Another Part Of Me?

Part 5.50



Part 5.50

0Genosida menjadi jawaban untuk hal itu. Dengan diambilnya keputusan itu, maka itu berarti tak akan ada lagi hak asasi manusia yang akan dipertimbangkan dalam pelaksanaannya. Tim anti teror segera ditarik, pihak Pemerintah pun segera mengeluarkan kartu as mereka. Mereka segera mendatangkan tim khusus yang berada di bawah kepemimpinan langsung Jendral pertahanan di negara itu. Hal ini menegaskan jika tak ada lagi upaya negosiasi yang akan mereka lakukan dalam upaya menangani situasi itu. Genosida telah menjadi pilihan akhir bagi mereka saat itu.      

       Sekali lagi, apa yang dipaparkan Monna di dalam videonya itu jelas sama persis seperti apa yang sebelumnya sang ayah dari Siska ceritakan kepada mereka, namun bedanya hal ini Monna ceritakan langsung dari sudut pandang organisasi massa itu secara langsung.      

     Mendapatkan informasi itu, para petinggi organisasi massa itu segera diasingkan. Mereka tahu jika saat itu mereka tak akan bisa mengimbangi kekuatan dari tim khusus yang telah didatangkan oleh pihak Pemerintah kota itu. Nasi telah menjadi bubur, tampaknya rencana yang dibuat dengan tergesa-gesa itu malah menjadi senjata makan tuan bagi sang pemimpin organisasi massa dan para petinggi lainnya.      

      Benar saja, para anggota dan warga yang mendukung organisasi massa itu segera terpukul mundur oleh tim khusus itu. Mereka dengan kejam membunuh setiap anggota dan warga yang masih kekeh untuk mendukung organisasi massa itu. Kini situasi itu bukanlah lagi terlihat seperti sebuah peperangan di antara kedua kubu, hal itu lebih seperti pembantaian yang dilakukan sepihak oleh pihak Pemerintah terhadap para warga kota dan para anggota organisasi massa tersebut. Bagaimanapun mereka tak akan bisa menandingi kemampuan tim yang dilatih secara khusu dan elit itu.      

     Merasakan ketakutan yang sangat mengerikan, para anggota dan warga yang awalnya mendukung organisasi massa itu mulai berpaling dan meninggalkan organisasi massa tersebut. Mereka lebih memilih untuk menyerahkan diri pada pihak Pemerintah saat itu juga, setidaknya dengan begitu mereka tidak akan mati dalam pembantaian keji itu.      

     Saat itu sang pemimpin dan para petinggi organisasi massa yang di mana Edward juga termasuk di dalamnya telah menyiapkan kemungkinan terburuk mereka saat itu. Walau keberadaan kantor atau markas-markas itu telah mereka pindahkan. Namun dengan banyaknya para anggota organisasi yang berkhianat dan memilih menyerahkan diri itu, tentu saja pihak Kepolisian dan Tim khusu itu tidak akan kesulitan untuk mendapatkan informasi di mana letak kantor dan markas-markas yang telah mereka pindahkan itu berada.      

    Benar saja, tak butuh waktu lebih dari satu hari untuk tim khusus itu melakukan operasi pemusnahan mereka. Saat itu ada empat titik yang mereka jadikan kantor dan markas organisasi massa itu, dan salah satu di antaranya adalah yayasan panti asuhan milik Edward. Tentu saja di yayasan itu pula mereka menyembunyikan para anak-anak yang telah mereka kumpulkan, baik itu diberikan dengan cara sukarela oleh sang orang tua, maupun dengan yang diambil paksa dengan cara menculik mereka.     

     Operasi yang dilakukan oleh tim khusus itu dilakukan hampir secara bersamaan di keempat titik berbeda yang merupakan kantor dan markas organisasi massa itu. Tiap-tiap tim khusus itu juga membawa setidaknya satu mantan anggota organisasi mereka dalam operasi tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengenali setiap penting yang berada di kantor dan markas organisasi massa itu.      

     Organisasi massa itu memang memiliki beberapa petinggi yang menjabat dalam struktur mereka. Namun hanya ada 3 orang yang sangat penting dalam organisasi massa tersebut. Ia tidak lain adalah para kepala keluarga dari kasta pertama itu. Sebagaimana yang telah diketahui jika setidaknya kini keluarga kasta pertama itu telah terbagi menjadi tiga cabang keluarga dan tiap-tiap dari pemimpin cabang itulah yang menjadi orang dengan posisi penting di dalam organisasi massa tersebut. Yang pertama adalah sang pemimpin itu sendiri, dan yang kedua adalah Edward yang merupakan salah satu petinggi dalam organisasi itu, dan yang terakhir adalah seorang lagi yang juga merupakan pemimpin dari cabang keluarga kasta pertama itu, sedang petinggi lainnya hanyalah warga lokal yang sengaja mereka angkat untuk mengurus beberapa pekerjaan dalam struktur organisasi massa yang telah mereka buat itu.      

     Ketika operasi yang dilakukan oleh tim khusus itu dimulai, para anggota dan petinggi lainnya dengan suka rela mengatakan jika mereka akan berkorban untuk menahan tim khusus itu selagi ketiga orang dari keluarga kasta pertama itu pergi untuk melarikan diri mereka. Jelas mereka rela melakukan hal itu karena doktrin kuat yang telah tertanam di dalam kepala mereka.      

     Mendapatkan waktu lebih, sang pemimpin organisasi masa beserta Edward dan seorang lelaki lainnya itu segera melarikan diri dengan membawa sejumlah anak yang berhasil mereka kumpulkan di yayasan itu. Jelas jika rencana mereka saat itu telah gagal, dan yang bisa mereka lakukan saat itu hanyalah menyelamatkan para anak-anak itu, bukan karena hati nurani yang mereka punya. Mereka bahkan juga tahu jika para anak-anak itu tidak akan dibunuh jika mereka didapati oleh tim khusus itu dalam operasi pemusnahan yang sedang dilakukan. Hal ini mereka lakukan karena mereka ingin nantinya para anak-anak itu akan kembali mereka gunakan untuk rencana mereka yang selanjutnya. Para lelaki dari keluarga kasta pertama itu tampaknya belum menyerah atas kegagalannya saat itu.      

     Anak-anak itu segera mereka pindahkan ke suatu tempat yang sangat rahasia, yang terletak masih di dalam kota itu. Mereka akan bersembunyi di sana bersama sang pemimpin, Edward, dan seorang lelaki lainnya yang juga termasuk sebagai petinggi di organisasi massa yang telah mereka buat saat itu.      

     Di sana mereka dipertemukan dengan anak-anak lainnya yang sebelumnya telah mereka pindahkan terlebih dahulu ke tempat itu, mereka tidak lain adalah anak-anak yang sebelumnya tergabung dalam yayasan milik Edward, dengan kata lain mereka adalah para anak-anak yang dulunya seangkatan dengan Davine. Tentu saja sang saudara kembar dari lelaki itu juga turut berada di tempat tersebut.      

     Kurang lebih begitulah yang terjadi pada mereka saat itu. Mereka memang hampir saja berhasil mewujudkan tujuan mereka, namun sekali lagi dengan rencana yang kurang matang tampaknya hal itu harus mereka tunda. Mereka bahkan masih beruntung karena dapat selamat dari kekejaman genosida yang dilakukan oleh pihak Pemerintah saat itu.      

     Tentu saja hal ini membuat mereka sangat kesal, bagaimanapun juga mereka seolah mau tidak mau harus kembali menyusun rencana dan struktur mereka dari awal lagi. Untungnya mereka punya para anak-anak yang telah mereka latih dengan keras selama ini. Walau butuh waktu sedikit lebih lama dari seharusnya, setidaknya mereka masih memiliki harapan untuk mewujudkan keinginan mereka.      

     Karena tergiur kesempatan yang datang mereka dengan bodohnya mengikuti hasrat mereka, yang di mana nyatanya hasil yang mereka dapatkan tidak sesuai harapan mereka. Seharusnya mereka lebih bersabar dan menunggu hingga rencana akhir mereka bisa terealisasikan dengan baik, bukannya mengambil kesempatan yang datang tiba-tiba, sedang rencana itu tentu saja belum memiliki perhitungan sangat matang.      

     Setelah kejadian itu mereka mau tidak mau harus kembali menunggu hingga waktunya tiba. Setidaknya fokus mereka saat ini adalah membuat para anak-anak itu menjadi pion-pion yang bisa mereka andalkan nantinya. Mereka tidak gagal, itu hanya keberhasilan yang tertunda saja. Setidaknya itulah yang ada di dalam pikiran mereka.     

     Waktu berlalu, para anak-anak yang mereka latih di sana sebagian telah mereka salurkan ke sekolah-sekolah yang berada di kota itu. Bagaimanapun para pion mereka itu juga harus mempunyai wawasan yang luas, dan saudara kembar dari Davine juga termasuk di dalamnya. Mudahnya seperti ini, para anak-anak yang berada di usia 7 sampai 13 tahun akan tetap mereka latih di tempat itu, sembari juga memberikan mereka pelajaran tingkat sekolah dasar agar anak-anak itu tidak tertinggal wawasan karena tidak bersekolah layaknya anak pada umumnya. Memasuki jenjang sekolah menengah pertama barulah anak-anak itu disekolahkan selayaknya anak-anak pada umumnya. Tentu saja mereka telah menanamkan kesetiaan dan ketakutan pada anak-anak itu agar nantinya mereka tidak kabur atau melarikan diri dari mereka, dan begitulah seterusnya hingga anak-anak itu nantinya akan menempuh pendidikan terakhir mereka. Tentu saja mereka juga memilah-milah para anak yang akan mereka sekolahkan. Mereka hanya memilih para anak yang dianggap berbakat dan memiliki potensi yang sangat besar bagi mereka, yang di mana saudara kembar Davine adalah salah satu dari sedikit anak terpilih itu.      

     Tahun semakin berlalu, Monna menjelaskan jika saat itu kondisi keluarga mereka telah kembali menjadi sangat baik, perusahaan yang dikembangkan oleh Edward tengah berada di puncak keemasannya, dan tampaknya waktu yang telah mereka tunggu akhirnya akan tiba.      

     Saat ini Edward telah diangkat sebagai seorang yang akan memimpin rencana itu, dengan kata lain para pemimpin keluarga lainnya telah menyepakati jika saat ini Edward lah orang yang paling berkompeten di antara yang lainnya. Bagaimana tidak, lelaki yang awalnya menjadi pemimpin pergerakan sebelumnya kini kondisi kesehatannya juga telah menurun, sedang pemimpin keluarga yang lainnya merasa jika dirinya belum mampu untuk mengemban tugas berat itu. Lagipula Edward memang sangatlah cocok dalam melakukan hal itu.      

     Terlebih hingga saat ini Edward memanglah sosok yang sangat berperan penting dalam segala sesuatu yang mereka perlukan untuk rencana besar mereka. Tidak heran rasanya jika kepemimpinan itu memang sangatlah pantas untuk ia dapatkan.      

      Monna memaparkan jika rencana mereka saat ini adalah mengambil kursi kepemimpinan di kota itu, dengan kata lain mereka kini sedang menunggu waktu di mana pemilihan umum untuk periode selanjutnya akan tiba.      

     Mereka berpikir dengan mendapatkan kursi itu maka setidaknya mereka akan bisa mengubah struktur kota itu secara perlahan. Tentu saja memiliki kursi kepemimpinan tertinggi di kota itu adalah hal yang wajib untuk mereka miliki.      

     Banyak hal yang Monna jelaskan perihal tujuan mereka saat itu. Selain ingin mengambil kembali kota itu ke dalam kekuasaan mereka. Para pemimpin itu juga ingin memusnahkan segala hal yang menurutnya tak pantas untuk mereka pandang. Kemurnian, kesempurnaan, dan kekuasaan itu lah tiga hal yang selalu mereka pegang teguh sampai saat ini     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.