Another Part Of Me?

Part 4.35



Part 4.35

0Sersan Hendrik dan Hanna yang menerima laporan itu segera mencoba memahami situasinya, mereka tak bisa sembarangan untuk mendekati dan menjamah kendaraan itu begitu saja, bisa saja sang pelaku memasang jebakan untuk mereka di dalam kendaraan tersebut, pikir Hanna.     

Sebagai seorang yang pernah tergabung sebagai salah satu anggota anti teroris, Sersan Hendrik mengambil langsung tanggung jawab itu, tentu ia ditemani oleh beberapa personilnya untuk melakukan pengecekan pada kendaraan yang kini terparkir bebas di ruas jalan itu.     

Sersan Hendrik dengan penuh siaga dan sangat berhati-hati berjalan perlahan mendekati kendaraan itu. Ia tak belum mendapati adanya kejanggalan di sana. Sersan Hendrik melambaikan tangannya, memberikan isyarat agar beberapa personil yang ada di belakangnya turut bergerak maju dengan perlahan.     

Tepat saat jarak mereka berada di sekitar 2 meter dari kendaraan itu, Sersan Hendrik segera kembali mengangkat tangannya, ia mengepalkan jemarinya memberi tanda agar semua berhenti di posisinya masing-masing. Sersan Hendrik menerawang ke setiap arah kendara, berusaha melihat segala sesuatu yang tampak mencurigakan di sana.     

Terlihat cairan merah kental mengalir melalui celah pintu belakang kendaraan itu, Sersan Hendrik yang melihatnya telah memiliki firasat buruk akan hal itu. Setelah memastikan tidak ada seseorang yang berada di dalam kendaraan itu, Sersan Hendrik segera memerintahkan dua orang personilnya untuk mendekati pintu itu secara perlahan, sedang ia dengan sigap ikut mendekati kendaraan itu secara perlahan dengan handgun yang diarahkan langsung ke pintu itu.     

Sersan Hendrik menatap kedua personilnya itu, ia memberikan tanda jika ia telah siap di posisinya, sedang kedua personil itu kini bertugas untuk membuka pintu kendaraan itu.     

Mengikuti aba-aba yang diberikan oleh Sersan Hendrik, kedua personil itu dengan penuh profesional segera membuka pintu belakang kendaraan itu, pergerakan mereka terlihat cukup terampil, setelah berhasil membuka pintu itu mereka segera menjauh dan kembali mengambil posisinya masing-masing.     

Seketika bau amis yang cukup menyengat tercium di area itu, benar seperti apa yang diduga oleh Sersan Hendrik, menurutnya di mana ada darah di sana pasti telah terjadi sesuatu yang buruk.     

Terlihat sesosok mayat dengan kondisi yang sangat mengenaskan berada di balik pintu belakang mobil itu. Mayat itu terikat di bagian tangan dan kakinya, sedang mulutnya tertutup rapat dengan selotip berukuran besar yang dilingkarkan kasar memutari bagian kepalanya, dan yang paling gila adalah kondisi kerongkongannya yang mengalami luka terbuka yang sangat dalam dengan darah segar yang masih terlihat terus mengalir dari luka tersebut.     

Sersan Hendrik segera mencoba mendekati mayat itu untuk mengecek keadaannya, ia mendapati sebuah id card yang menempel pada seragam mayat tersebut, nama yang terpampang di sana tidak lain adalah nama sang petugas yang sebelumnya telah dikirimkan oleh pemilik perusahaan layanan maintenance itu ke gedung stasiun televisi yang sebelumnya mereka singgahi.     

Dari ciri-ciri yang sebelumnya telah di jelaskan oleh sang pemilik perusahaan layanan maintenance itu tampaknya mayat yang mereka temukan saat itu adalah petugas asli yang sebelumnya memang telah mereka kirimkan untuk melakukan pekerjaan yang mereka terima dari pemilik gedung stasiun televisi sebelumnya.     

Sersan Hendrik terduduk lemas, ia segera memerintahkan kedua personil lainnya untuk segera memeriksa tiap-tiap sudut dari kendaraan itu. Hal itu tampaknya semakin membuat mereka terpukul, bagaimana tidak, hampir dalam satu waktu, kini telah ditemukan dua kasus pembunuhan yang terjadi.     

Hanna yang melihat hal itu tak mampu berkata apa-apa lagi, ia juga telah memiliki firasat buruk setelah mengetahui jika sang petugas yang mereka kirimkan itu belum juga kembali ke perusahaan itu setelah beberapa waktu berlalu. Tentu saja ini adalah perbuatan sang pembunuh berantai itu, tampaknya sang serial killer itu telah merencanakan hal ini dengan sangat baik.     

"Bajingan!" maki Hanna, ia mengacak kasar rambutnya. Untuk kesekian kalinya tampaknya sang pembunuh itu kembali berhasil untuk melarikan diri setelah melakukan aksinya hari itu.     

"Segera laporkan penemuan ini pada kantor pusat!" ujar Hendrik lemas. Ia benar-benar tak tahu harus menyikapi kegagalan itu seperti apa.     

Dengan kembali terjadinya dua pembunuhan itu kini jumlah korban yang berjatuhan telah terhitung menjadi 13 korban, dan gilanya hal itu dilakukan oleh sang serial killer itu hanya dalam rentang waktu kurang dari satu tahun.     

Tentu saja berita ini akan semakin menambah buruk situasi dan kondisi kota saat itu. Tampaknya pihak Pemerintah harus kembali mengkaji ulang akan tindakan apa yang seharusnya mereka ambil.     

Kini suasana tampak sangat hening, sedang police line segera dipasang pada area itu, mereka harus menunggu kedatangan tim forensik guna mengetahui penyebab pasti dan mencari bukti-bukti yang bisa saja tertinggal di area tersebut. Walau dengan melihat keadaan mayat itu saja siapa pun pasti bisa menyimpulkan jika sang petugas maintenance itu pastilah tewas sebab luka terbuka yang cukup dalam di lehernya itu.     

Kabar akan kedua pembunuhan itu dengan segera tersebar di kalangan warga kota, baik itu dari mulut ke mulut atau lewat media sosial mereka. Tentu saja hal ini tidaklah bisa disembunyikan oleh pihak Kepolisian, entah mengapa Hanna menganggap jika pembunuhan itu memang seolah bertujuan untuk memancing kepanikan publik saat itu. Hal itu terbukti dari bagaimana sang pelaku melakukan aksinya di waktu yang bisa dibilang masuk ke dalam jam produktif kota itu. Dan penembakan yang terjadi di tengah keramaian itu juga seolah menyatakan dengan terbuka jika saat ini sang pembunuh berantai itu masih akan terus memberikan terornya pada para warga kota tersebut. Lantas bagaimana tanggapan warga atas terjadinya dua pembunuhan di hari yang sama itu. Tentu saja mereka kini dilanda kepanikan yang sangat hebat, terutama bagi mereka yang berada langsung di lokasi kejadian, kini mereka sadar betapa mengerikannya sang pembunuh berantai yang sedang mereka hadapi. Selama ini sebagian warga terkesan mulai meremehkan sang serial killer itu, mereka merasa jika kekhawatiran pemerintah perihal sang pembunuh berantai itu terkesan terlalu berlebihan. Namun kini mereka tahu jika apa yang dikhawatirkan pemerintah kota itu tidaklah salah ataupun berlebihan. Kini mereka tahu bagaimana gilanya teror yang diberikan oleh sang serial killer tersebut pada kota itu.     

Setelah beredarnya kabar kedua pembunuhan yang terjadi di sore itu, kini para warga tak tampak banyak yang berkeliaran di jalan-jalan. Mereka lebih memilih untuk berlindung di rumah mereka masing-masing. Berkaca dari kejadian penembakan yang terjadi di tempat umum itu, hal itu jelas membuat sebagian warga kota kian merasa resah, mereka berpikir jika mereka keluar ke jalan saat itu maka tak menutup kemungkinan jika mereka yang akan menjadi korban selanjutnya, dan para polisi yang bertugas melakukan penjagaan itu, kini benar-benar tak dianggap lagi oleh para warga kota, menurut mereka pihak Kepolisian saat ini seolah tak ada fungsinya lagi.     

Keesokan harinya, kabar berita pembunuhan itu segera terpampang di halaman depan surat kabar harian di kota itu. Di ketahui dua korban pembunuhan itu merupakan warga pendatang yang belum lama tinggal dan menetap di kota itu.     

Wanita paruh baya merupakan buruh pabrik yang bekerja pada salah satu perusahaan di kota itu, sedang seperti yang telah di ketahui, korban lainnya adalah lelaki berusia sekitar 35 tahun yang merupakan salah satu karyawan yang bekerja pada perusahaan pelayanan maintenance yang berkantor di sekitar kota bagian utara.     

Mengambil langkah tegas kini pihak Pemerintah segera melakukan penutupan area di setiap perbatasan kota itu, untuk sementara waktu akses keluar masuk kota itu akan di hentikan terlebih dahulu. Selain mencegah kedatangan pihak luar untuk memasuki kota itu, hal ini juga dilakukan untuk mempersempit ruang gerak sang pelaku pembunuhan berantai itu.     

Tak dapat dipungkiri, beredarnya kabar pembunuhan yang baru saja terjadi di kota itu kini kian menarik perhatian pihak-pihak dari luar kota, entah itu wartawan atau para konten kreator layaknya Andre yang dulu pernah memasuki kota itu guna mencari informasi yang mereka inginkan. Tentu hal itu hanya akan membuat kasus itu tampak semakin menjadi lebih besar lagi. Pemerintah tentu tak ingin kasus pembunuhan berantai yang terjadi di kota itu semakin terdengar sampai ke beberapa kota tetangga mereka, karena hal ini tentu hanya akan semakin mencoreng nama baik mereka di mata pemerintah kota-kota lainnya, bahkan untuk negara itu sendiri.     

Sampai saat ini kabar tentang terjadinya kasus pembunuhan berantai di kota itu memang telah menyebar di kota-kota lain. Walau mereka sudah mencoba sedikit menutupi hal itu, namun lajunya perkembangan teknologi terutama di bidang internet tentu saja tak dapat mereka bendung. Pada dasarnya kota itu adalah kota yang baru saja mendapat predikat sebagai kota yang maju dalam beberapa tahun belakangan ini, dan hal ini pula yang menjadi perhatian pihak Pemerintah, bagaimanapun mereka tak ingin kasus pembunuhan berantai yang terjadi nantinya akan mempengaruhi predikat baik yang telah dicapai oleh kota itu, yang di mana predikat baik itu tentu saja mereka dapatkan dengan penuh kerja keras dari pihak Pemerintah yang tak main-main.     

Kasus pembunuhan yang terjadi kali ini benar-benar membuat pihak Pemerintah dan Kepolisian merasa sangat di rugikan. Tentu saja kejadian itu akan sangat berdampak bagi mereka, kepercayaan para warga kota yang baru saja kembali mereka dapatkan kini harus kembali sirna, dan lebih buruknya lagi, dengan terjadinya pembunuhan itu, kini kedua pihak itu baik pihak Kepolisian maupun pihak Pemerintah kini tak lagi di pandang dengan baik oleh para warga kota. Hal yang tampak sangat wajar, mengingat para warga yang baru saja dapat sedikit bernafas lega itu kini harus kembali mengalami keresahan sebab kejadian tersebut. Jika dulu mereka masih bisa merasa aman saat beraktivitas di siang hari, kini setelah dengan terjadinya kasus penembakan itu, tampaknya para warga tak dapat lagi merasakan perasaan aman yang seharusnya memang menjadi hak mereka sebagai warga kota itu. Tentu saja para warga kini semakin mengangap jika pihak Kepolisian dan Pemerintahan sangat tidak becus dalam memberikan perasaan aman yang pada dasarnya adalah hak mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.