Another Part Of Me?

Part 4.39



Part 4.39

0Kelima foto itu diambil oleh Ryean pada area pantai di mana mayat Annie ditemukan. Dalam foto itu terlihat Annie sedang berada di sebuah tebing landai yang berada di ujung pantai tersebut.     

Dalam foto pertama terlihat Annie sedang berhadapan langsung dengan Davine, dalam foto itu jarak di antara mereka terbentang sekitar 4 sampai 5 meter jauhnya.     

Di dalam foto kedua, di sana Annie terlihat sedang merogoh tas yang sedang ia kenakan, sedang Davine, lelaki itu tampak mengangkat kedua tangannya seolah berusaha menghentikan Annie saat itu.     

Lalu di dalam foto ketiga, Annie tampak telah memegang sebuah pisau yang terlihat diacungkannya pada Davine. Dalam foto itu terlihat jelas Annie tampak berteriak seolah sedang mengancam Davine.     

Dan barulah hal yang paling gila terdapat di foto keempat. Di sana Annie terlihat dengan sangat jelas sedang menikam dirinya sendiri dengan pisau yang berada di tangannya itu, sedangkan Davine, lelaki itu tampak berusaha berlari ke arah wanita itu, namun tampaknya ia telah terlambat.     

Dalam foto terakhir tampak hanya tersisa Davine seorang diri di tempat itu, ia tampak berlutut dengan kedua tangan yang tampak memegang erat kepalanya, ia tampak sangat frustrasi dalam foto itu.     

Dengan kelima foto yang diambil secara berkala itu, kini mereka tahu jika kenyataannya Annie tidaknya benar-benar tewas sebab pembunuhan berantai yang sedang terjadi ataupun terbunuh oleh Davine seperti yang mereka kira, melainkan wanita itu yang membunuh dirinya sendiri. Tentu saja kenyataan ini sangat jauh dari apa yang mereka duga, walau di satu sisi Hanna juga telah sedikit meragukan dugaan jika Davine adalah pelaku pembunuhan itu dalam beberapa waktu terakhir ini, namun tetap saja sangat ia tidak menyangka jika ternyata Annie sendirilah yang memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri.     

Tentu saja yang paling terpukul akan hal ini adalah Bella, wanita itu tidak pernah sekalipun menyangka jika Annie akan melakukan bunuh diri seperti apa yang tertangkap dari foto-foto yang baru saja mereka temukan itu. Menurut Bella selama ini hidup Annie tampak baik-baik saja, walau ekonomi dalam keluarga sahabatnya itu terbilang cukup rendah, namun selama ini sehabatnya itu tampak masih sangat menikmati kehidupannya. Lantas apa yang menjadi penyebab wanita itu memilih mengakhiri hidupnya sendiri, hal ini kian menjadi pertanyaan besar pada diri Bella yang merupakan sahabat dari Annie itu.     

Bella menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan Hanna, tampaknya wanita itu masih belum bisa menerima kenyataan yang baru saja mereka dapatkan. Namun bukti yang tertera di dalam foto itu sangatlah jelas, bagaimanapun juga mereka tentu tak bisa menyangkal kebenaran itu.     

Hanna terus mendekap kekasihnya itu, ia tak tahu harus mengucapkan apa dalam situasi itu, tak hanya Bella, bahkan dirinya sendiri masih belum bisa mempercayai kebenaran itu.     

Hanna membelai lembut rambut wanita yang sedang menangis di dalam pelukannya itu, namun tampaknya hal itu sama sekali tak membantu, perlakuan lembut itu hanya semakin menambah tangis dari wanita itu saja. Hanna tak dapat mengeluhkan hal itu, bagaimanapun juga Bella adalah orang yang selama ini paling ingin mengetahui dan mengungkap apa penyebab dari kematian sahabatnya itu. Namun kenyataan itu terasa begitu pahit, yang ia sesali adalah mengapa selama ini ia tidak pernah tahu jika Annie memiliki sebuah tekanan yang sangat besar di dalam hidupnya hingga ia memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Bella, wanita itu merasa gagal sebagai seorang sahabat.     

Hanna meraih surat yang Ryean sertakan di dalam botol itu. Ia hanya bisa berharap jika di dalam surat itu ada sesuatu yang bisa ia ketahui sebagai faktor penyebab Annie memilih mengakhiri hidupnya sepeti itu.     

Namun hasilnya nihil, dalam surat itu Ryean juga menyatakan ketidaktahuannya atas penyebab wanita itu membunuh dirinya sendiri. Yang ia tahu hanyalah saat itu Annie terlihat tampak menyalahkan Davine atas semua kejadian yang telah terjadi di dalam hidupnya. 'Waktu tak akan bisa kau putar kembali' itu adalah kata-kata terakhir yang Annie ucapkan sebelum ia memilih untuk mengakhiri hidupnya saat itu.     

Dalam catatan itu Ryean juga mengutarakan alasan mengapa ia tak segera melaporkan bukti penting itu kepada pihak Kepolisian. Hal ini semata-mata karena rasa sakit hatinya yang begitu besar pada Davine. Bagaimanapun juga Davine merupakan lelaki yang menjadi alasan mengapa Annie menolaknya saat itu. Bagi Ryean Davine seharusnya lebih pantas mendekam saja di penjara. Ia juga merasa jika Davine adalah alasan kuat mengapa Annie memilih untuk mengakhiri hidupnya saat itu. Walau ia tak tahu pasti apa penyebab wanita yang ia cintai itu mengambil keputusan untuk membunuh dirinya sendiri, namun dalam catatannya itu Ryean menegaskan jika tampaknya telah terjadi sesuatu di antara Annie dan Davine.     

Ryean juga menjelaskan bagaimana Annie mengakhiri hidupnya saat itu. Wanita itu menancapkan pisau yang sedang ia genggam ke arah perutnya secara berulang kali, saat itu Davine yang berada tepat di depannya tampak tak dapat melakukan apa pun. Bagaimana tidak setiap kali lelaki itu berusaha untuk melangkahkan kakinya untuk mendekati Annie, wanita itu segera menikamkan pisau yang ia pegang pada tubuhnya sendiri. Satu langkah yang Davine lakukan saat itu bisa saja sama dengan satu tusukan di perut Annie, hal inilah yang membuat Davine tidak dapat mendekati wanita itu.     

Hanna yang membaca isi surat itu tak dapat berkata apa-apa lagi. Ia tak menyangka mengapa Annie sampai melakukan hal seekstrem itu pada dirinya sendiri. Sedang Davine, tentu saja lelaki itu berada di posisi yang sangat serba salah.     

Dalam catatan itu Ryean menggambarkan bagai mana Davine yang sangat merasa dilema akan apa yang harus ia lakukan. Saat itu darah yang keluar sebab luka tusukan yang Annie hujamkan ke tubuhnya sendiri itu tengah mengeluarkan darah yang sangat banyak, Davine yang melihat hal itu merasa jika ia tak bisa hanya tinggal diam dan membiarkan Annie tewas sebab luka yang ia alami. Tak mempunyai pilihan lain Davine segera berlari sekuat yang ia bisa ke arah Annie, namun wanita itu segera meresponsnya dengan kembali menancapkan pisau yang ia pegang ke tubuhnya secara berulang ulang, hingga akhirnya dengan sisa tenaga yang ia miliki, wanita itu berlari dan segera menjatuhkan dirinya ke tebing cukup curam yang berada di area itu, membuat dirinya jatuh dan terhempas di pesisir pantai. Setidaknya begitulah kejadian yang terjadi di hari itu. Ryean menuliskan semua yang ia lihat itu di dalam catatannya.     

Dalam catatan itu Ryean mengutarakan kesedihannya yang sangat mendalam akan kematian wanita yang ia kasihi itu. Dalam catatannya itu ia juga mengatakan jika bukti itu akan ia sembunyikan sebagai kapsul waktu, ia berharap Davine akan disalahkan atas kematian Annie sampai saat di mana mereka berhasil menemukan bukti yang ia sembunyikan sebagai kapsul waktu itu. Walau di satu sisi ia juga tahu dengan begitu sama saja ia telah menyembunyikan dan memalsukan bukti kematian Annie. Namun tampaknya ia tak peduli akan hal itu, yang ia inginkan hanyalah bagaimana caranya agar Davine menjadi kambing hitam atas aksi bunuh diri yang Annie lakukan. Tampaknya di balik penampilannya yang lugu, lelaki itu memiliki sifat yang sangat pendendam, pikir Hanna.     

"Tenanglah, aku tahu ini hal yang sangat mengejutkan, bahkan bagiku sekalipun. Namun kau harus bisa menerima kenyataan ini!" ujar Hanna. Tampaknya hanya itu yang bisa ia katakan pada kekasihnya saat itu.     

"Maaf, maafkan aku, aku hanya ...." Bella tak lagi dapat melanjutkan kata-katanya, tampaknya ia kini tengah menyalahkan dirinya sendiri atas kematian yang menimpa sahabatnya itu.     

"Ya, aku mengerti, tapi ini bukan salahmu!" tukas Hanna, ia mencoba sedikit menenangkan hati Bella yang memang sangat perasa itu.     

"Seandainya aku mengetahui apa masalah yang Annie hadapi, mungkin saja aku bisa menolongnya!" tutur Bella.     

"Ya, kau benar. Namun mungkin itu juga tak akan bisa sepenuhnya mengubah keadaan yang Annie alami saat itu," sambut Hanna.     

"Aku tahu, aku hanya ingin merasa sedikit lebih berguna sebagai sahabatnya!" jawab Bella.     

Penyesalan memang selalu datang di akhir, seperti yang Annie katakan, jika waktu tak akan bisa terulang kembali, tampaknya kata-kata itu juga berlaku pada Bella, pikir Hanna.     

Menurut Hanna manusia memang selalu hidup dalam penyesalan, mereka akan selalu menyesalkan hal-hal yang telah mereka lewati. Sama halnya dengan dirinya dan Bella saat ini. Mereka kini mempunyai penyesalannya masing-masing. Hanna menyesalkan dirinya yang tak pernah bisa selalu ada di dekat ibunya ketika wanita itu sedang dalam masa sulitnya, dan Bella, wanita itu sama halnya dengan Hanna. Ia menyesali ketidaktahuannya akan masalah yang saat itu tengah sahabatnya hadapi. Namun apakah mereka salah. Bukankah itu juga merupakan takdir yang harus mereka lalui, lantas jika dulu mereka menyadari hal itu apakah keadaan akan berubah, pikir Hanna, mata lelaki itu kini menerawang jauh ke luar jendela yang terdapat di kamar milik kekasihnya itu.     

Waktu berlalu begitu saja, sedang Bella masih berada di pelukan Hanna saat itu. Tampaknya butuh waktu lebih bagi Bella untuk dapat menerima kenyataan itu.     

Hanna menarik bahu wanita itu, ia berusaha menarik wanita itu keluar dari pelukannya.     

"Aku tahu ini menyakitkan, tapi kau harus kuat sayang. Aku tahu kau bisa melewati ini dengan baik," ucap Hanna lembut pada wanita itu.     

Hanna mengusap lembut pipi wanita itu. Tentu saja ia sangat mengerti apa yang saat itu Bella rasakan, dulu ia juga pernah mengalami hal itu, sebuah penyesalan yang datang terlambat. Hanna bahkan tak dapat memungkiri bahkan sampai saat ini pun ia juga masih merasakan penyesalan yang sama terhadap mendiang ibunya.     

Bella tak menjawab perkataan lelaki itu, ia hanya menganggukkan wajahnya lemah, air mata sesekali masih menetes di wajah wanita itu, namun Hanna tahu jika saat ini Bella sedang berusaha melawan perasaan yang bersarang di hatinya sendiri.     

Setelah melihat Bella yang kini mulai cukup tenang, Hanna segera mengalihkan kembali atensinya pada bukti yang baru saja mereka dapatkan. Dengan adanya bukti itu kini jelas sudah jika Davine bukanlah pelaku pembunuhan dari Annie seperti yang selama ini ia dan pihak Kepolisian duga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.