Another Part Of Me?

Part 4.15



Part 4.15

Bella turun bersama kedua adik dari Annie, mereka tampak sangat ceria kala itu. Sepertinya semenjak kepergian kakaknya, mereka tak lagi dapat bersenang-senang seperti itu.     

Hanna menyambut kedatangan mereka, terlihat dua adik dari Annie itu sangat ramah kepadanya.     

"Selamat sore Kak," tegur salah satu adik dari Annie, tampaknya ia adalah gadis yang saat ini sedang mengenyam bangku di tingkat SMP, sedang anak lelaki yang satunya lagi terlihat begitu malu-malu. Hanna tahu jika itu adalah adik dari Annie yang sedang mengenyam bangku di sekolah dasar.     

"Hay, bagaimana keadaan kalian?" sapa Hanna, lelaki itu tersenyum sangat manis pada kedua anak itu.     

Bella segera memperkenalkan kedua adik dari Annie itu pada Hanna.     

"Baiklah perkenalkan, gadis cantik ini bernama Donna, sedangkan bocah lucu ini adalah Timmy," jelas Bella.     

Kedua adik dari Annie itu pun segera kembali memberikan salam setelah Bella memperkenalkan diri mereka pada Hanna. Tampaknya mereka adalah anak yang sangat baik.     

"Perkenalkan nama Kakak adalah Hanna, kita bisa berteman baik mulai sekarang!" sambut Hanna, sekali lagi lelaki itu tersenyum dengan sangat manis.     

Melihat perlakuan lembut Hanna pada kedua adik dari sahabatnya itu, Bella merasa sangat tersentuh, rasanya ia tak salah pilih lelaki yang dijadikan kekasihnya.     

Tak ingin membuang waktu mereka segera memasuki Mall itu, tampaknya bocah lelaki yang sedikit pemalu itu sudah sangat tidak sabar.     

Keadaan Mall cukup ramai saat itu, tampaknya sangat banyak keluarga yang memutuskan untuk berjalan-jalan seperti mereka, mengingat hari itu adalah hari libur nasional, tentu saja para keluarga yang berada di kota itu akan memanfaatkan hari itu untuk sekedar bersenang-senang dengan keluarga mereka. Hanna menatap sekeliling, ia melihat banyak sekali pasangan ayah dan ibu bersama anak-anak mereka yang berjalan dan menghabiskan waktu mereka dengan sangat bahagia di dalam Mall tersebut. Entah mengapa hal itu cukup membuatnya iri, jika mengingat masa kecilnya sebagai anak korban hasil perceraian dari kedua orang tuanya, tentu saja sangat wajar jika ia merasakan perasaan itu ketika melihat sebuah keluarga utuh yang sangat bahagia seperti yang terlihat di depan matanya saat ini, sedangkan di masa kecilnya ia tak mampu merasakan hal seberuntung mereka.     

"Ada apa, mengapa kau termenung seperti itu?" tanya Bella, wanita itu tampak sangat memahami apa yang sedang Hanna rasakan saat itu.     

"Tidak, tidak ada apa pun!" tepis Hanna, ia bahkan terlihat sangat memaksakan senyumnya saat itu.     

Bella yang sangat mengetahui apa yang sedang kekasihnya itu rasakan segera menggenggam lembut jari-jemarinya.     

"Yang telah berlalu tak perlu kau sesali!" ucap Bella.     

"Ya, aku tahu, maafkan aku!" jawab Hanna, kini lelaki itu merasa jauh lebih baik.     

Kedua adik dari Annie itu terlihat sangat girang, terutama Timmy, tampaknya bocah lelaki itu sudah sangat jarang merasakan hal seperti itu, sedangkan Donna, gadis itu tampak celingak-celinguk melihat beberapa barang yang tampaknya sangat ia inginkan.     

Hanna yang melihat tingkah kedua kakak beradik itu segera tersenyum.     

"Hey Timmy, bagaimana jika kita pergi bermain ke sana!" tunjuk Hanna pada sebuah area bermain yang terdapat di Mall itu.     

Timmy yang mendapat ajakan itu segera melompat girang, bocah itu tampak sangat antusias, ia bahkan tak tampak malu-malu seperti di awal lagi.     

Hanna, Bella, Donna, dan Timmy pun segera menyambangi area bermain itu, mereka cukup menghabiskan banyak waktu di tempat itu. Sesaat Hanna terlihat sangat bahagia, ia dan Kemal memainkan beberapa permainan yang tampak sangat menyenangkan, sedang Bella dan Donna, mereka lebih memilih memainkan permainan khusus wanita yang berada di tempat itu. Tawa mereka lepas begitu saja, saat itu mereka seolah melupakan semua beban dan keresahan yang tengah mereka hadapi.     

Merasa cukup lelah, akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri kegiatan mereka itu, kini rasa lapar tampaknya mulai menyerang perut mereka, terbukti dari suara keroncongan yang terdengar jelas dari perut kecil Timmy saat itu.     

Mendengar suara itu mereka seketika tertawa terbahak-bahak, sedang Timmy tampak berusaha menahan rasa malunya.     

"Apa kau mau hamburger?" tawar Hanna.     

Sesaat Timmy melayangkan pandangannya pada Donna, tampaknya ia butuh sedikit persetujuan. Donna yang mendapati hal itu segera merespons dengan sedikit mengakukan kepalanya pada Timmy. Bella dan Hanna yang melihat hal itu segera memutuskan jika mereka akan memakan menu itu.     

"Aku rasa tidak ada yang tidak suka hamburger!" tukas Bella.     

"Aku benar kan!" tukasnya lagi.     

Mendengar hal itu Timmy segera melompat girang, sedang Donna hanya tersenyum melihat tingkah laku adiknya itu.     

Tak menunda lagi mereka pun segera melesat menuju salah satu kedai hamburger yang cukup terkenal di Mall itu. Hal yang sangat sederhana bagi sebagian orang, namun untuk kedua kakak beradik itu, tampaknya hal itu adalah hal yang cukup istimewa.     

Bella bercerita, dulu selagi Annie masih hidup, wanita itu kerap kali membawa kedua adiknya itu untuk berjalan-jalan seperti ini bersamanya. Hampir setiap kali gaji dari hasil kerja paruh waktunya itu ia terima, maka wanita itu akan selalu menyempatkan waktu untuk mengajak kedua adiknya itu untuk berjalan-jalan, walau tak banyak yang mereka lakukan karena keterbatasan uang yang Annie miliki, namun hal itu terasa sangat membahagiakan bagi mereka maupun Bella yang menyaksikannya.     

Annie adalah tipe kakak yang sangat peduli terhadap adik-adiknya, ia bahkan rela tak membeli barang-barang yang ia inginkan hanya untuk sekedar membahagiakan kedua adiknya tersebut.     

"Annie adalah wanita yang sangat baik!" tukas Bella. Mata wanita itu seketika mulai berkaca-kaca karena mengingat sosok sahabatnya itu.     

Kini giliran Hanna yang mencoba menenangkan Bella, lelaki itu segera meremas pundak wanita itu dengan sangat halus.     

"Ya, aku mengerti!" tutur Hanna dengan sangat hangat.     

Hanna meletakan empat porsi hamburger dan beberapa berukuran ekstra dan beberapa kentang goreng di atas meja yang telah mereka tempati. Tampaknya yang di pesan Hanna saat itu sedikit berlebihan, terlebih bagi Timmy. Bella ragu bocah itu dapat menghabiskan hamburger berukuran ekstra itu seorang diri. Menyadari hal itu Hanna hanya sedikit mengangkat pundaknya, ia hanya ingin memberikan anak-anak itu menu terbaik yang dimiliki kedai itu.     

Timmy tampaknya sangat antusias dengan makanan yang ada di depannya, matanya bahkan seolah berbinar-binar, sedang Donna, gadis itu tidak langsung menyantap makanan yang berada di depannya itu, seperti gadis lain pada umumnya, ia terlebih dulu memotret makanan itu untuk ia posting di media sosial miliknya. Donna tampak mencoba mengambil beberapa foto dari beberapa sudut yang berbeda dengan menggunakan smartphone miliknya yang sedikit kelihatan ketinggalan zaman. Hanna dan Bella sekali lagi hanya tersenyum melihat tingkah kedua kakak beradik itu, rasanya dengan melihat mereka saja sudah cukup membuat mereka bahagia.     

Ketika Donna dan Kemal sedang sibuk dengan makanannya, Bella sedikit teringat akan kata-kata yang pernah sahabatnya itu ucapkan jauh sebelum kematiannya, seingat Bella wanita itu dulu sempat mengatakan sesuatu yang kini sedikit terdengar ambigu.     

Di suatu kesempatan Annie pernah berkelakar pada Bella, wanita itu mengucapkan jika suatu saat jika ia telah tiada maka Bella harus menjaga kedua adiknya itu untuknya. Saat itu Bella tak terlalu menanggapi hal itu dengan benar karena Annie sendiri mengatakan hal tersebut di tengah candanya pada Bella. Namun jika ia pikirkan lagi saat ini, entah mengapa saat itu Annie seolah tahu jika hidupnya cepat atau lambat akan berakhir.     

Mendengar hal itu cukup membuat Hanna terkejut, bagi Hanna bisa saja itu bukan sekedar kelakar biasa yang dilontarkan Annie pada Bella semata. Lantas apakah benar Annie telah mengetahui jika saat itu cepat atau lambat hidupnya akan berakhir, pikir Hanna. Lelaki itu kini menatap Bella dengan cemas, ia tahu ada sesuatu yang tampaknya sengaja Annie sembunyikan dari Bella saat itu.     

Hanna sebenarnya ingin sekali membahas hal itu lebih dalam, namun mengingat adanya kedua adik dari Annie yang sedang berada bersama mereka saat itu, Hanna memilih mengurungkan niatnya. Ia tak ingin kedua kakak beradik itu kembali mengingat akan kematian Annie.     

Setelah lelah menghabiskan waktu untuk bersenang-senang bersama kedua adik dari Annie itu, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Saat itu waktu telah menunjukkan pukul 08.10 p.m. mereka tampaknya tak ingin pulang lebih malam lagi dari itu.     

Hanna menawarkan dirinya untuk mengantar Bella dan sepasang kakak beradik itu, namun seperti biasa Bella menolak hal itu, ia mengatakan jika mereka bisa pulang sendiri.     

Setelah mencarikan taksi untuk mereka, seperti biasa Hanna tak langsung meninggalkan mereka, lelaki itu lebih memilih untuk menunggu hingga taksi yang mereka tumpangi itu pergi meninggalkannya. Kedua adik dari Annie juga tak lupa mengucapkan rasa terima kasihnya pada Hanna. Mereka mengatakan jika hari itu terasa sangat menyenangkan bagi mereka. Mendengar ucapan polos dari kedua kakak beradik itu sedikit membuat hati Hanna tergetar.Ia tahu jika situasi yang sedang mereka hadapi saat itu tidaklah mudah, terlebih semenjak kematian kakak mereka, tentu mereka sangat merasa kesepian mengingat kini mereka tak lagi mempunyai ayah dan seorang kakak dalam keluarga kecilnya itu.     

Setelah kepergian Bella dan kedua adik dari Annie itu, kini pikiran Hanna kembali tertuju pada kata-kata yang sempat diucapkan Annie pada kekasihnya itu. Apakah itu hanya sebuah canda semata, atau malah Annie memang benar-benar tahu jika saat itu cepat atau lambat hidupnya akan berakhir.     

Kini semakin banyak pertanyaan yang bersarang di benak Hanna perihal kematian sahabat dari kekasihnya itu. Dengan adanya pernyataan itu, entah mengapa Annie seolah menegaskan jika saat itu ia memang sedang dalam sebuah masalah yang ia tahu hal itu tak dapat ia atasi, perkataan yang Annie ucapkan pada Bella itu seolah melambangkan rasa putus asanya akan sesuatu yang tak dapat ia hindari.     

Tapi apa penyebabnya, pikir Hanna. Bahkan Bella yang notabenenya adalah sahabat karib dari wanita itu saja tak pernah tahu akan masalah yang bisa saja sedang Annie hadapi saat itu, tampaknya wanita itu sangat pandai dalam menyembunyikan setiap permasalahan yang ia hadapi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.