Another Part Of Me?

Part 5.24



Part 5.24

0 Setelah sempat mengalami penundaan, kini pihak pemerintah telah menyepakati jika masa kampanye akan dilaksanakan dalam durasi setidaknya 90 hari sebelum jadwal pemilihan wali kota dan wakil wali kota itu dimulai. Yang dimana masa kampanye itu resmi mulai diberlakukan hari itu.     

Pemerintah kota saat itu mau tidak mau harus kembali mencabut peraturan yang mereka buat untuk membatasi aktivitas warga kota. Hal ini harus mereka lakukan guna kelancaran masa kampanye di kota itu. Walau pihak Pemerintah saat ini masih menutup seluruh akses keluar dan masuk dari kota itu untuk para warga sipil, namun dengan dicabutnya peraturan yang membatasi aktivitas warga kota tersebut, hal itu sudah membuat warga merasa sangat gembira. Bagaimana tidak, walaupun nyatanya para warga tak pernah menaati peraturan itu, namun ditutupnya sebagian sarana yang disediakan oleh pemerintah di kota itu tentu menjadi kendala tersendiri bagi warga kota tersebut.     

Kini seluruh fasilitas kota kembali dibuka, baik sekolah, mall, angkutan kota, pasar, dan beberapa fasilitas lainnya kini telah kembali melakukan operasional mereka seperti biasa.     

Walau sebelumnya pihak Pemerintah tampak sangat keras kepala dengan peraturan itu, namun apa daya, mereka tak bisa terus mengundur jadwal pemilihan wali kota di kota itu. Pihak pemerintah kota telah mendapat surat perintah langsung dari negara untuk segera melaksanakan dan tak menunda jadwal tersebut. Sebelumnya memang pemerintah kota telah mendapat izin untuk melakukan pengunduran jadwal pemilihan wali kota yang telah dijadwalkan itu sebab situasi kota yang sedang sangat tidak kondusif. Alasan itu tampaknya cukup bisa diterima oleh negara, namun dengan banyaknya keluhan yang diterima dari warga kota akan hal itu, membuat pemerintah negara segera memberikan perhatian dan mencabut izin pengunduran jadwal pemilihan wali kota yang sebelumnya telah mereka berikan kepada pemerintah kota. Mengingat hal itu juga sangat tidak baik untuk dilakukan karena akan menimbulkan kecemburuan dari partai-partai politik yang turut mengikuti pemilihan umum tersebut. Bukankah semakin lama pemerintah kota mengundur jadwal tersebut, maka akan semakin panjang juga waktu kepemimpinan yang mereka dapatkan, yang dimana periode itu seharusnya telah berakhir, namun berkat pengunduran jadwal yang dilakukan maka pihak pemerintah kota akan mendapat tambahan waktu untuk menjabat kursi walikota di kota itu.     

Hal ini jugalah yang saat ini sedang ramai menjadi buah bibir para warga kota, menurut mereka pemerintah kota saat ini hanya sedang mencari-cari alasan saja guna mendapatkan waktu ekstra dalam masa kepemimpinannya. Sedangkan di satu sisi para warga kota kini telah merasa muak dengan kepemimpinan yang dipegang oleh wali kota saat ini, yang mereka anggap telah gagal dalam memimpin kota tersebut.     

Partai politik segera berbondong-bondong melakukan aksi kampanyenya, mereka memanfaatkan situasi kota yang sangat sedang tidak stabil itu untuk menarik hati para warga agar nantinya mereka bisa mendapatkan suara dari para warga tersebut.     

Berbagai macam hal mereka lakukan dalam aksi kampanyenya itu. Beberapa partai politik mengambil kesempatan dengan segera memberikan bantuan-bantuan berupa sembako bagi para warga kota yang sampai saat ini terus merasakan dampak buruk sebab peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah di kota itu. Sedangkan beberapa partai lainnya dengan jeli mencoba memberikan bantuan berupa fasilitas-fasilitas tambahan guna meningkatkan keamanan di kota itu.     

Salah satu partai politik itu bahkan berjanji untuk menyiapkan bantuan berupa petugas-petugas jaga yang akan mereka kirimkan ke tiap-tiap pemukiman milik warga. Jika pemerintah kota hanya mendirikan pos-pos jaga yang hanya tersebar di beberapa titik saja, namun partai politik itu mengambil langkah lebih dengan menyediakan bantuan berupa tenaga penjagaan yang akan mereka salurkan ke tiap-tiap pemukiman tanpa terkecuali. Hal ini tentu saja segera mendapat apresiasi dari para warga kota. Bagaimanapun juga sampai saat ini rasa cemas sebab pembunuhan berantai yang terjadi di kota itu masih sangat melekat di pikiran warga kota tersebut.     

Setidaknya ada 5 partai politik yang ikut serta dalam pencalonan wali kota dan wakil wali kota di kota itu, dan yang sedang menjadi pusat perhatian tidak lain adalah sebuah partai politik yang mengumumkan dengan resmi kerjasamanya dengan organisasi masa yang saat ini memang sedang dielu-elukan di kota tersebut.     

Mereka turut menyatakan jika akan mencalonkan sang pemimpin dari organisasi masa itu sebagai wakil walikota bersama kandidat calon walikota yang mereka pilih dari anggotanya sendiri. Hal ini tentu sangat menarik perhatian. Angin segar itu segera menerpa partai politik tersebut. Apresiasi warga terhadap organisasi masa yang sebelumnya telah banyak membantu mereka itu kini ikut dirasakan oleh pemilik partai politik itu.     

Partai politik itu dikenal dengan nama 'The National Movement', sebuah partai politik yang memang telah cukup dikenal pergerakannya baik di kota, maupun negara itu sendiri. Kerjasama yang mereka jalin bersama The Native Inhabitants sangat berdampak pada melesatnya nama mereka. Cukup melakukan beberapa pergerakan dan bantuan-bantuan yang terbilang tidak cukup berlebihan, nyatanya partai politik itu telah mampu mendapatkan hati dari sebagian besar warga kota.     

Ini adalah hal yang sangat baik bagi partai politik itu, rasanya kini hampir sekitar 70% dari warga kota itu telah berada di belakang partai politik tersebut sebab pengaruh besar dari nama organisasi masa yang ia rekrut dalam kerjasamanya itu.     

Hal ini cukup membuat para penggiat partai politik lainnya cukup berkecil hati. Mereka merasa jika peluang untuk memenangkan pemilihan kursi wali kota dan wakil wali kota itu terbilang sangat rendah untuk mereka. Walau para partai politik itu telah melancarkan kampanye dengan gempar-gemparnya, namun tetap saja angin itu tak berhembus kepada mereka. Para warga beranggapan jika para partai politik itu hanya mau memberikan bantuan sebab pemilihan yang akan berlangsung beberapa waktu mendatang saja. Menurut warga, para partai politik itu layaknya penjilat, mereka tak ada di saat para warga itu mengalami dampak yang sangat besar sebab situasi kota yang tak kunjung membaik, lalu muncul begitu saja dengan menawarkan segala bantuan mereka hanya ketika mereka membutuhkan suara-suara dari para warga kota sebab pemilihan umum yang akan berlangsung beberapa bulan lagi itu.     

Tampaknya itu adalah hal yang sangat wajar untuk dirasakan oleh para warga itu. Mereka merasa hanya dimanfaatkan oleh para partai politik itu guna memenangkan pencalonan yang mereka inginkan. Hal ini tentu sangat berbeda dengan apa yang telah dilakukan oleh organisasi masa itu. Mereka bahkan telah memberikan bantuan-bantuan mereka jauh sebelum masa kampanye diberlakukan di kota itu. Hal inilah yang sangat membekas di hati para warga kota, membuat mereka tak akan sungkan untuk memberikan suara-suara mereka pada partai yang kini telah bekerjasama dengan organisasi masa tersebut.     

Berbagai macam cara telah dilakukan para penggiat partai politik itu. Dari menyebarkan brosur, flyer, pamflet, stiker, dan pakaian yang bertemakan partai politik mereka. Tentu saja dengan slogan visi dan misi yang dibuat semenarik mungkin.     

Bahan-bahan kampanye itu mereka buat dengan sebaik mungkin guna menarik perhatian para warga yang berada di kota itu. Walau ada pula beberapa pihak yang bandel, mereka menarik hati para warga dengan cara memberikan sejumlah uang untuk memastikan kepemilikan suara mereka. Tentu saja politik uang seperti ini tidak pernah dibenarkan, namun keterbatasan ekonomi yang para warga rasakan membuat beberapa dari mereka kian tergiur. Hal seperti ini tentu sangatlah miris, kebanyakan warga dengan ekonomi lemah itu sejatinya tidak pernah berpikir panjang akan hal itu. Bagaimanapun mereka telah menjual suara mereka hanya demi sejumlah uang, yang di mana bisa saja itu tidak akan setimpal dengan hasil kepemimpinan dari calon yang mereka pilih dalam satu periode kedepan.     

Miris memang, namun kondisi ekonomi terkadang memaksa mereka untuk melakukan hal itu. Lantas siapa yang patut disalahkan atas hal ini, apa para penggiat partai politik itu, atau mungkin para warga yang dengan bodohnya mau saja tergiur oleh sogokan dana yang tak terbilang besar itu. Jika membicarakan hal ini maka pembahasan tersebut memang seolah tidak ada habisnya, yang salah adalah sistem politik yang telah diwariskan secara turun-temurun itu. Pada dasarnya suatu kebiasaan, entah itu baik maupun buruk, akan sangat sulit untuk diubah, terlebih jika itu adalah hal yang telah dilakukan secara rutin.     

Saat ini partai yang berada di balik sang wali kota yang sedang menjabat, juga sedang berusaha melakukan kampanye guna mendapatkan kembali kursi kepemimpinan itu. Saat ini adalah periode pertama mereka menjabat, sesuai ketentuan yang berlaku, ditegaskan bahwa masa jabatan kepemimpinan walikota tak boleh lebih dari dua periode. Berhubung saat itu masih terhitung sebagai periode pertama, tampaknya partai politik itu sedang berusaha dan mencoba peruntungannya kembali. Walau nyatanya hal itu tak akan mungkin terjadi, mereka tak akan kembali mendapatkan kursi kepemimpinannya untuk periode mendatang, melihat bagaimana kinerja mereka saat ini, jelas para warga tak akan dengan bodohnya kembali memberikan suara mereka untuk partai politik tersebut.     

Dengan dimulainya masa kampanye ini, tentu saja hal ini juga seolah sedikit memberikan angin segar bagi para warga kota itu. Selain dengan dibukanya kembali hampir seluruh fasilitas umum di kota itu, para warga kini juga menerima banyak sekali bantuan dari para partai politik yang saat ini sedang bersaing. Para partai politik itu memang sedang berlomba-lomba untuk saling merebut hati para warga kota. Jika salah satu partai melakukan hal yang menarik, maka partai lainnya akan mencoba melakukan hal yang lebih menarik lagi, jika bantuan yang mereka berikan terbilang besar, maka partai politik lainnya akan memberikan yang lebih besar lagi. Setidaknya begitulah cara mereka saling bersaing, tidak ada yang mau kalah antara satu sama lain. Mereka tak akan segan mengerahkan segala yang mereka punya demi kemenangan itu. Mendapatkan hati para warga kota saat ini adalah harga mati. Mereka bagaikan seorang penculik yang sedang berusaha merayu seorang anak dengan permen warna-warni mereka. Memasang perangkap bak seorang pemburu, berharap salah satu dari upayanya itu akan membuahkan hasil nantinya. Setidaknya itulah gambaran kasar apa yang sedang terjadi di kota itu saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.