Another Part Of Me?

Part 5.32



Part 5.32

0Sang ayah dari Siska menjelaskan jika pihak Organisasi massa itu tak pernah benar-benar mengkonfirmasi akan adanya proyek kemanusiaan itu. Mereka seolah diam seribu bahasa, entah tak ingin melakukan argumen, atau mereka memang ingin situasi kacau itu terus berjalan begitu saja.      

     Situasi itu semakin lama menjadi semakin tak terkendali, para warga yang mendukung organisasi massa itu mulai melakukan tindakan-tindakan yang di luar kendali. Mereka melakukan perusakan pada fasilitas umum guna melampiaskan kekesalan mereka terhadap pihak Pemerintah. Sedangkan para warga yang awalnya mendukung Pemerintah, kini sebagian berbalik dan mulai mendesak kedua pihak itu, baik Kepolisian maupun Pemerintah untuk segera memproses kasus menghilangnya anak-anak mereka yang diduga adalah perbuatan dari organisasi massa tersebut.      

     Semakin lama baik itu para warga yang mendukung organisasi massa itu, maupun mereka yang memang tergabung dalam keanggotaannya mulai menjadi semakin di luar kendali. Mereka meminta agar pihak Pemerintah segera turun dari jabatannya secara paksa. Para warga dan anggota organisasi massa itu mulai menyerang kantor-kantor pemerintah dengan menggunakan bom-bom rakitan mereka. Menyebabkan beberapa petugas negara tewas sebab insiden tersebut.      

     Pihak pemerintah segera menetapkan organisasi massa itu sebagai sebuah ancaman dalam kategori terorisme. Mereka jelas telah melakukan perbuatan kekerasan dan ancaman yang telah menimbulkan suasana teror di kota, menimbulkan kehancuran terhadap objek vital dan mengancam struktur pemerintahaan.      

     Pihak Pemerintah segera menurunkan divisi anti teror untuk melakukan perlawanan. Mereka mulai melakukan penangkapan pada para siapa saja yang tergabung atau mendukung organisasi massa itu sebagai tindakan dalam pencegahan kericuhan terjadi di kota itu.      

     Tim anti teror itu kini mulai menargetkan para petinggi yang menjadi dalang atas paham-paham yang telah meluas di kota itu. Mereka tak lagi membiarkan organisasi massa itu bergerak dengan bebas. Mereka kini telah menetapkan organisasi massa itu sebagai organisasi terlarang di kota itu.      

     Tampaknya pihak Pemerintah telah bosan terus-menerus dipojokan dalam situasi itu. Membuat mereka mulai menunjukan taring mereka. Tak terhitung banyaknya warga yang telah ditangkap karena dianggap memiliki keterkaitan atau memiliki hubungan dengan organisasi massa tersebut. Baik itu para warga yang memang tergabung ke dalam organisasi massa itu, maupun mereka yang hanya mendukung tanpa adanya keterlibatan secara langsung pada organisasi massa tersebut.      

     Merasa hal itu mulai tak kondusif, akhirnya organisasi massa itu segera melakukan perlawanan balik. Mereka menuntut agar para warga yang telah ditangkap itu segera dibebaskan. Namun pihak Pemerintah tak menggubris permintaan itu. Membuat organisasi massa itu memutuskan untuk kembali merebut dan membebaskan paksa para warga tersebut secara paksa.     

     Bentrok antar pihak Pemerintah dan organisasi massa itu segera pecah. Situasi kota seketika berubah menjadi sangat kacau. Para warga dan anggota organisasi massa itu mulai melakukan penyerangan pada setiap oknum kepolisian yang mereka temui. Mereka juga mengincar para anggota pemerintahan kota itu. Saling tembak antara anggota organisasi massa dan tim anti teror tak dapat terhindarkan. Itu sudah menjadi layaknya perang antar kedua kubu. Entah bagaimana para anggota organisasi massa itu mendapatkan senjata mereka, tentu saja itu adalah hal yang sangat ilegal. Namun kini mereka tak lagi peduli akan hal tersebut. Peperangan itu pecah, banyak dari kedua pihak yang tewas dan gugur dalam pertempuran itu, sadang para warga yang memilih untuk tidak ikut campur hanya bisa bersembunyi dan mengurung diri mereka di rumah masing-masing layaknya sang ayah, Siska, dan ibunya.     

     Tentu saja para warga itu tak luput dari dampak pertempuran yang terjadi. Banyak dari mereka yang tewas sebab peluru nyasar atau serangan ledakan dari bom yang turut digunakan dalam peperangan tersebut.      

     Beberapa pos segera didirikan, baik itu oleh pihak Kepolisian ataupun pihak organisasi massa itu. Saling tembak terjadi hampir setiap hari, membuat para warga kota merasakan teror yang sangat mencekam sebab pertempuran di antara kedua kubu itu.      

     Peperangan antara kedua kubu itu berlangsung sengit, baik pihak kepolisian dan organisasi massa itu saling adu kekuatan. Mereka menembak satu sama lain, bom meledak di mana-mana. Dentuman itu bagaikan sebuah musik kematian bagi setiap warga yang mendengarnya.      

     Semakin hari jumlah korban yang berjatuhan semakin meningkat, baik dari kubu kepolisian dan kubu organisasi massa itu. Hal ini membuat pemerintah kota segera berpikir ulang. Tampaknya usaha mereka tak sedikitpun membuahkan hasil, hal itu hanya semakin memperburuk situasi kota tersebut. Namun apa daya, kini para warga dan organisasi massa itu tak lagi dapat dikendalikan. Hanya ada dua pilihan saat itu, menyerah dan mengabulkan apa keinginan dari organisasi massa tersebut, atau melenyapkan mereka sampai ke akar.      

     Tak mudah untuk memutuskan hal itu, jelas aksi yang dilakukan oleh organisasi massa itu telah termasuk dalam aksi terorisme. Pihak Pemerintah kini mau tidak mau harus menutup matanya. Mereka tak lagi menganggap para anggota dan warga yang mendukung organisasi massa itu sebagai pihak yang harus dilindungi. Kini mereka adalah ancaman bagi struktur pemerintahan dan kota itu sendiri.     

     Tim khusus segera didatangkan. Mereka adalah tim elit yang berada langsung dibawah kepemimpinan jendral pertahanan di negara itu. Dengan didatangkannya tim khusus itu menandakan jika situasi itu tak lagi dapat di atasi dengan baik. Lantas apa yang akan mereka lakukan dengan didatangkannya tim khusus tersebut. Genosida adalah jawabannya.      

     Baik Hanna, Davine, dan Siska seketika tersentak. Mereka merasa tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.      

     "Genosida?" tanya Hanna. Lelaki itu membelalakkan matanya tak percaya.      

     "Apa aku tidak salah mendengarnya?" tanya lelaki itu memastikan.      

     Sedang Davine dan Siska tampak saling beradu pandang, mereka tak tahu harus menanggapi hal itu seperti apa.      

     "Paman tahu hal ini tentu akan membuat kalian terkejut, namun kau tidak salah mendengarnya!" tegas lelaki paruh baya itu. Matanya kini menerawang jauh, tampak lelaki paruh baya itu juga masih belum bisa melupakan tragedi kelam yang terjadi di kota mereka.     

     Secara singkat genosida adalah suatu tindakan atau pembantaian yang dilakukan secara besar-besaran terhadap suatu suku, bangsa, atau kelompok, yang dilakukan secara sistematis. Tujuan dilakukannya hal ini adalah guna memusnahkan suku, bangsa, atau kelompok yang dianggap dapat merusak struktur dan kestabilan pada suatu bangsa atau negara. Walau dalam beberapa kasus hal ini juga dilakukan untuk tujuan terselubung lainnya.      

     "Bukankah genosida adalah suatu tindakan yang melanggar hak asasi manusia!" tukas Davine.      

     "Ya, itu sangat jelas!" tanggap Hanna.      

     "Lantas mengapa pihak Pemerintah melakukan hal semacam itu?" protes Davine.      

     "Bukankah itu hal seperti itu tidak dibenarkan!" tambah lelaki itu.      

     "Ya, namun bukan berarti hal seperti itu tidak pernah dilakukan oleh suatu pemerintahan!" sanggah Hanna.      

     Hanna pun sedikit menjelaskan tentang tragedi genosida yang setidaknya pernah terjadi di beberapa negara. Sebagai contoh suatu negara pernah melakukan pembantaian massal pada suatu suku guna kepentingan tertentu yang ingin mereka tuju. Hal ini bahkan telah dijelaskan dalam sejarah, hal seperti ini pernah dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak pemberontak.      

     "Bukankah kau juga sudah mengetahui bagaimana sejarah berdirinya kota ini, lantas bukankah itu juga termasuk dalam kejahatan genosida yang dilakukan oleh pihak pemerintah!" tegas Hanna.      

     Davine menganggukkan kepalanya, benar apa yang saat itu Hanna katakan. Tampaknya tindakan seperti itu masih acap kali menjadi solusi akhir dalam setiap konflik yang tak dapat diselesaikan dengan baik.      

     Sedangkan di sisi lain, sang ayah dari Siska yang mendengar percakapan Hanna dan Davine tampak mengerutkan keningnya. Tentu saja ia tak tahu-menahu perihal bagaimana kota itu dulunya terbentuk.      

     Menanggalkan hal itu, kini sang lelaki paruh baya itu segera melanjutkan kembali ceritanya.      

     Sependatangan tim khusus yang dikirimkan langsung oleh negara ke kota itu, situasi segera berubah total. Para anggota dan para warga yang memihak organisasi massa itu segera didorong mundur, tampaknya tim khusus yang dikirim itu mang sangatlah handal. Mereka berada jauh di atas level para warga dan anggota organisasi massa tersebut. Baik dalam jumlah, persenjataan, dan kemampuan.      

     Satu persatu para anggota dan warga yang masih kekeh membela organisasi massa itu mulai berjatuhan satu persatu. Ini tak lagi menjadi seperti sebuah pertempuran. Seperti apa yang dikatakan sebelumnya, kini peperangan itu berubah total menjadi sebuah kejahatan genosida yang dilakukan oleh pihak pemerintahan terhadap para rakyat dan organisasi massa tersebut.       

     Tak terhitung warga dan anggota yang telah berjatuhan, mayat-mayat bertebaran di mana-mana, bahkan hampir memenuhi setiap sisi jalan di kota itu. Para warga dan beberapa anggota yang awalnya memihak pada organisasi massa itu mulai kehilangan keberaniannya, mereka menyerahkan diri dengan pasrah kepada pihak pemerintahan, jika terus teguh akan pendiriannya maka sudah pasti mereka akan bernasib sama layaknya para warga dan anggota organisasi massa lainnya yang telah berguguran sebelum mereka. Untungnya pihak pemerintahan masih mau memberikan ampunan pada mereka, tentu saja dengan beberapa persyaratan dan sanksi berat yang akan diberikan.      

     "Jadi tak semua warga yang awalnya memihak pada organisasi itu menjadi korban?" potong Davine.      

     "Untungnya seperti itu!" jawab sang lelaki paruh baya.      

     Tim khusus itu segera mendapatkan setiap informasi yang mereka cari dari para warga dan sebagai anggota organisasi massa yang telah menyerahkan diri itu. Membuat mereka dengan mudah dapat mengetahui di mana markas dari organisasi massa itu berada. Bocornya informasi itu tentu menjadi hal yang sangat buruk untuk pihak organisasi massa tersebut.      

     Pihak organisasi massa itu sebenarnya telah menyiapkan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi, mereka bahkan telah memindahkan kantor-kantor dan markas mereka guna upaya menyembunyikan keberadaannya. Namun hal itu sia-sia, bocornya informasi itu bagaikan sebuah malapetaka bagi organisasi massa tersebut.      

     Berbekal informasi itu, hanya butuh waktu 1x24 jam bagi tim khusus itu untuk segera membersihkan organisasi massa itu secara total. Mereka membantai setiap anggota yang mereka temukan dalam operasi pemusnahaan itu, tak ada lagi kesempatan kedua bagi setiap anggota yang masih tergabung di dalamnya. Tak terhitung jumlah mereka yang gugur dalam operasi itu. Pemusnahan massal itu terjadi dengan sangat cepat, walau para anggota organisasi massa itu telah mencoba memberikan perlawanan, namun hal itu tak akan berarti lebih bagi para personil dari tim yang telah dilatih secara khusus itu.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.