Another Part Of Me?

Part 4.31



Part 4.31

0Davine mencoba mencari adanya berita mengenai terbunuhnya kedua lelaki itu dalam surat kabar harian kota. Hal ini rasanya sungguh aneh, bagaimana bisa pihak Kepolisian tak menemukan kedua mayat lelaki yang dengan mau tidak mau harus ia bunuh malam itu. Tentu saja dalam kondisi itu Davine tidak memiliki banyak pilihan, jelas sekali jika tujuan kedua lelaki yang ia temui malam itu tidak lain adalah ingin membunuhnya. Di satu sisi Davine menyesali kejadian itu, namun di sisi lain ia juga mau tidak mau harus melakukan hal tersebut guna menyelamatkan nyawanya sendiri. Walau nyatanya tindakannya itu hampir sepenuhnya dilakukan oleh sang alter miliknya.     

Davine juga telah mencari tahu ada atau tidaknya kabar kematian kedua lelaki itu melalui beberapa warga yang ia temui, walau ia tak menanyakan hal itu secara blak-blakan namun ia mencoba menanyakan hal itu dengan sedikit menyembunyikan maksud dari inti pertanyaannya itu. Menurut para warga yang ia tanyai mengenai perihal itu, tampaknya mereka tak tahu-menahu akan terjadinya pembunuhan yang ia lakukan semalam.     

"Maaf Mas, saya baru saja tiba di kota ini. Saya dengar dalam beberapa bulan terakhir telah terjadi pembunuhan berantai di kota ini, lantas bagaimana situasi kota saat ini, saya hanya sedikit resah akan hal itu?" tanya Davine pada seorang lelaki yang merupakan tetangga yang berada di penginapannya itu.     

"Tidak perlu khawatir Mas, dalam beberapa waktu belakangan ini tampaknya tak ditemukan lagi korban dari pembunuh berantai itu sejak korban terakhir yang diberitakan. Walau situasi kota ini tak dapat dikatakan stabil, namun rasanya belakangan ini para warga kota bisa kembali bernafas dengan cukup lega!" jawab lelaki itu. Tampaknya ia juga belum mendengar adanya kabar temuan mayat dari kedua lelaki yang telah terbunuh malam itu.     

Mendengar hal itu, dapat sedikit menyimpulkan jika mayat kedua lelaki yang telah dibunuhnya itu tampaknya masih belum ditemukan oleh pihak Kepolisian maupun warga kota itu. Normalnya, jika saja mayat kedua lelaki itu telah di temukan, seharusnya berita itu akan segera tersebar dengan sangat cepat dan menjadi kehebohan bagi para warga kota dan juga kalangan netizen di dunia maya. Namun dari pernyataan yang baru saja dilontarkan oleh lelaki itu, tampaknya sampai saat ini belum ada berita yang mengabarkan atas adanya temuan kedua mayat lelaki tersebut. Tentu saja ini adalah hal yang sangat janggal, bagaimana bisa kedua mayat itu tak ditemukan oleh pihak Kepolisian maupun warga kota, sedangkan lokasi kejadian itu cukup mudah untuk diketahui, pikirnya.     

Ia memang tak begitu terlalu mengingat apa yang sang alter miliknya lakukan ketika kesadarannya benar-benar hilang sepenuhnya saat itu, namun ia juga yakin bahkan jika itu adalah sang alter miliknya, tentu ia tetap saja tak dapat melenyapkan kedua bukti pembunuhannya itu, ia tak akan punya waktu untuk melakukan hal itu, ditambah dengan keadaannya yang tengah terluka, tentu itu hal yang mustahil untuk ia lakukan. Bagaimana bisa seorang yang tengah terluka dan dikejar waktu sepertinya bisa melakukan hal yang sangat merepotkan dan membutuhkan waktu lebih seperti itu. Itu bahkan terasa sangat mustahil. Baik bagi dirinya maupun sang alter, mereka pasti akan memilih untuk meninggalkan kedua mayat itu begitu saja, pikirnya.     

Lantas jika itu bukan perbuatannya, lalu siapa yang melakukan hal itu, ia sangat yakin jika keributan yang mereka buat di malam itu pastilah akan sangat cepat menarik pihak Kepolisian untuk segera melakukan penyisiran ke area itu.     

Lalu bagaimana bisa kedua mayat lelaki itu tidak mereka temukan, bagaimanapun juga itu hal yang sangat tidak masuk di akal, lain halnya jika pihak Kepolisian dengan sengaja berusaha menutupi temuan mereka.     

"Apa mereka khawatir dengan kembali ditemukannya kedua mayat lelaki itu, maka mereka akan kembali dicap tidak beres dalam menangani situasi kota saat ini," gumam Davine.     

Jika dipikirkan lagi, saat ini pihak Kepolisian tentu saja tidak boleh melakukan kesalahan dalam setiap tindakan yang ia ambil. Bagaimanapun juga mereka yang telah susah payah untuk mendapatkan kembali sedikit kepercayaan dari warga kota itu, tak ingin begitu saja kembali mencoreng sedikit pun nama baik mereka dan pihak Pemerintahan. Tentu saja dengan adanya temuan mayat itu, maka mereka akan kembali dianggap lalai oleh para warga kota dalam melakukan tanggung jawabnya.     

Dan jika hal itu yang saat ini sedang terjadi, maka itu tampaknya mulai sedikit masuk di akal. Hal ini juga menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi Davine. Walau ia melakukan pembunuhan itu atas dorongan pembelaan diri, namun tetap saja yang namanya membunuh maka ia setidaknya harus memberikan keterangan dan mempertanggungjawabkannya. Terlebih pembunuhan itu ia lakukan dengan menggunakan sebuah handgun yang notabenenya tidak boleh dimiliki oleh seorang warga sipil sepertinya, dan di tambah statusnya saat ini yang tidak lain adalah terduga dari pelaku pembunuhan Annie, maka lengkap sudah segala hal yang dibutuhkan oleh pihak Kepolisian untuk melakukan penangkapan padanya.     

******     

Hanna mempertanyakan perihal keributan yang ia dengar semalam. Bagi seseorang yang telah berteman akrab dengan senjata api, ia tahu benar jika suara yang terdengar tidak jauh dari lokasinya berada semalam adalah suara yang dihasilkan oleh benda tersebut.     

Pada malam itu posisinya sangat tidak baik, tentu saja ia begitu penasaran dengan apa yang tengah terjadi, namun ia tidak bisa meninggalkan ataupun membawa Siska untuk melakukan pengecekan atas apa yang telah terjadi di malam itu. Namun ia juga telah melaporkan hal itu pada Sersan Hendrik, dan lelaki itu mengatakan jika ia akan segera mengirim beberapa personil miliknya yang bertugas pada pos terdekat dari area sumber suara itu berasal. Di satu sisi Hanna juga yakin jika para personil yang bertugas berjaga di area pos terdekat pasti juga telah mendengar suara tembakan itu sama sepertinya.     

Mengambil sedikit pertimbangan, saat itu Hanna akhirnya lebih memilih untuk mengutamakan keselamatan adik sepupunya malam itu. Ia tak bisa membiarkan Siska ikut terlibat dalam pengecekan area yang bisa saja akan sangat berbahaya nantinya.     

Hanna tak melupakan keberadaan Davine malam itu, satu-satunya yang terpikir olehnya, sember suara itu mungkin saja disebabkan oleh lelaki itu. Apa Davine berhasil mendapatkan sang lelaki misterius yang tengah menguntit adik sepupunya malam itu, pikir Hanna.     

Jika hal itu benar, bisa jadi mereka telah terlibat aksi baku tembak malam itu. Bagi Hanna, siapa pun yang tumbang dalam aksi baku tembak itu maka akan sama-sama menguntungkan baginya. Walau di satu sisi ia tak akan puas jika tidak meringkus kedua lelaki yang telah menjadi targetnya saat ini dengan tangannya sendiri. Namun nyatanya kedua hasil yang ia pikirkan itu tak ada satu pun yang menjadi kenyataan.     

Hanna telah menanyakan hasil dari penelusuran yang dilakukan para personil yang ditugaskan untuk memantau area yang diduga menjadi sumber dari suara itu. Namun hasilnya sangat di luar dugaan, para personil itu tampaknya tak mendapati apa pun di tempat itu, ia hanya menemukan beberapa bekas tembakan yang bersarang di beberapa area, seperti yang terdapat pada sebuah gardu listrik yang berada tepat di samping jalan yang terdapat di area gang yang mereka duga menjadi tempat kejadian aksi baku tembak itu.     

Tampaknya mereka telah terlambat dalam melakukan tindakan malam itu, seperti apa yang telah di laporkan. Tampaknya aksi baku tembak itu memanglah benar terjadi, namun ketika para personil itu sampai di tempat kejadian, nyatanya aksi baku tembak itu telah berakhir dan hanya menyisakan beberapa kerusakan dan sedikit noda darah yang terlihat tercecer di beberapa area di tempat tersebut.     

Lantas bagaimanakah hasil dari aksi baku tembak yang telah terjadi, siapakah yang tumbang dalam aksi baku tembak tersebut, atau mungkin mereka berhasil selamat satu sama lainnya. Tentu Hanna tak dapat terlalu mengharapkan Davine bisa memenangkannya jika baku tembak antara dirinya dan sang lelaki yang tengah menguntit adik sepupunya itu benar terjadi, namun akan beda halnya jika saat itu sang alter milik Davine mengambil alih tubuh dan kesadarannya. Bagi Hanna yang telah menghadapi kepribadian itu secara langsung, ia tahu benar seberapa kompeten sosok itu dalam menggunakan handgun miliknya.     

Tidak ditemukannya apa pun di tempat kejadian membuat Hanna menyimpulkan jika dalam aksi baku tembak yang terjadi itu kedua belah pihak tak ada yang tumbang ataupun saling menjatuhkan. Tampaknya sang lelaki yang menjadi lawan dari Davine itu juga cukup terlatih dalam di bidang tembak-menembak, hal itu terbukti dengan tak ditemukannya mayat ataupun pihak yang terluka di tempat kejadian, tampaknya lelaki misterius itu dapat mengimbangi keterampilan sang alter milik Davine dalam aksi baku tembak yang telah terjadi, namun sekali lagi hal ini pun masihlah dugaan Hanna semata.     

Hanna kembali menanyakan bagaimana bisa para personil itu tak menemukan apa pun di tempat kejadian pada Sersan Hendrik, bagaimana bisa mereka begitu terlambat sedang jarak dari pos terdekat dengan tempat sumbernya suara itu tidaklah terlampau jauh. Hanna juga menanyakan apakah mereka telah menyisir area tersebut, menurutnya pelaku aksi saling tembak itu pasti masih tidak jauh dari tempat itu. Namun sekali lagi kenyataan jika mereka tak menemukan apa pun selain jejak baku tembak yang terjadi cukup membuat Hanna merasa sedikit kesal.     

"Apa kalian serius dalam melakukan pekerjaan ini?" Bentak Hanna pada Sersan Hendrik, ia tanpa sadar menumpahkan kekesalannya begitu saja.     

Sersan Hendrik tak menjawab perkataan itu, ia tahu jika saat itu Hanna sedang tak dapat mengontrol emosinya, lelaki itu tentu tengah merasakan frustrasi sebab kasus pembunuhan berantai yang nyatanya sampai saat ini masih belum bisa mereka selesaikan itu.     

"Maafkan aku Sersan, aku hanya ...." sesaat Hanna segera menyadari ucapan tidak sopan yang baru saja ia keluarkan tanpa di sengaja itu. Kini ia merasa sangat tak enak hati pada lelaki yang sedang berbicara via telepon dengannya itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.