Another Part Of Me?

Part 4.54



Part 4.54

0Davine benar-benar tercengang mendengar apa yang baru saja Hanna katakan. Ia bahkan tak menyangka jika lelaki itu akan mengatakan hal seperti itu.     

"Apa kau gila, aku benar-benar membunuhnya, bagaimana bisa kau mengatakan jika dirimu adalah seorang penyidik!" tukas Davine. Ia tak bisa begitu saja mempercayai Hanna.     

"Bukankah aku sudah mengatakannya. Tidak untuk saat ini!" sambung Hanna tegas.     

Davine hanya bisa mengerutkan keningnya, ia tak tahu harus melakukan apa saat itu. Apa benar seorang yang memiliki sifat yang sangat keras kepala seperti Hanna akan melepaskannya begitu saja, pikirnya.     

Siska segera berjalan menghampiri Davine. Wanita itu meraih lengan Davine yang sedang mengacungkan handgunya itu dengan sangat lembut, menariknya perlahan hingga lelaki itu kini tak lagi mengacungkan handgun itu ke arah Hanna.     

Davine memalingkan pandangannya pada Siska, wanita itu tampak mengangguk lembut, tampaknya Siska ingin lelaki itu untuk mempercayai apa yang baru saja kakak sepupunya itu katakan.     

"Ia adalah lelaki yang bisa dipegang omongannya!" tukas Siska.     

Davine terus menatap lekat wajah Siska yang tak sedikit pun memperlihatkan keraguannya pada dirinya. Hal itu membuat Davine merasa dapat mempercayai apa yang baru saja lelaki itu katakan.     

"Apa kau tidak merencanakan sesuatu di balik hal ini?" tanya Davine memastikan.     

Hanna tak menjawab pertanyaan itu, ia hanya memberikan isyarat dengan tangannya jika ia mempersilahkan Davine untuk pergi dari tempat itu seperti apa yang ia inginkan.     

Davine kini kembali meletakan handgun miliknya ke tempatnya semula, walau masih merasa itu adalah hal yang tak masuk akal, namun tampaknya Hanna sangat serius dengan apa yang baru saja ia katakan saat itu. Tentu saja itu adalah hal yang sangat menguntungkan bagi Davine, bagaimanapun juga ia harus segera bergerak untuk kembali mencari tahu keberadaan Lissa saat ini.     

"Temui aku besok di kantor kepolisian, kau harus menjadi saksi atas kasus bunuh diri yang dilakukan Annie. Kita akan membuat kesaksian palsu kali ini!" ujar Hanna.     

"Hal ini aku lakukan agar kau dapat terbebas sepenuhnya dari kecurigaan pihak Kepolisian. Aku rasa kau butuh sedikit kebebasan saat ini," tambahnya lagi.     

Tentu saja apa yang Hanna katakan adalah benar, saat ini ia butuh kebebasannya guna mencari informasi tentang yayasan panti asuhan yang sedang ia cari, selama pihak Kepolisian masih mencurigainya, tentu saja hal itu akan menghambat pergerakannya.     

"Sejujurnya aku belum melaporkan perihal pembunuhan yang kau lakukan terhadap ayah dari Annie. Sampai saat ini pihak Kepolisian masih menganggap itu adalah sebuah kasus tabrak lari yang tak dapat mereka ungkapkan. Aku punya pertimbangan tersendiri untuk hal ini!" jelas Hanna.     

"Temui aku besok di kantor kepolisian tepat pukul 11.00 a.m. kita akan membuat kesaksian palsu perihal bagaimana bisa kau berada di tempat kejadian sewaktu Annie melakukan aksinya," tambah lelaki itu.     

******     

Warga di kejutkan oleh kiriman-kiriman kantong sembako yang diantarkan langsung ke rumah-rumah mereka. Itu adalah sebuah aksi sosial yang dilakukan oleh organisasi masa yang selama ini memang telah menjadi pusat perhatian itu. Mereka mengirimkan bantuan berupa kantong-kantong sembako kepada para warga kota yang telah merasakan dampak sebab keputusan yang baru saja diberlakukan di kota itu.     

Organisasi masa itu mengirimkan langsung bantuan itu ke tiap-tiap rumah warga kota memalui jasa kurir. Bagaimanapun juga hanyalah pekerja di bidang logistik seperti itu yang saat ini masih boleh berkeliaran bebas setelah peraturan baru itu diberlakukan.     

Tak terhitung kurir-kurir yang mereka sewa demi melakukan aksi sosialnya itu, hal ini tentu menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen. Mereka bahkan menyebut organisasi masa itu adalah pahlawan yang sesungguhnya. Bagaimana tidak, selama ini organisasi masa itu selalu terlihat lebih peka daripada pihak Pemerintah kota itu sendiri. Organisasi masa itu selalu datang di saat yang tepat, memberikan bantuan demi bantuan mereka bagi warga kota yang saat ini memang sangat membutuhkan hal itu. Tak heran jika saat ini organisasi masa itu semakin dielu-elukan warga kota tersebut.     

Tingginya perhatian warga pada organisasi masa itu saat ini membuat para pemilik partai politik segera berbondong-bondong datang untuk memberikan tawaran untuk bekerja sama dengan mereka. Mengingat tahun ini adalah masa pergantian penjabatan kepemimpinan di kota itu. Tentu saja hal ini membuka peluang bagi para partai politik untuk dapat memenangkan pemilihan yang tak lama lagi akan segera diberlangsungkan itu, terlebih jika mereka dapat menarik organisasi masa itu agar mau bergabung bersama dengan mereka dalam pencalonan diri sebagai wali kota yang memang tak akan lama lagi akan diselenggarakan itu.     

Tentu saja itu adalah peluang emas bagi partai politik yang nantinya mampu mengajak organisasi masa yang sedang dielu-elukan itu untuk dapat menduduki kursi sebagai wali kota dalam pemilihan umum nanti. Bagaimana tidak, rasanya sudah sangat jelas jika dalam beberapa waktu terakhir organisasi masa itu memang sedang menjadi buah bibir, baik itu di kalangan warga kota, ataupun di kalangan netizen sekalipun.     

******     

Davine terdiam tepat beberapa meter di samping gerbang kantor kepolisian kota itu, ia masih sedikit merasa ragu akan apa yang akan ia lakukan saat itu. Kini pikiran negatif mulai bermunculan di kepalanya, bagaimana jika ini adalah sebuah jebakan yang dengan sengaja dipasang oleh Hanna, pikirnya. Namun tak mungkin rasanya lelaki itu dengan sengaja mencoba menjebak dirinya dengan jebakan murahan seperti itu, pikirnya lagi.     

Tepat pukul 11.00 Davine segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam kantor kepolisian itu. Ia segera disambut oleh Hanna dan Sersan Hendrik yang sedari tadi memang telah menunggunya. Di luar dugaan, apa yang ia lakukan saat itu benar-benar tepat seperti apa yang Hanna katakan sebelumnya. Mereka berdua bekerja sama dan membuat kesaksian palsu tentang apa yang terjadi pada Davine saat aksi bunuh diri itu dilakukan oleh Annie.     

Dalam kesaksian palsu itu Davine mengatakan jika dirinya saat itu memang tanpa sengaja bertemu Annie saat wanita itu sedang mencoba melakukan aksi bunuh dirinya itu. Davine berkata jika dirinya yang tertangkap dalam foto itu tengah berusaha untuk menghentikan wanita itu agar tak melakukan aksinya, namun sayangnya hal itu tampaknya sia-sia saja. Setidaknya begitulah keterangan yang Davine berikan saat itu, walau keterangan itu tentu saja tak dapat diterima oleh Sersan Hendrik dengan benar, bagaimanapun juga tentu saja Sersan Hendrik tahu jika selama ini Davine memang sengaja mengikuti Annie, hal ini dapat ditegaskan oleh beberapa foto yang sebelumnya telah diambil oleh Ryean secara berkala sebelum hari kematian Annie saat itu.     

Tentu saja Sersan Hendrik masih memiliki kecurigaan pada sosok Davine, namun bagaimanapun juga bukti berupa foto di mana Annie terlihat sangat jelas memang mengakhiri hidupnya sendiri itu juga tak dapat dibantah oleh Sersan Hendrik, tampaknya saat itu Hanna dengan sengaja belum melaporkan akan penyebab pasti dari aksi bunuh diri yang telah Annie lakukan pada Sersan Hendrik maupun pihak Kepolisian. Tentu saja hal ini menjadi sebuah pertanyaan tersendiri di benak Davine.     

Setelah kesaksian itu kini Davine resmi dinyatakan terbebas dari tuduhan yang sebelumnya telah ia dapatkan. Hal ini tentu juga tak lepas sebab bantuan dari Hanna. Walau saat ini lelaki itu memang belum melaporkan tindak pembunuhan yang Davine lakukan terhadap ayah dari Annie, namun Davine tahu jika itu hanya untuk sementara. Seperti apa yang telah Hanna katakan kepadanya, jika dirinya tetap harus mempertanggungjawabkan apa yang telah ia perbuat nanti. Lelaki itu seolah hanya memberi sedikit waktu lebih bagi dirinya, pikir Davine.     

Hanna segera mengantar Davine untuk keluar dari gedung kantor kepolisian itu. Lelaki itu tampak tak banyak bicara, Davine tahu bagaimanapun juga sebagai seorang penyidik saat itu Hanna pasti merasa telah melanggar pedoman hidupnya sendiri.     

"Apa hal ini baik untuk kau lakukan?" tanya Davine.     

"Aku tak mengerti mengapa kau memilih untuk menyembunyikan semua ini?" tanyanya lagi.     

Mata Hanna terlihat menerawang jauh, ia berkali-kali mengambil nafas panjang dan mengembuskannya secara perlahan.     

"Aku tidak melakukan ini karenamu, aku melakukan hal ini demi Siska dan Bella. Tentu saja kau harus membayar atas sedikit waktu yang aku berikan saat ini!" jawab Hanna.     

"Bantu aku untuk menangkap lelaki itu!" titahnya.     

Bagi Hanna menangkap lelaki itu adalah salah satu fokus utamanya, terlebih setelah mendengar pesan yang dikatakan lelaki itu lewat Bella, Hanna merasa jika lelaki itu memang ada hubungannya dengan kasus pembunuhan berantai yang telah terjadi di kota itu. Lantas mengapa dirinya tak melaporkan hal ini pada Sersan Hendrik dan lebih memilih untuk bekerja sama dengan Davine. Tentu saja ini karena Davine dapat terkoneksi langsung kepada lelaki itu secara langsung, dan lagi jika ia menceritakan perihal kondisi yang Davine alami pada Sersan Hendrik maka lelaki itu pasti tak akan bisa mempercayainya. Bahkan sampai saat ini pun Hanna sendiri masih tak dapat mempercayai hal itu, namun apa yang telah ia alami bersama Davine tak dapat ia sangkal. Bagaimanapun juga saat ini Davine bagaikan sebuah aset penting guna mencegah dapat menangkap lelaki itu.     

"Aku tak yakin dengan ini, apa artinya kau mau kita bekerja sama?" tanya Davine.     

"Hey bung, ini bukan tawaran, ini lebih sepeti perintah," sambut Hanna.     

Tentu saja Davine tahu jika ada sebuah kartu as miliknya yang kini berada di tangan lelaki itu, namun tampaknya hal itu juga tak akan merugikan baginya.     

"Aku tak tahu-menahu perihal seseorang yang harus kau selamatkan itu, namun aku rasa kita memiliki tujuan yang sama!" tambah Hanna lagi.     

Davine pun merasa jika itu adalah kesempatan baik baginya, bagaimanapun juga sampai saat ini ia bahkan masih belum bisa mendapatkan sedikit pun petunjuk di mana yayasan yang sedang ia cari itu berada. Ini adalah hal bagus, pikir Davine. Tentu saja jika ia bekerja sama dengan lelaki itu makan setidaknya informasi yang bisa ia dapatkan akan menjadi lebih luas lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.