Another Part Of Me?

Part 3.48



Part 3.48

0Davine menghembuskan nafasnya panjang, itu bahkan sudah yang ke sekian kalinya ia lakukan.     

Setelah melihat dengan kedua mata kepalannya sendiri bagaimana perlakuan ayah dari Annie pada anaknya sendiri, Davine kian menjadi semakin tak mampu menahan dirinya lagi. Hari itu ia telah mengawasi setiap pergerakan dari sang ayah dalam seharian penuh. Ia tak akan membiarkan kejadian yang ia lihat semalam terulang kembali. Davine telah membulatkan tekadnya kala itu.     

Hari itu ia harus mau tidak mau untuk sedikit melepaskan pengawasannya pada Annie. Davine, lelaki itu lebih berfokus untuk segera melakukan aksi gila yang telah ia rencanakan.     

Setelah hampir dua jam ia mengawasi pergerakan dari sang ayah, kini Davine hanya tinggal menunggu saat yang tepat saja. Ia telah melihat keseharian pria berengsek itu, pria pengangguran yang hanya menghabiskan kesehariannya dengan mabuk-mabukan sepertinya tentu tak pantas dikatakan sebagai seorang ayah yang bertanggung jawab. Hal itu juga menjelaskan bagaimana ekonomi keluarga itu tentu sangat tidak baik, bagaimana bisa seorang pengangguran sepertinya harus menghidupi ketiga anak dan seorang istri yang ia miliki, itu juga menjelaskan mengapa Annie harus mau tidak mau mengambil pekerjaan part time di tengah-tengah kesibukan kuliahnya, sedang ibu dari Annie hanyalah seorang wanita yang bekerja serabutan saja. Jelas sekali sebagai seorang kepala keluarga pria itu telah gagal, hingga membuat anak dan istrinya mau tidak mau harus mengambil alih tugas yang harusnya menjadi tanggung jawab pria berengsek itu.     

Tak hanya gagal sebagai kepala keluarga, menurut Davine pria itu bahkan telah gagal sebagai manusia, orang sepertinya tak pantas untuk hidup karena hanya akan menyusahkan orang-orang yang berada di sekelilingnya saja, pikir Davine.     

Waktu menunjukkan pukul 08.30 p.m. sedang Davine masih menunggu sang ayah dari Annie itu keluar dari sebuah tempat perjudian yang berada di sekitar timur kota. Davine masih tidak habis pikir bagaimana cara pria itu menjalani hidupnya, bagaimana bisa ia masih terus saja bersenang-senang seperti itu sedangkan anak dan istrinya harus bekerja keras untuk menanggung biaya hidup keluarga mereka. Memikirkan hal itu saja sudah cukup membuat Davine hilang akal.     

Tak berselang lama, kini sang pria itu tampak keluar dari tempat perjudian itu, pria itu terlihat memaki kesal dari kejauhan, tampaknya ia baru saja kalah dalam permainannya. Melihat pria itu, Davine segera menyalakan mesin mobil sport miliknya. Davine meraih setir mobil itu, sekali lagi ia menarik nafasnya panjang, sebelum ia menginjak pedal gas dan segera melajukan mobil tersebut.     

Keadaan jalan cukup sepi, tak banyak kendaraan lain yang berlalu-lalang di jalan itu, tentu hal itu sangat baik bagi Davine, entah mengapa seolah keadaan memang berpihak padanya. Mobil yang di kendarai Davine itu melaju dengan sangat kencang hingga sebuah tubrukan terjadi.     

Bruuuuuuaaakkk ...     

Sang ayah dari Annie itu terhempas seketika setelah menerima sebuah hantaman keras dari bumper depan mobil milik Davine, membuatnya terlempar cukup jauh dari tempat di mana semula ia berdiri.     

Sang ayah dari Annie itu terhempas sepersekian meter setelah menerima tabrakan keras yang saat itu memang dengan sengaja dilakukan Davine, lelaki itu telah muak dengan apa yang selama ini telah pria berengsek itu lakukan pada Annie, tidak ada ampun baginya, saat itu Davine sudah tak mampu mengontrol dirinya sendiri.     

Tabrakan itu terjadi begitu cepat, kini sang ayah dari Annie itu terkapar tak sadarkan diri setelah menghantam trotoar jalan, sedangkan Davine, lelaki itu segera kembali menancap gas pada mobil sport miliknya itu, ia tak ingin warga atau pengendara lain yang melihat kejadian itu menangkapnya. Menjadikan kejadian itu sebagai sebuah tabrak lari.     

Keadaan jalan yang cukup sepi membuat Davine dapat dengan leluasa melajukan mobil sport itu dengan sangat kencang, sedang beberapa warga yang melihat kejadian itu tampak sangat heboh, beberapa ada yang berteriak histeris, sedang beberapa lagi terlihat segera berusaha untuk mengejar Davine.     

Namun usaha mereka sia-sia, Davine yang notabenenya memang sedang mengendarakan sebuah mobil sport itu tentu tak dapat dengan mudah untuk mereka kejar, jelas kecepatan yang dimiliki oleh mobil itu sangat jauh di atas rata-rata.     

Jantung Davine berdetak dengan sangat kencang, sedang adrenalinnya terpacu dengan sangat hebat saat itu, ia bahkan sempat tertawa kecil di tengah-tengah usaha pelariannya. Beberapa kendaraan yang awalnya terlihat mencoba mengejarnya kini telah tertinggal cukup jauh di belakang, membuat mereka harus dengan mau tidak mau menghentikan aksi pengejaran itu, karena sangat percuma jika kendaraan bertipe standar seperti yang tengah mereka pakai itu mencoba mengejar sebuah mobil sport yang tentunya memiliki tenaga berkali-kali lipat dari tenaga kendaraan yang sedang mereka kendarai.     

Davine terus saja tertawa, tawanya kini bahkan semakin menjadi-jadi, ia sangat puas dengan apa yang telah ia lakukan pada pria berengsek itu, ia telah bersumpah pada dirinya sendiri jika pria itu akan membayar atas semua yang telah ia lakukan pada sahabatnya itu.     

Davine terus meninggalkan tempat kejadian itu, ia harus memastikan jika saat itu tak ada lagi seorang pun yang masih mengejarnya, ia juga sadar jika cepat atau lambat kejadian itu akan menjadi sebuah berita yang sangat menghebohkan. Tentu saja pihak Kepolisian akan segera turun tangan untuk mencari keberadaannya sebagai tersangka dalam kasus tabrak lari itu.     

Untungnya ia telah menyiapkan aksinya itu dengan sematang mungkin, ia juga telah memalsukan pelat nomor mobil miliknya sebelum melakukan aksinya, ia tahu benar jika ia memakai pelat asli milik kendaraan itu, maka pihak kepolisian juga dapat dengan mudah melacak dan mengetahui siapa pemilik dari mobil yang telah melakukan tabrak lari itu.     

Davine segera menuju ke sebuah tempat yang cukup terpencil yang berada di daerah sekitar kota bagian selatan, di tempat itu terdapat sebuah danau yang cukup besar, dan lagi penduduk di daerah itu juga sangatlah minim. Davine telah memikirkan rute pelariannya itu bahkan jauh sebelum ia melakukan aksi gilanya itu. Ia bukan tipe lelaki yang melakukan suatu hal tanpa rencana yang cukup matang, tentu saja ia juga tidak ingin aksi yang telah ia lakukan itu diketahui orang lain apalagi pihak Kepolisian setempat.     

Sampai pada sebuah Danau itu, Davine segera keluar dari mobil sport miliknya, ia butuh sedikit udara segar untuk menenangkan diri setelah aksi yang tentu saja sangat berisiko itu ia lakukan. Untungnya semua berjalan dengan sangat baik kala itu, ia juga telah memastikan jika tak ada satu pun orang yang melihat dirinya di balik mobil sport miliknya, kaca hitam yang tak tembus pandang dari luar yang terpasang di mobil itu sangat membantu dirinya dalam melakukan aksinya itu. Kini satu-satunya hal yang harus ia lakukan adalah, memastikan jika dirinya benar-benar aman dan tak terendus oleh pihak Kepolisian yang nantinya akan menangani kasus tabrak lari itu, dan hal lain yang harus ia pastikan adalah melenyapkan bukti apa pun yang bisa saja menjadi sarana bagi pihak Kepolisian untuk melakukan penangkapan padanya, dan satu-satunya bukti yang bisa saja dimanfaatkan oleh pihak Kepolisian saat ini tidak lain adalah mobil sport miliknya itu sendiri. Walaupun ia telah mengganti pelat nomor asli miliknya dengan yang palsu, namun tentu saja masih ada kemungkinan pihak Kepolisian masih bisa mengenali rupa dari mobil miliknya itu, menimbang akan hal yang tidak ia inginkan itu, Davine memutuskan untuk melenyapkan satu-satunya bukti yang tersisa saat itu. Dengan kata lain ia harus melenyapkan mobil sport miliknya itu.     

Itulah sebabnya mengapa Davine memilih tempat itu sebagai rute pelariannya, tidak hanya karena tempat itu yang sangat sepi dan minim penduduk, ia juga memiliki sebuah alasan utama mengapa ia memilih tempat itu. Hal itu tidak lain karena adanya keberadaan sebuah danau yang terdapat di sana.     

Sedari awal Davine telah berpikir bagaimana cara agar ia bisa melenyapkan sebuah mobil yang tentunya memiliki ukuran yang sangat besar itu, ia tak bisa membuang mobil itu begitu saja di suatu tempat, tentu orang yang menemukan mobil itu akan menjadi sangat bertanya-tanya, mengapa mobil semewah itu dibuang begitu saja oleh pemiliknya. Tentu saja hal itu nantinya hanya akan menjadi sebuah perhatian yang bisa saja malah membuat identitasnya sebagai pelaku tabrak lari itu diketahui oleh pihak kepolisian. Lalu bagai mana cara terbaik untuk melenyapkan mobil sport miliknya itu, jawabannya ada pada danau yang berada di tempat itu. Satu-satunya cara yang terpikirkan olehnya saat itu hanyalah dengan menenggelamkan mobil sport itu ke dalam danau tersebut, dengan begitu maka tidak akan mudah bagi orang lain untuk menemukannya, pikir Davine. Dengan begitu satu-satunya bukti itu akan lenyap dengan sempurna. ia bisa saja berusaha merubah penampilan luar mobil itu tanpa harus membuangnya. namun Davine merasa itu hal adalah hal yang cukup merepotkan.     

Sebagai seorang anak dari keluarga Harris yang notabenenya memang sangat kaya raya itu, mengingat perusahaan keluarganya yang telah berkembang dengan sangat pesat, maka kehilangan sebuah mobil sport tak akan menjadi masalah baginya, ia cukup memberikan alasan jika mobil itu telah hilang atau dicuri oleh seseorang saja maka keluarganya pasti tak akan mempermasalahkannya, lagi pula saat ini keluarga Harris memang sedang sibuk-sibuknya dengan urusan perusahaan yang sedang mereka kelola, hal itu bahkan membuat Monna yang selama ini tidak pernah ikut campur dalam urusan pekerjaan itu harus mau tidak mau turut terjun secara langsung guna membantu suaminya itu. Tentu saja di tengah kesibukan itu maka mereka tidak akan punya waktu untuk sekedar mempertanyakan bagaimana Davine bisa kehilangan mobil sport miliknya itu, Davine juga yakin jika keluarganya tak akan mau memperpanjang masalah itu dengan melaporkan kehilangan mobil anak angkatnya itu pada pihak Kepolisian.     

Setelah kembali memastikan jika tidak ada orang lain selain dirinya yang berada di tempat itu, Davine dengan segera melakukan rencananya untuk menenggelamkan mobil sport miliknya ke dalam danau itu. Dengan harapan tak akan ada orang yang dapat menemukannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.