saat ia hanya sedang bergelut dengan hati dan pikirnya sendiri, rasa bersalah yang kian besar tertanam di jiwanya itu membuatnya tidak dapat membedakan mana kenyataan dan mana yang bukan.     

Sersan Hendrik dan regunya kini telah sampai pada hotel tempat Andre melakukan sesi live streamingnya itu, kedatangan mereka segera disambut oleh pihak Hotel yang sedari tadi telah menunggu mereka. Tentu saja pihak Hotel juga tidak menginginkan adanya kasus bunuh diri yang terjadi di salah satu kamar miliknya, hal itu tentu akan berimbas pada citra hotel yang telah mereka bangun dengan susah payah itu.     

"Cepat tunjukan di mana kamar target saat ini!" ujar Hendrik pada seorang manager yang telah menunggunya di lobby hotel saat itu.     

"Kamar nomor 76 Pak, kami telah mengamankan kamar tersebut, target juga masih berada di dalam kamar itu, dan sampai saat ini tampaknya ia masih belum melakukan aksinya!" jelas sang manager pada Sersan Hendrik.     

"Itu bagus, aku kira kita akan terlambat. Cepat hantarkan kami menuju lokasi tersebut!" titah Hendrik, ia tahu jika saat itu ia tidak punya banyak waktu lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.