Another Part Of Me?

Part 4.33



Part 4.33

0Hanna, Sersan Hendrik, dan salah satu petugas yang menjaga di area lobby itu segera menuju ke arah atap gedung seperti apa yang telah Hanna dan Sersan Hendrik minta. Menurut Hanna lokasi paling tepat bagi sang pelaku dalam melakukan aksinya itu pastilah berada di area tertinggi gedung itu, dengan kata lain sang pelaku melakukan penembakan itu dari pelataran yang berada di atap gedung tersebut.     

Sementara itu, Sersan Hendrik segera memerintahkan para personil yang awalnya ia perintahkan untuk menyisir di sekitar wilayah itu untuk segera melakukan penutupan pada akses keluar masuk dari gedung tersebut. Mereka hanya bisa berharap jika sang pelaku masih belum keluar dari gedung stasiun televisi itu.     

Sedangkan sang petugas yang kini tengah mengantarkan mereka itu juga segera melaporkan kejadian itu kepada atasannya. Ia segera melaporkan sebagaimana dugaan yang telah Hanna dan Sersan Hendrik jelaskan sebelumnya kepada sang pemilik gedung stasiun televisi itu. Untungnya sang pemilik tampak sangat mudah untuk diajak bekerja sama dalam hal itu, sama halnya seperti kedua karyawan yang kini tengah membantu Hanna dan Sersan Hendrik.     

Sampai di pelataran yang terdapat di atap gedung, Hanna segera berusaha mencari di mana titik lokasi sang pelaku penembakan itu melakukan aksinya. Walau kenyataannya mereka tak lagi menemukan sang pelaku berada di area itu, namun Hanna berhasil mendapatkan titik akurat di mana sang pelaku melakukan aksi penembakannya itu. Hal itu dapat ia buktikan dari temuan dua buah selongsong yang terdapat di area itu. Dari selongsong itu Hanna dapat menyimpulkan bahwa peluru yang digunakan memiliki diameter sekitar 7mm, hal ini sangat menunjang jika mengingat jarak dari titik lokasi sang penembak jitu dengan lokasi sang target yang berada di jarak sekitar 1 kilometer atau lebih itu.     

Yang menjadi pertanyaan dalam benak Hanna saat itu adalah, bagaimana cara sang pelaku membawa senjata yang tentu saja memiliki diameter cukup besar itu tanpa di ketahui seorangpun ke dalam gedung itu. Tentu saja tak mudah membawa hal seperti itu ke dalam gedung terbilang cukup ramai itu.     

Tak mendapati target yang mereka cari, Hanna dan Sersan Hendrik segera memutuskan untuk kembali ke dalam gedung. Kini ia hanya bisa berharap sang pelaku masih belum keluar dari gedung tersebut.     

Setelah bertemu dan memberikan penjelasan akan apa yang telah terjadi pada pemilik gedung stasiun televisi itu, Sersan Hendrik segera meminta agar setiap karyawan untuk berkumpul di satu tempat, sedang beberapa personil mereka akan di tugaskan untuk memeriksa setiap ruangan yang terdapat di gedung itu. Menurut Hanna jika sang pelaku berasal dari pihak internal, maka seharusnya ia masih menyembunyikan senapan runduk itu di suatu tempat pada gedung tersebut. Sersan Hendrik dan beberapa personilnya yang dibantu dengan beberapa karyawan yang bekerja di gedung stasiun televisi itu segera melakukan penyisiran mereka. Tentu tidak cukup mudah untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada gedung yang terbilang cukup besar itu.     

Sedangkan Hanna, ia kini mencoba mencari tahu jika saja ada orang dari pihak eksternal yang sebelumnya memasuki area gedung stasiun televisi itu pada petugas yang berjaga di lobby gedung tersebut. Sedang sang pemilik gedung itu kini sedang membantu langsung dengan melakukan pengecekan pada setiap area yang dilengkapi kamera CCTV yang terdapat di gedung itu.     

Menurut kesaksian petugas yang berjaga di lobby, tak banyak pihak dari luar yang hari itu datang untuk berkunjung. Hanya ada beberapa klien dan rekanan mereka yang tampak berkunjung untuk melakukan beberapa keperluan mereka. Hanna mengangguk paham atas apa yang telah dijelaskan oleh sang petugas itu. Kini ia kembali mempersempit pencarian itu, Hanna kini menanyakan apakah ada dari semua tamu yang berkunjung itu yang sekiranya membawa bawaan yang terbilang cukup besar untuk dapat di gunakan sebagai wadah menyimpan sebuah senapan runduk di dalamnya.     

Sang petugas tampak berpikir sejenak, ia berusaha mengingat setiap tamu yang berkunjung ke gedung itu sebelumnya, namun tampaknya ia yakin jika keseluruhan dari mereka tidak ada yang membawa bawaan seperti apa yang Hanna maksudkan.     

"Saya rasa tidak ada satu pun dari mereka yang membawa tas ataupun barang bawaan seperti apa yang Anda maksud!" ujar petugas itu. Ia juga tidak lupa segera memperlihatkan buku tamu yang berkunjung di hari itu.     

Hal ini juga di kuatkan oleh keterangan para petugas lainnya yang menyatakan hal yang sama pula. Karena memang kebanyakan dari tamu yang kerap mengunjungi gedung itu hanya membawa beberapa tas kecil guna membawa dokumen penting yang mereka perlukan.     

Hanna juga menanyakan apakah di gedung itu tidak memeriksa setiap bawaan yang dibawa para tamu yang berkunjung ke gedung itu. Sang petugas mengatakan jika mereka tak memeriksanya secara langsung, namun mereka tetap melakukan pengecekan pada barang bawaan mereka dengan menggunakan metal detector.     

Sampai akhirnya sang petugas itu teringat akan sesuatu yang tampaknya cukup mencurigakan baginya. Sang petugas mengatakan jika ada satu orang yang mungkin bisa mereka curigai.     

"Selain para tamu yang terdaftar, seingat saya hari ini juga ada kunjungan dari petugas maintenance ke gedung ini, kami memang memiliki berapa kerusakan pada beberapa pendingin ruangan yang terdapat di gedung ini!" ujar petugas itu.     

Menurut sang karyawan yang bertugas di lobby itu, sang petugas maintenance itu datang dengan membawa sebuah koper yang cukup besar. Mereka tak melakukan pengecekan karena sang maintenance mengatakan jika di dalam koper besar yang saat itu ia bawa hanya terdapat beberapa perkakas dan peralatan yang butuhkan oleh sang maintenance itu dalam melakukan pekerjaannya.     

Sang petugas itu juga menambahkan jika petugas maintenance yang datang hari itu memang tampak sedikit asing di matanya. Sang petugas menerangkan jika maintenance itu adalah pekerja dari pihak luar yang memang telah bekerja sama dengan pemilik gedung itu guna menangani setiap kerusakan yang terjadi di sana. Walau para maintenance itu hanya datang ketika ada kerusakan atau masalah pada barang-barang elektronik mereka, namun sang petugas itu mengatakan jika ia sudah cukup hafal dengan para petugas maintenance yang biasa menangani kerusakan di setiap area gedung itu, dan menurutnya petugas maintenance yang datang hari itu tampak cukup asing dan baru pertama kali ia lihat.     

Mendengar pernyataan itu Hanna segera mengambil kesimpulan jika bisa saja sang pelaku saat itu tengah menyamar menjadi petugas maintenance itu guna melakukan aksinya.     

Sang pemilik gedung yang sedari tadi sedang melakukan pengecekan pada rekaman CCTV di area gedung itu segera mempersilahkan Hanna dan Sersan Hendrik untuk melihat rekaman CCTV yang menampilkan kedatangan sang petugas maintenance itu.     

Dalam rekaman itu tampak sang maintenance memang membawa sebuah tas perkakas yang cukup besar, bahkan rasanya sedikit berlebihan jika ia membawa barang sebesar itu hanya untuk menyimpan perkakas dan beberapa barang bawaannya, terlebih kerusakan yang akan ia tangani hanyalah beberapa unit pendingin ruangan saja. Rasanya hal itu tak begitu memerlukan banyak barang untuk melakukan perbaikan pada benda tersebut, pikir Hanna.     

Hanna segera menatap Sersan Hendrik, mereka tahu jika tampaknya sang maintenance itu tidak lain adalah sang pelaku yang melakukan aksi penembakan itu. Sayangnya dalam rekaman itu mereka tidak dapat mengenali wajah dari sang maintenance tersebut. Sama halnya seperti yang terjadi di motel beberapa waktu yang lalu, tampaknya sang pelaku juga mengenakan pakaian penyamaran lengkap dengan masker mulut dan topi yang ia kenakan.     

Hanna dan Sersan Hendrik segera memerintahkan untuk menghentikan pemeriksaan pada setiap bagian ruangan yang saat ini telah dilakukan oleh para personilnya yang dibantu oleh beberapa karyawan gedung stasiun televisi itu. Menurut mereka hal itu kini tidak perlu untuk dilakukan lagi, mereka sudah tahu siapa pelaku penembakan itu, lagi pula akan sangat memakan waktu jika mereka terus melakukan pemeriksaan mengingat gedung itu tentu memiliki sangat banyak ruangan di dalamnya.     

Dalam rekaman itu tepat pukul 04.20 p.m sang pelaku tampak memasuki gedung itu. Lelaki itu tampak membawa sebuah tas perkakas yang cukup besar, hal ini sama persis seperti apa yang sebelumnya telah dipaparkan oleh petugas yang berjaga di lobby itu. Setelah memasuki area gedung sang lelaki tampak menghampiri petugas lobby dan memperkenalkan dirinya sebagai seorang maintenance yang ditugaskan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi di gedung itu, di sinilah sang petugas dan maintenance palsu itu saling bertatap muka, walau memakai masker namun tampaknya sang petugas lobby bisa memastikan jika itu kali pertama mereka bertemu.     

Menurut kesaksian beberapa karyawan, mereka memang melaporkan tentang adanya masalah pada pendingin ruangan mereka dan meminta bantuan agar sang maintenance yang berasal dari perusahaan yang menjadi rekanan mereka itu untuk datang dan segera memperbaiki masalah kerusakan yang terjadi. Namun tampak dari rekaman CCTV, sang maintenance yang seharusnya datang untuk memperbaiki masalah kerusakan pada beberapa pendingin ruangan yang dilaporkan memiliki masalah itu tak melakukan tugasnya sama sekali. Dalam rekaman CCTV itu mereka bahkan tak mendapati sang maintenance datang ke ruangan yang telah mereka laporkan memiliki kendala pada pendingin ruangannya. Lantas ke mana perginya sang maintenance tersebut. Tentu saja hal ini semakin menguatkan dugaan jika sang maintenance itu adalah sang pelaku penembakan yang tengah menyamar guna dapat memasuki area gedung stasiun televisi itu.     

Benar saja setelah mengikuti pergerakan sang maintenance lewat CCTV yang terpasang, tampaknya sang maintenance memang tak sekalipun datang ke ruangan yang sedang memiliki kendala itu, ia tampak segera menaiki lift untuk menuju lantai paling atas gedung itu. Sialnya akses menuju pelataran yang terdapat di atap itu memang tidak pernah dikunci sekalipun, hal ini membuat sang maintenance palsu itu dapat dengan mudahnya untuk mengakses tempat tersebut.     

Yang tak kalah menjadi perhatian Hanna adalah, bagaimana sang pelaku yang tampak telah sangat mengenal area dari gedung stasiun televisi itu, terutama rute paling cepat menuju pelataran yang terdapat di atap gedung yang nantinya akan ia gunakan sebagai tempat ia melakukan aksinya itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.