Another Part Of Me?

Part 4.11



Part 4.11

0Dalam jurnal miliknya, Lissa memaparkan bagaimana beberapa anggota dari keluarga Cornner itu memilih untuk mengakhiri hidup mereka sendiri.     

Menurut Lissa dari setiap generasi selalu saja ada beberapa yang memilih mengakhiri hidup mereka sendiri dengan cara bunuh diri, dan yang lebih mencengangkan lagi adalah setiap dari mereka yang memilih melakukan bunuh diri itu selalu saja didapati satu hal kejanggalan yang sama di mana mayat mereka selalu seolah tersenyum bahagia. Lantas apa tujuan pasti dari bunuh diri yang mereka lakukan, apakah mereka merasakan kebahagiaan sebagaimana senyuman yang selalu tercetak dari setiap mayat yang diketahui memilih mengakhiri hidupnya itu sendiri. Maka Lissa menjelaskan ini sebagai sebuah tanggung jawab atau takdir yang telah ditetapkan bagi mereka sebagai keluarga kasta kedua.     

Semakin membaca jurnal itu, rasa penasaran Davine kian menjadi-jadi, ia masih tak mengerti akan sesuatu yang Lissa sebut sebagai tanggung jawab atau takdir bagi keluarga mereka itu.     

Dalam jurnal itu, sebelum Lissa menjelaskan apa penyebab pasti dan faktor pendukung terjadinya anomali senyuman di wajah setiap keluarga Cornner yang memilih untuk mengakhiri hidupnya itu, ia terlebih dahulu menjelaskan bagaimana pengabdian mereka sebagai keluarga kasta kedua pada keluarga kasta pertama, karena hal ini akan saling berhubungan dengan penyebab sebagian besar keluarga Cornner yang memilih untuk mengakhiri hidup mereka itu sendiri.     

Menurut penelusuran Lissa, setelah pembantaian keji yang dilakukan pemerintah guna menginvasi wilayah kekuasaan kedua suku asli yang saat itu telah terbagi menjadi keluarga kasta pertama dan kasta kedua itu. Diketahui setidaknya hanya tersisa beberapa orang yang selamat dari pembantai keji yang dilakukan oleh pihak pemerintah itu, beberapa yang berhasil selamat berasal dari keluarga kasta pertama, sedang beberapa lainya berasal dari keluarga kasta kedua. Mengingat perjanjian setelah peperangan perebutan wilayah yang dahulu pernah dimenangkan oleh keluarga kasta pertama, maka keluarga kasta kedua harus masih harus setia dalam memenuhi janji mereka untuk mengabdikan diri mereka kepada keluarga kasta pertama yang memenangkan peperangan itu.     

Walau waktu kian berganti, bahkan setelah memasuki era modern sekalipun kedua keluarga itu terus saja hidup berdampingan, keluarga Cornner sebagai keluarga kasta kedua dengan sepenuh hati terus memegang perjanjian itu dan melayani keluarga kasta pertama hingga saat ini. Walau kini kedua keluarga itu tak banyak tersisa, namun tampaknya mereka masih bisa bertahan dalam membeludaknya para pendatang di kota itu, dan sampai saat ini masih terus menjalankan sesuatu yang bisa disebut sebagai tradisi yang mereka jalankan secara turun temurun.     

Lalu bagaimanakah bentuk pengabdian diri mereka. Sebagai kasta kedua tentu kedudukan mereka jauh lebih rendah dari keluarga pemegang kasta pertama. Hal ini tentu menjadi kesenjangan yang sangat kentara bagi mereka. Keluarga kasta kedua sejatinya akan berusaha menuruti perintah dan keinginan keluarga kasta pertama. Ada perbedaan yang sangat mencolok dari kedua keluarga itu. Keluarga kasta pertama sangat memegang teguh kemurnian darah mereka, mereka bahkan tak mengizinkan setiap dari individu dari keluarga mereka untuk menikahi individu lain yang tak berasal dari kastanya. Sedangkan keluarga kasta kedua memandang hal ini dengan cara berbeda, mereka lebih mementingkan keberlangsungan dan keturunan keluarga mereka dan mempersilahkan tiap-tiap dari individunya untuk menikah individu lainya tanpa adanya batasan suku dan kasta.     

Tentu hal itu saling berdampak antara kedua keluarga itu satu sama lain. Dengan memegang teguh akan prinsip kemurnian darah mereka, pihak keluarga kasta pertama secara perlahan namun pasti mengalami penyusutan dalam keturunan mereka, hal ini membuat mereka berpikir untuk mencari jalan keluar dari permasalah tersebut.     

Pada dasarnya bagi keluarga kasta pertama, sangatlah tidak etis untuk melakukan hubungan intim secara langsung dengan individu lain yang tidak berasal dari kastanya, hal itu bahkan mereka anggap sangat menjijikkan dan termasuk sebagai dosa yang sangat besar untuk dilakukan. Lantas bagaimana cara mengatasi penyusutan individu di kalangan keturunan mereka yang semakin lama semakin kian mengalami penurunan itu.     

Jawabannya hanya satu, yaitu dengan cara memanfaatkan keluarga kasta kedua yang terikat perjanjian seumur hidup kepadanya itu.     

Perkembangan teknologi dalam dunia kedokteran juga turut berperan penting akan rencana ini, sejatinya kedua keluarga itu telah mengikuti perkembangan zaman dengan sangat baik. Dengan berkembangnya beberapa metode dalam dunia kedokteran akhirnya tercetuslah sebuah ide yang di mana akhirnya mau tidak mau harus mereka aplikasikan guna menjaga keberlangsungan dari keturunan mereka.     

Pada dasarnya yang menjadi alasan utama mereka tak mau menikah atau memiliki keturunan dari luar kasta mereka adalah aktivitas hubungan badan yang mereka anggap tidak pantas untuk mereka lakukan dengan individu lain di luar kasta mereka. Tentu untuk memiliki seorang keturunan mereka harus melakukan aktivitas atau berhubungan badan secara langsung, namun bagaimana jika menurut mereka hal itu sangat tidak pantas untuk mereka lakukan dengan individu di luar kasta mereka, tentu itu menjadi kendala besar bagi mereka untuk memiliki keturunan. Lantas apa solusi dari hal yang menjadi kendala mereka saat itu. Jawabannya ada pada perkembangan teknologi dalam dunia kedokteran saat ini.     

Dikemukakannya metode bayi tabung tampaknya menjadi angin segar bagi mereka, hal ini setidaknya dapat mengatasi masalah pendirian mereka yang di mana mereka menganggap jika berhubungan intim secara langsung dengan individu di luar kasta mereka yang mereka anggap sangat tidak etis itu.     

Tampaknya metode bayi tabung bisa menjadi jawaban dari semua permasalahan yang mereka hadapi, karena pada dasarnya dalam metode itu proses pembuahan akan dilakukan di luar tubuh dan tak mengharuskan mereka untuk melakukan hubungan intim secara langsung dengan calon sang ibu dari keturunan mereka. Lalu bagaimana dengan kemurnian dari keturunan mereka, apakah dengan cara itu anak yang di hasilkan masih bisa dikatakan sebagai darah murni dari keturunan kasta pertama itu. Untuk masalah yang satu ini mereka hanya bisa berharap gen dari sang lelaki akan lebih mendomin, walau tak sepenuhnya murni karena bagaimanapun tentu gen itu akan tercampur dengan gen sang ibu, namun dalam hal ini mereka sedikit memberikan kelonggaran yang di mana juga bertujuan untuk kelanjutan dari keberlangsungan keturunan mereka.     

Mengapa hal itu harus mereka lakukan, selain karena keterbatasan individu yang saat ini menjadi masalah dalam keluarga mereka, hal itu juga dipengaruhi faktor ketidaksuburan para wanita dalam keluarga tersebut. Sejatinya mereka telah melakukan metode bayi tabung itu pada wanita-wanita yang berasal kasta mereka sendiri guna menanggulangi ketidaksuburan mereka jauh sebelum melakukan hal tersebut kepada keluarga kasta kedua, namun hal itu nyatanya hal itu tetap saja percuma dan terus saja mengalami kegagalan demi kegagalan. Tentu yang menjadi faktor utama adalah ketidaksuburan para wanita dari kasta mereka itu sendiri. Tentu hal itu juga menjadi sebuah anomali tersendiri bagi keluarga kasta pertama.     

Berbeda dengan kasta kedua, keluarga itu terkenal akan kesuburan mereka, melonjaknya individu dari keluarga kasta kedua juga kian menjadi permasalahan bagi mereka, mereka takut jika suatu saat keluarga itu akan berontak dan mengambil alih posisi mereka sebagai keluarga kasta pertama.     

Dan akhirnya ide gila itu pun tercetus. Tampaknya metode bayi tabung itu cukup membuahkan hasil, dengan memanfaatkan sel telur yang mereka buahi di luar tubuh itu, akhirnya merela dapat memiliki keturunan dari rahim keluarga kasta kedua yang mereka manfaatkan itu. Dan tak hanya sampai di situ, mereka yang mulai resah dengan melonjaknya keturunan dari keluarga kasta kedua itu kembali menemukan hal gila untuk mereka lakukan pada keluarga kasta kedua tersebut. Lantas hal gila apa yang dimaksud. Dalam jurnal itu Lissa menjelaskan dengan gamblang bagaimana cara keluarga kasta pertama itu membatasi dan mengontrol melonjaknya pertumbuhan dari keluarga kasta kedua. Metode yang mereka lakukan adalah dengan cara memanfaatkan perjanjian yang telah lama mereka sepakati itu. Sebagai keluarga kasta kedua mereka sudah sewajarnya membantu dan mematuhi apa pun yang menjadi keinginan keluarga dari kasta pertama.     

Davine mengerutkan keningnya, ia benar-benar dibuat menjadi semakin penasaran akan kelanjutan dari jurnal itu, sementara iaasih harus membalik halaman itu untuk kembali melanjutkan membaca apa yang ditulis Lissa di jurnalnya itu.     

Di halaman selanjutnya Lissa membeberkan bagaimana kejinya cara yang dilakukan oleh keluarga kasta pertama itu pada keluarga kedua. Tak hanya memanfaatkan rahim para wanita dari kasta kedua untuk memiliki sejumlah keturunan, mereka juga memerintahkan agar wanita yang telah berhasil melahirkan keturunan mereka itu untuk mengabdikan diri mereka secara penuh pada keluarga kasta pertama dengan cara yang sungguh tidak masuk di akal. Setelah berhasil melahirkan para keturunan mereka, para wanita dari kasta kedua itu diharuskan untuk mengakhiri hidup mereka sendiri dengan cara bunuh diri.     

Davine benar-benar tak dapat berkata apa pun melihat catatan dalam jurnal itu, bagaimana bisa mereka melakukan hal yang sangat berperikemanusiaan pada para wanita dari keluarga kasta kedua itu, pikirnya.     

Dengan catatan itu kini terjawab sudah anomali yang terjadi pada keluarga Cornner yang merupakan kasta kedua itu. Bagaimana sebagian dari mereka memilih untuk mengakhiri hidupnya, yang tidak lain karena sebuah perintah, pengabdian dan keterpaksaan belaka.     

Tak hanya mereka kaum wanita yang telah mereka manfaatkan guna mendapat keturunan untuk keluarga mereka, pihak keluarga kasta pertama itu juga memerintahkan para lansia yang sekiranya terlah tak berguna bagi mereka untuk melakukan pengabdian dengan cara yang sama,. Tentu saja hal ini hanya bertujuan untuk mengurangi melonjaknya para individu dari keluarga kasta kedua. Lantas apa metode yang mereka gunakan dalam aksi bunuh diri itu, bagaimana mayat mereka seolah selalu tersenyum bahagia dalam tiap kasus kematiannya. Jawabannya ada pada sebuah tanaman beracun yang mereka gunakan dalam melakukan aksi bunuh diri tersebut.     

Hemlock water dropwort, sebuah tanaman yang sangat beracun yang dapat menyebabkan korbannya meninggal dengan kondisi tersenyum.     

Dalam beberapa budaya dan keyakinan tanaman beracun ini biasa digunakan untuk melakukan euthanasia maupun pembunuhan terhadap para lansia yang dianggap tak dapat lagi mengurus dirinya sendiri. filosofinya adalah menemui tuhan dengan penuh kebahagiaan, walau nyatanya efek racun yang terkandung dalam tanaman itu tidaklah benar-benar membuat para korbannya tersenyum dengan bahagia, hal itu bisa terjadi karena adanya kontraksi pada otot wajah yang membuat para korbannya terlihat tersenyum dalam kematiannya, jika dilihat baik-baik, senyuman itu bukanlah sebuah senyuman kebahagiaan, melainkan senyuman yang mengerikan, seperti menyeringai menahan rasa kesakitan. Tentu itu bukanlah hal pantas untuk dilakukan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.