Another Part Of Me?

Part 5.28



Part 5.28

0Kerumunan warga memenuhi sebuah lapangan terbuka. Terlihat sebuah panggung yang dihiasi beberapa poster dan spanduk calon wali kota dan wakil wali kota yang mereka calonkan dalam pemilihan umum mendatang.      

    Para warga menyambut partai politik itu dengan gembira, itu adalah acara yang diselenggarakan oleh 'The National Movement'. Partai yang saat ini sedang dielu-elukan karena diketahui telah menjalin kerjasama langsung bersama organisasi masa yang dikenal dengan nama The Native Inhabitants itu. Hari itu selain memberikan bantuan langsung berupa beberapa kantong sembako, mereka juga melakukan penyuluhan guna memperkenalkan apa dan seperti apa visi dan misi yang mereka emban pada para warga kota.      

     Hal ini akan disampaikan langsung oleh salah satu ketua partai politik itu sekaligus sebagai calon wali kota yang nantinya akan mereka calonkan. Namun ada sedikit kendala yang terjadi. Entah mengapa sang calon wali kota tak kunjung datang hingga saat itu. Padahal jadwal kampanye itu telah disepakati langsung oleh sang calon wali kota itu sendiri beberapa hari yang lalu.      

     Para pengurus partai politik itu telah berusaha menghubungi sang calon wali kota mereka, namun hasilnya nihil. Tak ada yang tahu di mana keberadaan sang calon lelaki paruh baya itu. Baik nomor telepon dan akun media sosial miliknya, semua tak dapat diakses. Nomor telepon itu telah tidak aktif. Sedangkan mencoba mengirimi pesan ke akun media sosialnya juga menjadi hal yang percuma. Lantas di mana keberadaan lelaki paruh baya tersebut.      

     Para warga sudah menunggu terlalu lama, sedang panitia telah mencoba mengulur waktu dengan sebisa mereka.      

     Para pengurus partai politik itu sebenarnya telah memiliki firasat buruk akan hal ini, bagaimanapun sang calon wali kota yang mereka pilih itu telah tak dapat dihubungi sejak beberapa hari yang lalu. Tentu ini bukanlah hal yang biasa terjadi. Komunikasi sangat penting dalam masa pencalonan seperti ini. Mereka telah mencoba mencari ke kediaman lelaki paruh baya tersebut. Namun pihak keluarga juga mengatakan tak mengetahui di mana keberadaan lelaki itu saat ini.      

     Tentu mereka bisa saja melaporkan hal ini kepada pihak Kepolisian. Sesuai ketentuan, kini sang calon wali kota itu terhitung telah menghilang selama 2x24 jam. Berdasarkan rentang waktu tersebut kini sang calon wali kota seharusnya telah bisa dilaporkan sebagai pengaduan orang hilang. Namun pihak Pengurus partai politik itu sedikit menunda laporan itu. Mereka masih berharap jika sang calon walikota yang mereka pilih itu akan kembali sebelum pidato untuk kampanye itu dimulai. Namun seperti apa yang telah mereka takutkan, hal itu tampaknya sesuai dengan apa yang mereka pikirkan. Sang calon walikota tak menampakan batang hidungnya sedikit pun, membuat kepanikan mulai terjadi di dalam struktur partai politik tersebut.      

      Ada beberapa yang faktor yang membuat mereka tak serta merta langsung melaporkan kejadian menghilangnya sang calon wali kota mereka saat itu. Yang pertama mereka memang masih berharap jika lelaki paruh baya itu akan segera muncul sebelum acara pidato yang mereka selenggarakan, dan yang kedua mereka tidak ingin memancing opini-opini publik terkait menghilangnya sang calon wali kota. Tentu saja itu adalah hal yang sangat tidak menguntungkan bagi mereka. Bisa saja mereka dianggap tidak becus dan tidak serius dalam pergelaran pemilihan umum yang akan dilakukan di kota itu.      

     Namun apa yang mereka lakukan saat itu seolah menjadi serba salah. Kini para warga mulai bertanya-tanya mengapa acara pidato kampanye itu tak kunjung mulai dilaksanakan. Sedang mereka telah menanti untuk melihat bagaimana karakter lelaki yang nantinya akan mereka pilih.      

     Beberapa warga mulai mengeluhkan acara yang terkesan mengulur-ulur waktu itu. Mereka tak bisa terus berlama-lama di tempat itu, tentu saja para warga itu juga memiliki kesibukannya masing-masing.      

    Juru kampanye mulai terdesak, ia telah melakukan berbagai macam cara untuk mengulur waktu, namun sialnya sang lelaki paruh baya itu belum juga muncul di tempat. Bising para warga mulai terdengar. Beberapa dari mereka memilih untuk pulang, dan beberapa masih menyimpan kesabarannya untuk menunggu.      

     Melihat situasi yang mulai tak kondusif, para pengurus partai politik itu akhirnya memerintahkan sang calon wakil wali kota yang telah mereka pilih untuk mengambil alih dan menyampaikan segenap visi dan misi mereka. Sebenarnya hal ini bisa mereka lakukan sedari awal. Mereka tahu jika sang calon wali kota mungkin saja tidak akan hadir hari itu. Namun kesan permata tentu sangatlah penting. Lantas bagaimana tanggapan warga kota jika mereka mendapati seorang yang mereka wakilkan itu tidak dapat menghadiri kampanye terbuka pertama yang mereka selenggarakan itu. Tentu saja itu adalah hal yang tidak baik bagi citra sang calon wali kota dan partai itu sendiri.      

     Seorang lelaki tampak menaiki panggung pidatonya. Para warga tahu jika lelaki itu bukanlah sang calon walikota yang dicalonkan oleh partai politik itu untuk mengikuti pemilihan umum yang akan diselenggarakan beberapa waktu ke depan.      

     Hal ini cukup membuat para warga sedikit bertanya-tanya. Mengapa saat itu yang mengambil alih pidato dan orasi itu bukanlah sang calon wali kota. Para warga memang telah mengetahui siapa kandidat calon wali kota yang dipilih oleh partai politik itu. Namun lelaki yang kini menaiki podium di atas panggung itu bukanlah sang calon wakil wali kota yang sebelumnya telah mereka terapkan. Lantas siapa lelaki itu, pikir para warga yang masih berada di lapangan terbuka itu.      

     Sebelum sang lelaki itu berbicara, sang juru kampanye segera mengambil alih dan memperkenalkan siapa lelaki itu pada para hadirin yang menghadiri acara itu. Sang juru kampanye menjelaskan jika ada sedikit perubahan untuk formasi pencalonan dari partai politik yang mereka buat. Tentu saja hal ini sangat membuat para warga terkejut. Lantas apa maksud dari perubahan formasi tersebut.      

     Sang juru kampanye menjelaskan jika setelah menjalin kerja sama bersama organisasi masa yang bernama The Native Inhabitants itu, mereka memang telah memilih salah satu petinggi dari organisasi massa itu untuk menjadi calon wakil wali kota. Hal ini mereka lakukan agar terjadi keseimbangan dari kerjasama yang telah mereka buat, yang di mana mereka awalnya memutuskan untuk menjadikan salah seorang petinggi organisasi masa itu menjadi calon wakil wali kota saat itu. namun terjadi sedikit perombakan dalam formasi ini, setelah melakukan perundingan kembali, akhirnya diputuskan jika yang akan mengambil alih posisi calon wakil wali kota itu adalah sang ketua organisasi massa tersebut, lelaki itu mengantikan posisi salah satu petingginya yang sebelumnya telah di pilih sebagai calon wakil wali kota mereka.     

     Hal itu segera membuat para warga bersorak. Mereka sangat gembira menyambut perihal itu. Menurut warga itu adalah langkah yang sangat tepat yang diambil partai politik itu. Bagaimanapun warga ingin organisasi masa itu turut terjun langsung dalam pemilihan itu, terutama sang ketua organisasi massa tersebut. Mereka sangat mengapresiasi perubahan formasi itu dengan sangat baik.       

     Hal ini tentu saja semakin menarik perhatian dan hati para warga untuk memberikan suara mereka pada partai politik itu. Mereka merasa telah banyak berhutang budi atas segala bantuan yang sebelumnya telah diberikan oleh organisasi masa itu. Tentu saja itu tidak lepas dari perintag langsung sang pemimpin organisasi massa itu, membuat mereka tak akan berpikir ulang  untuk memberikan suara mereka pada pasangan calon wali kota dan wakil wali kota yang telah ditetapkan saat itu.      

     Sang lelaki itu segera memperkenalkan dirinya. Ia juga tak lupa mengucapkan rasa terimakasihnya pada warga kota yang begitu mengapresiasi dirinya dan organisasi masa yang ia pimpin. Menurut lelaki itu para warga kota sampai saat ini telah berjuang dengan sangat keras untuk bertahan di tengah situasi kota yang begitu kacau. Hal itu pulalah yang membuat dan menggerakkan hati dan dirinya beserta para anggota yang tergabung di dalam organisasi masa itu untuk bergerak dan memberikan bantuan mereka.      

    "Ini adalah pergerakan dari hati ke hati!" tukas lelaki itu.      

     Menurut sang lelaki, saat ini yang paling penting untuk dilakukan adalah saling bekerjasama guna mengembalikan situasi kota kembali seperti sesia kala. Ia menegaskan jika saat ini ada banyak proyek yang ingin mereka lakukan untuk kedepannya. Tentu itu adalah proyek kemanusiaan yang hanya bisa mereka lakukan ketika nantinya mereka berhasil mendapatkan kursi di pemilihan umum kali ini.      

     Sang lelaki mengatakan awalnya mereka tak begitu tertarik untuk terjun langsung ke ranah politik seperti itu. Namun dukungan dan dorongan para warga yang menggerakkan hati mereka, memberi mereka keberanian untuk melangkah lebih maju dalam mengupayakan visi dan misi yang ingin mereka capai.      

     Para warga bersorak riang mendengar hal itu. Mereka merasa sangat tersanjung atas apa yang dikatakan oleh lelaki itu dalam pidatonya. Tampaknya lelaki itu cukup mahir dalam merangkai kata dan mengambil hati para warga yang berada di tempat itu.      

      Lelaki itu melanjutkan, jika pada dasarnya visi dan misi yang mereka miliki itu sangat sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki oleh partai politik itu sendiri. Hal itu pula yang menjadi pertimbangan bagi mereka dalam melakukan perjanjian kerjasama. Pada dasarnya visi dan misi organisasi masa yang bertajuk The Native Inhabitants itu adalah ingin memberdayakan tenaga lokal dalam setiap aspek ekonomi di kota itu. Dengan kata lain mereka sangat menentang adanya tenaga asing. Menurut organisasi masa itu keberadaan tenaga asing semakin lama semakin kian mempersempit peluang bagi warga lokal dalam menemukan lahan pekerjaan maupun peluang dalam berkarir. Menurut lelaki itu pada dasarnya potensi yang dimiliki warga lokal tidak akan kalah dari para warga asing itu sendiri, hanya saja para warga lokal tidak pernah diberi kesempatan untuk menunjukkan potensi yang mereka miliki. Lantas apa yang menjadi kendala akan hal itu. Tentu saja itu adalah keberadaan tenaga asing yang semakin hari semakin bertambah. Menurut lelaki itu tak seharusnya para warga lokal hanya menjadi buruh kelas rendah, sedangkan para tenaga asing itu mendapatkan posisi yang cukup tinggi.      

     Permasalah keberadaan tenaga asing memang sudah menjadi pembahasan hangat semenjak dahulu. Bagaimana tidak, para tenaga asing itu seolah mengambil setiap tempat dan posisi-posisi terbaik dalam sebuah perusahaan. Hal inilah yang menjadi keprihatinan bagi organisasi masa itu. Menurut mereka tak seharusnya hal seperti itu terjadi. Mempekerjakan tenaga asing memang tidaklah buruk, namun seharusnya para petinggi dan pemimpin kota lebih mempertimbangkan hal itu. Menurut lelaki itu yang perlu dilakukan adalah membatasi jangka kerja setiap tenaga asing di kota itu. Hal ini dimaksudkan agar para tenaga lokal dapat mengambil ilmu dari para tenaga asing itu, dan jika sekiranya ilmu-ilmu itu telah terserap dengan baik, maka saat itulah pemutusan kerjasama dengan para tenaga asing itu dilakukan. Hal ini bertujuan agar para tenaga lokal bisa mengambil alih tempat yang sebelumnya diisi oleh tenaga asing tersebut. Dengan catatan para tenaga lokal itu telah mampu menguasai setiap ilmu yang dibawa oleh tenaga asing tersebut dengan baik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.