Another Part Of Me?

Part 5.52



Part 5.52

0"Ini gila, bukankah ini benar-benar gila!" tukas Bella. Wanita itu baru saja mendapatkan kabar tentang organisasi massa yang baru saja Monna sebutkan di dalam videonya itu.      

     "Apa kalian telah mengetahui jika organisasi massa itu kini telah menjalin kerjasama bersama salah satu partai politik yang sedang mengikuti pencalonan dalam periode ini!" tambah wanita itu.      

     "Ya, aku telah mendengar kabar itu. Hal itu bahkan telah menjadi topik hangat di kalangan warga kota saat ini," tanggap Hanna.      

     "Bukankah itu berarti saat ini mereka hanya memerlukan beberapa langkah lagi untuk mewujudkan tujuan mereka!" sela Siska.      

     Davine mengacak kasar rambutnya, tentu saja baik dirinya dan ketiga orang itu tak sekalipun menginginkan hal itu terjadi, entah itu jika organisasi itu akhirnya bisa menduduki kursi pemerintah di kota itu, atau bahkan kemungkinan kembali terjadinya sebuah genosida layaknya seperti dulu. Kedua hal itu adalah hal yang paling tidak ingin mereka untuk menjadi kenyataan.      

      "Sial, kita benar-benar sudah tak punya waktu lagi. Kita harus segera menemukan di mana tempat mereka menyembunyikan anak-anak itu. Kita harus segera mengungkapkan kasus ini dan menangkap mereka sebelum salah satu dari dua hal yang tak kita inginkan itu menjadi kenyataan!" maki Davine. Ia tahu situasinya kini telah benar-benar gawat.      

     Monna menjelaskan jika saat ini mereka telah berhasil kembali menangkap Lissa, wanita itu telah melarikan diri dari mereka sejak beberapa tahun yang lalu. Saat ini Lissa memiliki peran penting sebagai angel maker bagi mereka. Lissa memang telah disekolahkan oleh Edward guna menjadi seorang dokter bedah yang nantinya akan ia jadikan angel maker untuk menggantikan peran sang ibu, karena akan merepotkan jika mereka harus menyewa pembedah dari luar, yang di mana mereka juga harus membayar uang tutup mulut yang sangat besar atas apa yang mereka kerjakan.     

      Monna memaparkan dalam videonya itu jika Lissa berhasil melarikan diri dari mereka tepat setelah wanita itu berhasil mendapatkan sertifikatnya sebagai seorang yang telah layak untuk melakukan pembedahan. Tentu saja hal ini segera dibenarkan oleh Davine, bagaimanapun, ia telah melihat sendiri bagaimana wanita itu sangat mahir dalam menjahit luka yang ia terima, dan hal itu seolah menjelaskan jika wanita itu memang memiliki keterampilan dalam bidang pembedahan seperti apa yang telah Monna katakan.      

     "Aku pernah melihat sertifikat itu, jelas ini kembali menegaskan apa yang sedang aku lihat di dalam mimpiku itu!" ujar Davine.      

     "Tapi, bukankah kini keluarga kalian sedang dalam masa keemasan. Lantas untuk apa mereka masih melakukan perdagangan organ itu. Bukankah uang kini tak akan lagi menjadi masalah bagi keluarga kalian!" tanggap Siska.      

     "Entahlah, aku juga sedikit tak mengerti akan hal itu!" jawab Davine, ia tampak menopang dagunya sendiri.      

     "Mereka hanya memanfaatkan keadaan. Mungkin kali ini tak lagi seperti dulu, yang di mana mereka melakukan hal itu memang guna mendapatkan keuntungan dari hasil perdagangan organ ilegal itu. Namun rasanya tidak ada salahnya jika mereka melakukan hal tersebut guna memanfaatkan keadaan saja!" tukas Hanna.      

     "Bukankah dalam videonya Monna telah mengatakan jika banyak sekali para anak yang tewas karena tidak dapat mengikuti kerasnya pelatihan yang mereka berikan. Lantas apa salahnya jika mereka memanfaatkan organ-organ yang masih layak dari sang anak yang telah tewas itu untuk diperdagangkan secara ilegal!" jelas Hanna.      

     "Perdagangan di pasar gelap tidak melulu tentang materi, terkadang mereka saling menjalin hubungan dengan cara melakukan barter. Contoh senjata ilegal rasanya sepadan untuk mereka barterkan dengan organ manusia!" jelas Hanna lagi.      

     "Bukankah itu cukup masuk di akal!" tekan Hanna.      

     Siska segera menganggukan kepalanya, ia paham akan apa yang Hanna maksud.      

     Video itu kini hanya menyisakan beberapa menit terakhir, dalam kesempatannya itu Monna segera menjelaskan maksud lain dirinya membuat video itu untuk Davine. Dalam video itu Monna memohon pada anak angkatnya itu untuk menyelamatkan Malvine, menurut Monna anaknya itu telah terlalu jauh melangkah. Ia terlalu terobsesi untuk mendapatkan pengakuan dari sang ayah, membuatnya rela melakukan hal apapun guna mendapatkan pengakuan tersebut.      

     "Malvine!" Davine meremas tangannya sendiri. Hatinya sangat gusar.      

     Setelah sekian lama berusaha mendapatkan perhatian dari sang ayah, tampaknya kini Edward mulai sedikit memberikan kepercayaan pada anak kandungnya itu. Edward pun akhirnya mengikutsertakan lelaki itu dalam rencana yang telah ia buat. Tentu saja hal sangat tidak diinginkan oleh sang ibu. Monna hanya ingin anaknya itu bisa hidup layaknya orang normal, ia tak ingin Malvine terus-menerus menjadikan obsesinya untuk diakui oleh sang ayah terus membuat anaknya itu hilang arah. Jelas Monna tidak ingin Malvine mengikuti jejak sang ayah, namun memberikan pemahaman pada Malvine bukanlah hal yang mudah, bagaimanapun sedari kecil anak itu telah memiliki perasaan haus akan pengakuan sang ayah, sedang Monna sendiri tahu bagaimana busuknya suaminya itu.      

     Setelah melakukan kerja keras guna mendapatkan kesempatan dari sang ayah, akhirnya kini Malvine pun mulai diikutsertakan dalam rencana besar yang ingin dicapai oleh Edward dan kedua pemimpin lain dari keluarga kasta pertama itu. Menurut apa yang telah Monna selidiki kini Malvine telah memegang sebuah divisi khusus yang di mana dirinya berperan sebagai pemimpinnya. Itu adalah divisi 3.1 yang bertugas menggali segala informasi dan melakukan pendekatan di bidang negosiasi dan politik. Jelas ini adalah divisi yang memiliki peran yang sangat berbeda dari ketiga divisi lainnya yang saat ini masing-masing dipimpin oleh Alvine, Gustave, dan Ferdinand. Jika mereka adalah divisi yang bertugas untuk melakukan aksi-aksi teror secara langsung, berbeda dengan divisi yang saat ini sedang Malvine pegang itu, mereka memiliki peran yang sangat vital dalam pelaksanaan rencana itu. Sebagai contoh adalah melakukan pendekatan-pendekatan pada para pemimpin korup, baik itu dari pihak Pemerintah maupun Kepolisian kota itu.        

     Malvine terbilang sangat berprestasi dalam melakukan tugas yang diberikan oleh sang ayah bersama divisi yang ia pegang itu. Banyaknya informasi yang mengalir dari koneksi yang ia jalin membuat Edward dan organisasi mereka itu dapat lebih baik dalam menentukan langkah yang harus mereka ambil. Namun hal itu bukanlah sesuatu yang baik bagi Monna. Bagaimana tidak, wanita itu tahu jika Malvine kerap melakukan hal-hal keji dalam upayanya itu. Tentu saja pembunuhan adalah salah satu cara yang kerap lelaki itu gunakan dalam melancarkan tujuannya.      

     Sebagai seorang ibu, jelas Monna tidak pernah mengharapkan agar anaknya itu tumbuh menjadi lelaki seperti itu. Ia tidak ingin nantinya Malvine menjadi sama halnya dengan sang ayah, dan nyatanya hal itu memang sedang terjadi. Kini setiap kali melihat Malvine, entah mengapa Monna selalu merasa seperti melihat Edward.     

      "Ibu telah mengetahui apa yang sedang Edward rencanakan untuk kedepannya. Lelaki itu menginginkan seseorang yang nantinya akan menggantikan posisi yang ia miliki, dan Malvine tentu saja sangat mengharapkan hal itu!" jelas Monna.      

     "Namun …." Monna tampak mengusap pangkal hidungnya.      

     "Edward telah memilihmu sebagai penerusnya kelak!" tegas Monna.      

     Davine terdiam seketika, ia tak dapat mengatakan apa-apa saat itu. Apa yang baru saja Monna katakan itu jelas berada di luar ekspektasinya.      

     Tentu saja Davine kian bertanya-tanya mengapa sang ayah malah memilih dirinya untuk dijadikan seorang penerus, sedang Davine sendiri bahkan tidak pernah sekalipun ikut campur atas segala rencana yang mereka buat.     

     Dan yang menjadi ketakutan Monna adalah bagaimana nantinya Malvine akan menyikapi hal itu, tentu saja anak itu akan sangat merasa kecewa dan semakin kehilangan arahnya.      

     Dan yang lebih gilanya lagi Edward melakukan hal itu hanya dengan satu alasan. Hal itu semata-mata lelaki itu lakukan hanyalah untuk bersenang-senang. Lelaki itu sengaja memberikan harapan palsu pada sang anak, bagaimanapun di mata Edward, Malvine tetaplah sebuah kegagalan. Lelaki itu tidak mudah mengubah sudut pandangnya akan sesuatu, dan untuk hal ini Edward telah mengecap Malvine sebagai sebuah kegagalan sedari anak itu masih kecil. Berbeda dengan Davine, tampaknya Edward memang telah menanamkan harapannya untuk anak itu, walau ia tahu tampaknya Davine sendiri tidak tertarik akan apa yang sedang mereka lakukan.     

     Sedari awal Davine lebih terlihat sibuk dengan urusannya sendiri. Namun hal itu juga yang membuat sang ayah menaruh ketertarikan kepadanya, lelaki itu bahkan telah memantau setiap pergerakan Davine, bagaimana cara anak itu menyelesaikan masalah yang ia hadapi. Termasuk pula pembunuhan yang anaknya itu lakukan terhadap ayah dari Annie. Menurut Edward, Davine adalah sosok yang sangat ia idam-idamkan sejak dulu. Cara berpikir Davine dan sang alter miliknya sedikit banyaknya sama dengan bagaimana cara Edward berpikir. Mereka sama-sama akan melakukan apapun untuk tujuan yang ingin mereka capai, entah itu caranya baik atau buruk.      

     Untungnya selama ini Monna selalu mencoba memberikan perhatiannya pada Davine. Sama halnya dengan kakek Robert, wanita itu juga terus memupuk kebaikan di dalam diri Davine. Berharap sisi baik dari anak itu tidak akan hilang sebab rasa sakit yang ia terima. Monna tahu jika apa yang Davine lakukan kepada ayah dari Annie itu adalah hal yang salah, namun wanita itu mencoba memahaminya dari sisi yang berbeda, setidaknya Monna tahu jika Davine melakukan hal itu atas dasar kebaikan kerena ingin melindungi sahabatnya itu, walau nyatanya cara yang ia gunakan tentu adalah salah.      

     Dari hal itu jelas menyiratkan jika kepribadian Edward memanglah sangat tak dapat ditebak. Bagaimana bisa ia mempermainkan anak kandungnya itu sendiri hanya untuk bersenang-senang saja. Bukankah psikologi lelaki itu tentunya perlu untuk dipertanyakan, pikir Davine.      

     Setidaknya sampai saat ini hal itulah yang sedang terjadi, saat ini Edward hanya sedang menunggu waktu sampai apa yang menjadi tujuan mereka akan menjadi kenyataan, dan untuk Davine, saat ini Edward dengan sengaja membiarkannya begitu saja. Namun nantinya ia akan membuat anak hasil proyek bayi tabungnya itu agar mau menerima dan menggantikan posisinya kelak. Tentu saja Edward akan melakukan hal apapun guna mewujudkan tujuannya itu, bahkan jika ia harus memaksa Davine dengan cara sekotor apapun, lelaki itu tidak akan pernah peduli, segala yang ia inginkan memang haruslah tercapai. Setidaknya begitulah gambaran dari kepribadian busuk lelaki itu, papar Monna dalam videonya itu.      

     "Davine, ibu mohon, bawa pergi Malvine untuk keluar dari lembah gelap itu. Bahkan jika kau harus memotong kedua kakinya sekalipun!" tegas Monna di akhir videonya.      

          


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.