Another Part Of Me?

Part 4.40



Part 4.40

0Kini kasus pembunuhan Annie telah terungkap dengan sepenuhnya. Berita tentang kematian Annie yang ternyata bukan termasuk dalam rangkaian pembunuhan berantai itu kini segera dimuat dalam surat kabar harian kota itu. Dalam surat kabar itu pihak Kepolisian dengan sangat tegas menyatakan jika kematian Annie adalah murni tindakan bunuh diri, hal ini juga mereka tegaskan dengan adanya bukti valid yang berupa foto kejadian itu. Dalam surat kabar itu memuat foto yang hampir keseluruhannya diblur oleh pihak media cetak itu.     

Tentu saja foto itu tidak dapat dilihat dengan jelas oleh para pembaca surat kabar kota itu, namun pihak Kepolisian dengan sengaja tetap mencantumkan foto itu sebagai bukti valid atas pernyataan yang telah mereka buat. Walau nyatanya mereka juga yang memerintahkan pihak media cetak itu untuk melakukan blur pada hampir keseluruhan foto yang mereka cantumkan dalam surat kabar itu. Hal ini semata-mata bertujuan untuk meyakinkan para warga jika kasus kematian Annie memanglah murni tindakan bunuh diri, tentu pihak Kepolisian tahu betul jika para warga kota saat ini tidak akan dengan serta-merta mempercayai mereka tanpa diberikan bukti yang pasti.     

Dalam foto itu pihak Kepolisian juga dengan sengaja memotong sebagian gambar yang menangkap sosok Davine yang terdapat di dalamnya, mereka tak ingin adanya sosok Davine dalam foto itu nantinya malah memancing spekulasi-spekulasi liar bagi para warga kota yang membaca surat kabar itu.     

Dengan adanya temuan itu, kini pihak Kepolisian tak lagi menetapkan Davine sebagai terduga pelaku pembunuhan yang selama ini telah salah mereka duga, namun di satu sisi mereka juga masih sedikit menaruh curiga pada Davine atas kasus terbunuhnya Ryean. Namun kali ini tampaknya Hanna sedikit tidak setuju akan hal itu.     

Menurut Hanna sangat kecil kemungkinannya jika Davine adalah pelaku pembunuhan Ryean. Hanna juga menjelaskan sebuah alibi yang menyatakan jika saat itu Davine tengah berada dalam masa pemulihannya setelah kasus penikaman yang dilakukan oleh Pak Drian. Walau di satu sisi Hanna juga merasa jika Davine memiliki alibi mengapa ia harus membunuh Ryean kala itu. Tentu saja hal itu karena Ryean yang dengan sengaja menyembunyikan bukti penting tentang kasus kematian Annie, yang di mana Ryean dengan sengaja hanya memberikan bukti-bukti yang mengarahkan dugaan pihak Kepolisian dan juga Hanna jika Davine adalah pelaku dari pembunuhan yang menimpa Annie, walau nyatanya kini semua telah terbukti jika itu hanya sebuah perangkap yang dengan sengaja dipasang Ryean untuk Davine.     

Belajar dari kesalahan sebelumnya, kini Hanna akan lebih berhati-hati dalam menyimpulkan sesuatu. Bagaimanapun juga ia merasa sangat bodoh karena telah membuat Davine sebagai terduga pelaku dari pembunuhan Annie. Dalam beberapa waktu terakhir Hanna memang sedikit merasa ragu akan dugaan yang telah ia tujukan pada lelaki itu. Semenjak ia berbicara dengan Davine di malam saat lelaki itu memberikan peringatan pada Hanna tentang keselamatan Siska yang mungkin saja sedang terancam, entah mengapa di saat itu juga Hanna mulai meragukan jika Davine adalah pelaku pembunuhan Annie. Bagaimana tidak, lelaki itu bahkan rela untuk menempatkan dirinya dalam bahaya hanya untuk memberitahukan informasi itu pada Hanna, walau di satu sisi Hanna juga tak dapat sepenuhnya mempercayai Davine, terlebih setelah ia mengetahui jika Davine memanglah memiliki kepribadian ganda seperti yang ia duga, hal ini dapat ia simpulkan dari Davine yang tampak tak menyangkal kata-katanya ketika ia menyinggung perihal tersebut di malam itu.     

******     

Hanna beserta Bella segera mendatangi rumah keluarga Annie untuk menjelaskan lebih detail mengenai pernyataan tentang kematian Annie yang telah mereka konfirmasi sebagai tindakan bunuh diri itu.     

Sebelumnya Hanna dan pihak Kepolisian memang telah menyampaikan perihal bukti yang mereka temukan itu pada pihak keluarga Annie via telepon tepat sebelum mereka menerbitkan kabar berita itu melalui surat kabar harian kota. Tentu saja mereka juga harus memberitahukan perihal kebenaran itu terlebih dahulu pada keluarga yang bersangkutan sebelum menerbitkannya secara umum.     

Dalam kunjungannya kali ini Hanna berperan sebagai perwakilan resmi dari pihak Kepolisian.     

Hanna juga tidak lupa membawa beberapa foto yang menjadi bukti tak terbantahkan jika kematian Annie memanglah murni sebagai tindakan bunuh diri. Sang ibu yang melihat gambar yang mengabadikan perbuatan anaknya itu seketika terdiam dan tak dapat berbicara apa-apa. Walau sang ibu telah sedikit mengetahui perihal itu lewat panggilan telepon yang telah ia terima sebelumnya, namun melihat bukti foto itu secara langsung tampaknya bukan hal yang mudah baginya. Tubuh sang ibu seketika bergetar hebat, sebelum akhirnya tangisnya pecah begitu saja.     

Saat itu Hanna, Bella, dan sang ibu tengah berada di ruang keluarga rumah itu, sedang kedua adik dari Annie diperintahkan oleh sang ibu untuk berdiam diri di kamar mereka masing-masing. Tampaknya sang ibu tidak ingin kedua anaknya itu juga turut mendengar percakapan yang akan mereka lakukan saat itu.     

Sang ibu terus menangis, sedang Bella berusaha sedikit menenangkan ibu dari sahabatnya itu. Bella segera mengusap-usap pundak sang ibu berharap hal itu dapat membuatnya sedikit tenang. Namun bukannya berusaha membuat keadaan itu lebih baik, Bella yang melihat tangis kesedihan dari sang ibu seketika itu juga turut kembali merasakan kesedihannya. Alhasil kini Bella maupun sang ibu tampak menangis bersamaan.     

Sang ibu yang melihat sosok Davine yang berada tepat di depan anaknya dalam foto itu segera menanyakan siapa lelaki tersebut. Tampaknya sang ibu tak lagi mengenali sosok lelaki itu. Bagaimanapun juga setahu Hanna Davine dan Annie hanya sempat berteman sewaktu mereka masih kecil dulu, jadi rasanya wajar jika saat ini sang ibu tak lagi mengenali sosok Davine yang kini telah tampak dewasa itu.     

"Siapa lelaki itu?" tanya sang ibu pada Hanna.     

Hanna segera melayangkan pandangannya pada Bella, ia tidak yakin apakah ia harus memberitahu siapa identitas lelaki yang tampak masuk dalam satu frame foto dengan anaknya itu.     

Menanggapi tatapan itu, Bella segera menganggukkan wajahnya.     

"Apa Ibu ingat anak yang bernama Davine?" jawab Hanna, lelaki itu balik bertanya.     

Seketika sang ibu tampak mengerutkan keningnya, wanita paruh baya itu berusaha sedikit menggali ingatannya.     

"Apa maksudmu anak dari keluarga Harris itu!" jawab sang Ibu.     

"Ya, lelaki ini adalah Davine, teman masa kecil dari anak Ibu!" jawab Hanna.     

Seketika sang ibu tampak tersentak, menurut sepengetahuannya, Annie sudah lama tak pernah berhubungan lagi dengan anak itu.     

"Bagaimana bisa, setahu saya mereka telah lama tak menjalin hubungan pertemanan lagi!" ujar sang ibu, tentu saja ia sangat yakin akan hal itu, bagaimanapun juga ia adalah sosok yang melarang Annie untuk berteman dengan Davine setelah kecelakaan tragis yang menimpa putrinya dulu.     

"Sebenarnya hal ini juga yang saya ingin tanyakan pada Ibu," sambut Hanna.     

"Apakah Ibu yakin jika selama ini Annie tak pernah lagi menjalin hubungan dengan lelaki itu?" tanya Hanna.     

"Ya, tentu saja. Annie tak pernah lagi berhubungan dengan anak itu setelah kecelakaan yang menimpanya sewaktu ia kecil dulu!" jawab sang ibu dengan sangat tegas.     

"Anak itu adalah penyebab Annie harus dirawat di rumah sakit dalam beberapa waktu ketika ia kecil dulu," tambah sang ibu.     

"Sebab itulah dulu saya melarang Annie untuk berteman dengan anak itu!" tambahnya lagi.     

Hanna mengangguk paham, tampaknya apa yang dikatakan oleh sang ibu sama halnya seperti apa yang dulu pernah Bella ceritakan padanya. Lantas bagaimana dengan pernyataan dalam catatan Ryean yang di mana saat itu Annie mengatakan jika di dalam hatinya hanya ada sosok Davine seorang. Apa ini hal yang masuk akal. Bagaimana mungkin perasaan seseorang bisa tumbuh tanpa adanya hubungan yang terjalin, jika mengingat hubungan mereka yang harusnya telah berakhir sewaktu mereka masih kecil dulu, tampaknya hal itu sangat mustahil jika Annie dapat menyimpan perasaan cintanya hanya sebab pertemanan yang mereka jalin ketika masih kecil. Hanna sudah memikirkan hal ini berulang-ulang, namun tetap saja rasanya hal itu sungguh tidak masuk di akal.     

"Apa lelaki itu yang menjadi penyebab Annie bunuh diri?" tanya sang ibu. Wanita paruh baya itu kini tampak mulai dilanda emosi.     

"Tenanglah Bu, kita tidak bisa menuduh seseorang seperti itu tanpa adanya bukti yang pasti!" ujar Hanna.     

"Lalu mengapa Annie memilih mengakhiri hidupnya tepat di depan lelaki itu?" tanya sang ibu.     

"Tentu saja hal itulah yang saat ini sedang saya cari tahu. Tentu saya dan pihak Kepolisian sangat ingin mengetahui apa faktor yang menjadi pendorong bagi Annie dalam melakukan tindakan bunuh diri itu," terang Hanna.     

"Maafkan saya, saya hanya merasa tidak suka dengan anak itu. Ia hanya menjadi sumber masalah bagi Annie!" ujar sang ibu.     

Setelah semua percakapan itu, Hanna segera memohon diri pada sang ibu, setidaknya ia telah menyampaikan semua hal yang telah mereka temukan sampai saat ini, bagaimanapun juga Davine tidak bisa disalahkan atas keputusan yang telah Annie ambil untuk mengakhiri hidupnya sendiri.     

Hanna dan Bella yang kini telah berada di dalam mobil, merela tak langsung segera pergi dari rumah itu. Hanna terhenti karena Bella yang mulai menanyakan perihal sosok Davine padanya. Tentu saja sebagai seorang sahabat Bella sangat merasa penasaran dengan sosok lelaki itu. Bagaimana bisa Annie begitu mencintai lelaki itu, sedang ia sendiri merasa sangat yakin jika sahabatnya itu tak pernah sekalipun terlihat bersama Davine.     

"Setelah menemukan bukti itu, entah mengapa ada satu hal yang selalu mengganjal di pikiranku," ujar Bella.     

"Aku bertanya-tanya, faktanya Davine mengetahui dan melihat kejadian itu secara langsung. Namun ... mengapa lelaki itu tak segera melaporkan perihal tindakan bunuh diri yang dilakukan Annie itu kepada pihak Kepolisian?" tanya Bella. Ia benar-benar tidak mengerti mengapa lelaki itu malah memilih diam, bahkan hingga lelaki itu menjadi terduga pelaku pembunuhan dari sahabatnya itu, yang nyatanya itu adalah sebuah kekeliruan mereka.     

"Itu karena ia melupakannya!" jawab Hanna.     

Bella yang mendengar jawaban dari kekasihnya itu tentu segera mengerutkan keningnya sebab pernyataan tersebut. .     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.