Another Part Of Me?

Part 4.37



Part 4.37

0Waktu menunjukkan pukul 04.05 p.m. itu adalah hari ketiga setelah lockdown secara penuh di kota itu diberlakukan. Hanna menghubungi Bella lewat samatphone miliknya.     

"Aku akan menjemputmu!" ujar Hanna.     

"Hey, apa kau gila. Apa kau tidak mengerti bagaimana peraturan yang saat ini telah diterapkan oleh pemerintah?" jawab Bella.     

"Tentu warga sipil sepertiku tidak boleh sembarangan berkeliaran di luar rumah saat ini!" tambah wanita itu.     

"Ya, aku tahu akan hal itu, namun ada hal yang sangat penting yang harus kita lakukan. Sepertinya kali ini aku bisa memecahkannya!" tukas Hanna.     

"Memecahkannya ...?" tanya Bella mengambang.     

"Ini soal Ryean!" tegas Hanna.     

"Apa!" Bella seketika terpekik kaget.     

"Tampaknya aku tahu di mana letak bukti penyebab kematian Annie disembunyikan oleh lelaki itu!" tegas Hanna lagi.     

"Kita harus pergi ke suatu tempat sekarang juga!" titah Hanna.     

"Tapi, bagaimana dengan peraturan pemerintah? Jawab Bella.     

"Tenang, kau bebas berkeliaran jika bersamaku. Tentu saja aku memiliki izin khusus sebagai seorang penyidik!" jelas Hanna.     

Hanna segera mematikan panggilan teleponnya itu, sedari tadi ia memang telah berada di depan setir mobil milik Sersan Hendrik yang telah dipinjamnya. Itu adalah mobil dinas dengan pelat nomor kepolisian kota itu, dengan begitu ia tak akan mengalami kendala dalam berkendara di tengah kota yang sedang lockdown secara penuh itu.     

Butuh sekitar 20 menit hingga Hanna tiba di kediaman Bella. Ia sengaja membawa wanita itu untuk membuktikan apakah hipotesisnya itu benar. Bagaimanapun Bella adalah orang yang paling menunggu terungkapnya kebenaran mengenai kematian sahabatnya itu.     

"Cepatlah!" ujar Hanna, lelaki itu tampaknya sudah sangat tidak sabar untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah ia pikirkan.     

Bella yang saat itu memang telah menunggu kedatangan kekasihnya itu di teras rumahnya, segera menghampiri Hanna, walau ia telah menduga ke mana Hanna akan membawanya, namun rasa penasaran tetap saja berkecamuk di hatinya. Bagaimanapun juga ia sangat berharap jika mereka dapat menemukan bukti itu.     

"Masuklah!" ujarnya lagi. Hanna dengan sigap membukakan pintu mobil itu untuk Bella.     

"Terima kasih!" sambut Bella atas perlakuan manis itu.     

"Aku bertanya-tanya, sebenarnya ke mana kau akan membawaku?" tanya Bella.     

"Tentu saja ke tempat di mana Ryean menyembunyikan bukti itu!" jawab Hanna.     

"Ya, aku tahu, kau bahkan sudah mengatakan itu sebelumnya, yang aku maksud di mana letak bukti itu di sembunyikan?" tanya Bella, tampaknya wanita itu tengah sangat penasaran dan tak bisa menunggu lagi.     

"Bersabarlah, seperti apa yang pernah aku katakan, tentu saja bukti itu tersembunyi di suatu tempat yang terdapat pada lokasi area pemakaman Annie!"     

Bella yang merasa pertanyaannya itu tidak dijawab Hanna dengan benar, seketika memanyunkan bibirnya. Ia sedikit kesal karena lelaki itu tampaknya dengan sengaja terus membuatnya bertanya-tanya.     

Sekitar 10 menit, akhirnya Hanna memberhentikan kendaraan itu tepat beberapa meter dari depan gerbang lokasi pemakaman yang berada di daerah itu. Tentu saja itu adalah lokasi pemakaman dari Annie.     

"Apa kau yakin bukti itu tersembunyi di tempat ini?" tanya Bella.     

"Tentu saja, kali ini aku telah memecahkan apa arti dari kelanjutan kalimat yang Ryean tuliskan" jawab Hanna. Lelaki itu kini segera turun dari mobilnya, ia berjalan dan mengelilingi bagian depan mobil itu, sebelum akhirnya ia membukakan pintu mobil itu untuk Bella.     

"Jadi maksudmu dugaan jika Ryean menyembunyikan bukti itu di tempat ini adalah benar?" tanya Bella lagi. Dulu Hanna memang pernah menerangkan hipotesisnya mengenai dugaan di mana bukti itu berada, namun saat itu Hanna masih memiliki kendala karena penggalan kalimat yang belum bisa ia artikan.     

"Ya, semoga saja hipotesisku ini adalah benar, sebab itulah aku membawamu ke tempat ini untuk membuktikannya.     

Bella yang mendengar hal itu mengangguk paham, tentu saja ia juga sangat berharap jika apa yang Hanna duga itu adalah benar.     

Bella terpekik kaget ketika mendapati Hanna mengeluarkan sebuah sekop dari bagasi belakang mobil itu. Wanita itu segera terpikir hal yang sangat tidak ia inginkan saat itu.     

"Astaga, jangan katakan kau akan membongkar makam itu!" ujar Bella, wanita itu menjadi panik seketika.     

"Kita lihat saja!" ujar Hanna, lelaki itu memasang wajah yang terlihat sangat serius.     

Hanna segera mengajak Bella untuk menuju titik lokasi yang ia duga menjadi tempat Ryean menyembunyikan buktinya itu, sedang Bella, wanita itu terus saja mengacak rambutnya, ia benar-benar tak habis pikir jika ia harus membongkar makan dari sahabatnya itu sendiri.     

Tepat beberapa meter di depan gerbang lokasi pemakaman itu, Bella segera menghentikan langkahnya. Ia tak yakin apakah yang akan mereka lakukan itu adalah hal yang benar. Sedangkan Hanna, lelaki itu tampak berjalan dengan sangat tenang melewati Bella yang kini tengah berdiri mematung sebab pemikirannya itu.     

"Aku tidak bisa melakukan ini!" ujar Bella.     

Hanna yang mereka mendengar hal itu segera menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Bella yang saat itu telah tertinggal beberapa langkah di belakangnya. Hanna hanya berdiri mematung saat itu.     

"Bukankah rasanya sudah sangat berlebihan jika kita harus membongkar makan itu saat ini!" tambah Bella.     

Hanna yang sedari tadi tengah menatap wanita itu segera tersenyum dan berusaha menahan tawanya. Sedangkan Bella yang melihat ekspresi kekasihnya itu segera mengerutkan keningnya saat itu juga.     

"Hey, Joe Hanna, apa kau mempermainkanku?" tanya Bella dengan wajah yang mengancam.     

Hanna yang sudah tidak mampu menahan tawanya itu segera tertawa terbahak-bahak, bagaimana bisa lelaki itu masih sempat-sempatnya mengerjai Bella dalam situasi seperti itu.     

Hanna pun segera menjelaskan jika apa yang sedari tadi dipikirkan oleh wanita itu adalah kesalahan besar. Sedari awal ia memang tidak berniat untuk membongkar makam milik Annie. Lagi pula untuk melakukan hal itu tentu saja ia harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pihak Kepolisian dan juga dari pihak Keluarga yang bersangkutan. Tentu saja pembongkaran makan tidak bisa dilakukan seenaknya saja bahkan jika itu bertujuan untuk upaya penyelidikan, mereka tetap harus mematuhi kode etik yang berlaku.     

"Lalu mengapa kau membawa benda itu!" tunjuk Bella pada sebuah sekop yang sedari tadi Hanna pikul di pundaknya itu.     

"Aku membawa benda ini karena kita tampaknya harus sedikit menggali untuk mendapatkan bukti itu!" jawab Hanna.     

Mendengar penjelasan itu kini Bella dapat sedikit menghembuskan nafasnya dengan lega. Ia tidak habis pikir bagaimana jika mereka benar-benar harus membongkar makan sahabatnya itu. Bagaimana tidak, melihat makam itu saja sudah cukup membuatnya bersedih, lalu apa jadinya jika ia kembali melihat mayat sahabatnya yang kini terkubur di dalam makam itu, pikirnya.     

Setelah menjelaskan hal itu Hanna pun segera kembali berbalik dan berjalan meninggalkan Bella yang terlihat masih sedikit kesal karena Hanna yang bisa-bisanya masih sempat mengerjainya dalam situasi seperti itu, hal ini Hanna lakukan bukan hanya sekedar untuk menggoda kekasihnya itu saja, ia hanya ingin sedikit merasa rileks saat itu, bagaimanapun juga ia adalah orang yang paling berpikir keras dalam upaya memecahkan teka-teki yang telah Ryean berikan.     

Namun bukannya berjalan memasuki area pemakaman itu, Hanna malah berbelok tepat sebelum ia memasuki gerbang pemakaman, lelaki itu kini tampak menyusuri bagian sisi pagar yang membentang di area pemakaman itu.     

Bella yang melihat hal itu tentu segera menanyakan ke mana sebenarnya Hanna akan menuju.     

"Hey, bukankah makan Annie ada di dalam sana?" tanya Bella sedikit bingung.     

"Ya, aku tahu!" jawab Hanna singkat.     

"Lalu?" tanya Bella lagi.     

Hanna tak segera menjawab pertanyaan wanita itu, ia hanya memberikan isyarat agar Bella segera mengikutinya dari belakang. Tentu Bella semakin dibuat bertanya-tanya ke mana sebenarnya kekasihnya itu akan menuju.     

"Apa kau ingat bagaimana kalimat yang dituliskan Ryean dalam catatannya itu?" kini giliran Hanna yang bertanya.     

"Tentu saja!" jawab Bella, walau nyatanya wanita itu terlihat sedikit berusaha untuk kembali menggali ingatannya.     

"Karena LILY adalah gadis kecil yang malang di utara, menangis di antara F dan B yang berada di sekitarnya," ujar Bella sedikit ragu.     

"Yaps, kau benar, dan bukankah aku telah memberitahukan hipotesisku akan penggalan kalimat pertama yang menurutku merujuk ke area pemakaman ini!" tukas Hanna.     

"Tentu saja aku masih mengingatnya. Lalu bagaimana dengan penggalan akhir kalimat itu, maksudku tentang arti kata 'menangis di antar F dan B yang berada di sekitarnya' itu?" tanya Bella.     

"Menurutku, jika kalimat awal itu merujuk pada lokasi pemakaman ini, maka penggalan kalimat selanjutnya itu mungkin adalah titik pasti di mana bukti itu ia sembunyikan!" tukas Hanna.     

"Ya, aku rasa itu akan sangat masuk akal, jika benar kalimat awal itu menunjukkan lokasi pemakaman ini, tentu saja ia juga harus memberikan lokasi pasti di mana ia menyembunyikan bukti itu, karena sangat tidak mungkin menemukan bukti yang ia sembunyikan di tengah luasnya pemakaman ini tanpa adanya petunjuk yang pasti!" sambung Bella.     

"Kau gadis yang sangat pintar!" puji Henna.     

Mendapat pujian itu wajah Bella seketika merona begitu saja.     

"Baiklah, lalu apa arti dari penggalan akhir kalimat itu?" tanya Bella, wanita itu benar-benar tak mampu menahan rasa penasarannya lagi.     

"Tunggulah, sebentar lagi kita akan sampai di tempat itu!" ujar Hanna.     

"Tempat itu berada di ujung sana!" tunjuk Hanna pada area yang ditumbuhi beberapa pohon beringin yang terlihat berjajar tepat di luar pagar area pemakaman itu.     

Bella segera memicingkan matanya, ia masih tidak mengerti bagaimana bisa Hanna menyimpulkan jika lokasi itu adalah tempat di mana Ryean menyembunyikan bukti yang ia maksud dalam catatannya itu.     

"Bagaimana kau tahu jika bukti itu Ryean sembunyikan di sana?" tanya Bella.     

"Apa maksud dari kata 'menangis di antara F dan B yang berada di sekitarnya' itu?" tanya Bella lagi, kali ini wanita itu terdengar seolah sedang mendesak Hanna untuk segera menjelaskan hal itu kepadanya.     

"Bersabarlah, aku akan menjelaskannya nanti, jika bukti itu berhasil kita temukan," ujar Hanna.     

"Berdoalah semoga hipotesisku kali ini adalah benar!" tambah lelaki itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.