Another Part Of Me?

Part. 5.53



Part. 5.53

0"Akhiri semua ini, Ibu yakin kau bisa melakukannya!" tambah Monna.      

     "Jika saja rencana mereka menjadi kenyataan, itu adalah hal yang sangat tak terbayangkan bahkan bagi Ibu sendiri. Kau tahu betapa berbahayanya pemikiran mereka!" tambah wanita itu lagi.      

     "Saat ini masih belum terlambat. Davine, ibu mohon, selamatkanlah kota ini dari pemikiran menyimpang yang dianut oleh keluarga kasta pertama, hancurkan rencana mereka dan segera akhiri ini semua!" titah Monna.      

     Monna pun segera memberitahukan di mana tempat persembunyian organisasi terkutuk yang dibuat oleh keluarga kasta pertama itu. Tempat itu berada di sebuah distrik terbengkalai yang terdapat di daerah sekitar barat daya kota itu. Monna juga memberitahukan jika mereka menggunakan sebuah pabrik terbengkalai sebagai markas sekaligus tempat persembunyian mereka, Monna juga menegaskan jika Lissa dan para anak-anak yang telah menghilang dari kota itu kini berada di sana guna mendapatkan pelatihan kejam layaknya apa yang dulu pernah Davine rasakan.      

     Video itu berakhir setelah Monna memberikan informasi di mana letak markas sekaligus tempat persembunyian dari organisasi yang sedang mereka cari itu.      

     "Aku rasa aku tahu tempat itu. Itu adalah tempat di mana kami berhasil menemukan mayat dari korban pembunuhan yang Andre lakukan beberapa waktu yang lalu!" tukas Hanna.      

     "Kita tidak punya banyak waktu lagi. Kita harus segera bergegas dan membuka kedok mereka!" tambah lelaki itu.      

     Siska dan Bella saling menatap, ia tahu hal ini bukan lagi sebuah kasus biasa, ini adalah kasus besar yang pastinya sangat berbahaya. Jelas Hanna tidak akan membiarkan kedua wanita itu untuk ikut andil dalam hal itu, rasanya sudah cukup situasi berbahaya yang baru saja mereka hadapi saat barusan. Hanna tak ingin kedua wanita itu kembali terlibat dan membahayakan nyawa mereka sendiri.      

     Tidak dengan Davine, lelaki itu tampak terdiam seribu bahasa. Ia tak benar-benar masih tak mengerti harus menanggapi hal yang baru saja ia ketahui itu seperti apa. Jelas Monna sangat mengharapkannya untuk dapat menghentikan rencana besar yang telah lama disiapkan oleh organisasi itu. Namun satu hal yang masih sangat mengganjal baginya, mengapa dalam video itu Monna menegaskan jika Edward telah memilihnya agar kelak dapat meneruskan kepemimpinannya. Bukankah dirinya tak memiliki darah murni dari keturunan mereka. Bagaimanapun ia tahu jika para keluarga dari kasta pertama itu sangat mementingkan kemurnian dari darah mereka.      

     "Apa yang kau pikirkan saat ini?" tanya Hanna.      

     "Aku hanya tak mengerti akan jalan pikiran ayah angkatku itu!" jawab Davine.      

     "Mengapa lelaki itu lebih memilihku dibandingkan Malvine. Bukankah Malvine memiliki darah yang lebih murni dariku?" tambah lelaki itu.      

     "Mudah saja, saat ini tampaknya Edward telah mengerti jika keturunan mereka tak lagi dapat bertahan, bisa dikatakan kini Edward harus membuang sedikit rasa egois dan pendiriannya itu. Tampaknya lelaki itu lebih memilih untuk berpikir secara rasional. Kini ia lebih mementingkan kelayakan daripada kemurnian dari darah keturunan mereka!" jawab Hanna.      

     "Bukankah sudah jelas, dalam video itu Monna mengatakan jika Edward telah merasakan kekecewaan pada Malvine. Membuatnya mencap anak itu sebagai sebuah kegagalan, sedang untukmu, tampaknya kau sangat memenuhi kriteria yang ia inginkan, membuatnya menanggalkan sedikit rasa egoisnya dan akhirnya lebih memilihmu untuk menggantikan posisinya kelak!" jelas Hanna.      

     "Dan yang aku tangkap dari apa yang Monna jelaskan dalam video itu, tampaknya Edward adalah lelaki yang sangat tak bisa ditebak, kepribadiannya perlu dipertanyakan. Ia adalah tipe lelaki yang menikmati keadaan ketika ia sedang mempermainkan seseorang, bahkan jika orang itu adalah anak keturunan murni darinya sendiri!" tambah Hanna.      

     "Mungkin saja ia merasa mendapatkan kepuasan tersendiri ketika melakukan hal itu!" tukas Hanna.      

     "Yaeh, tak bisa aku pungkiri. Di dunia ini memang sangat banyak orang-orang dengan pemikiran menyimpang seperti itu!" tegas Hanna.      

     "Aku hanya berpikir, bagaimana perasaan Malvine jika ia mengetahui hal itu!" Davine tau hal itu pasti akan sangat menyakiti hati kakak angkatnya itu, terlebih mengingat bagaimana perjuangan yang dilakukan oleh lelaki itu hanya untuk mendapatkan sebuah pengakuan dari sang ayah.      

      "Aku mengerti apa yang sedang kau rasakan, namun kita harus fokus untuk menyelesaikan kasus ini terlebih dahulu!" tukas Hanna.      

     Davine menganggukkan kepalanya. Saat ini yang terpenting untuk dilakukan adalah bagaimana cara menggagalkan rencana organisasi itu. Terlebih Davine juga harus menyelamatkan Lissa dan para anak-anak terjebak di sana.      

     Hanna segera meraih smartphone miliknya, ia harus segera membicarakan hal yang baru saja mereka ketahui itu pada Sersan Hendrik.      

     Baru saja lelaki itu akan melakukan panggilannya, Tiba-tiba saja Sersan Hendrik secara kebetulan meneleponnya terlebih dahulu. Hanna yang merasa itu adalah waktu yang sangat tepat segera mengangkat panggilan itu. Namun apa yang dikatakan oleh Sersan Hendrik dalam panggilannya itu seketika membuat jantung Hanna tersentak. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja Sersan Hendrik menyampaikan sebuah pemutusan kerjasama yang telah mereka lakukan. Dengan kata lain Hanna tak lagi mendapatkan wewenangnya dalam penyelidikan kasus itu. Ia tak lagi disewa sebagai penyidik swasta oleh pihak Kepolisian di kota tersebut.      

     Tentu saja hal ini sangat merugikan baginya. Hanna bukan mempermasalahkan keuntungan atau bayaran yang seharusnya ia terima dari perjanjian tersebut. Lelaki itu menyayangkan mengapa keputusan itu diambil di saat seperti itu, di saat di mana sedikit lagi ia akan dapat memecahkan kasus yang sedang mereka hadapi.      

     "Apa aku tak salah mendengarnya?" tanya Hanna masih tidak percaya.      

     "Ya, aku sangat menyesal, namun tampaknya kerjasama kita akan berakhir sampai di sini saja!" jawab Hendrik, lelaki itu tampak menyesal dengan keputusan yang telah diambil oleh pihak Kepolisian. Bagaimanapun lelaki itu tahu jika Hanna adalah lelaki yang sangat serius dalam menangani kasus itu.      

     "Aku telah berhasil mengetahui semuanya, kini kita hanya perlu melakukan operasi penangkapan saja!" tukas Hanna. Ia benar-benar merasa sangat kesal akan hal itu.      

     "Maafkan aku, ini adalah perintah langsung yang diambil oleh pihak Kepolisian kota ini!" jawab Hendrik. Tampak sekali jika lelaki itu merasa sangat tak enak hati kepada Hanna.      

     "Kumohon ini kita harus segera menangkap mereka, jika tidak sesuatu yang buruk akan menimpa kota ini!" tegas Hanna.      

     Sersan Hendrik tampak terdiam, ia tak tahu harus menyikapi hal itu seperti apa. Ia sangat percaya pada Hanna, bagaimanapun ia telah melihat sendiri bagaimana kinerja sang penyidik swasta itu. Namun di sisi lain ia juga harus menaati keputusan yang telah mereka ambil.      

     "Aku butuh personil guna melakukan penangkapan, kasus ini telah terpecahkan kita hanya perlu melakukan finishing saja!" tegas Hanna.      

     "Sayangnya aku tidak bisa melakukan hal itu, bagaimanapun kini kau tak berbeda dari layaknya warga sipil lainnya!" jawab Hendrik.      

      "Aku akan menjelaskan hal ini kepadamu, jadi tolonglah untuk kali ini saja!" Mohon Hanna.      

      "Untuk saat ini kau harus menyertakan bukti atas apa yang ingin kau sampaikan. Kami tidak bisa lagi merespon hal itu jika itu hanyalah sebuah dugaan atau hipotesis yang kau buat semata, karena pada dasarnya kini kau tak lebih dari warga sipil lainnya!" tegas Hendrik.      

     "Hanna, aku sangat menyesali hal ini!" tambah lelaki itu.      

      Hanna mendengus kesal. Ia benar-benar tak habis pikir mengapa hal itu terjadi di saat-saat yang sangat penting seperti itu. Mengapa pihak Kepolisian seolah tidak sabaran dan memilih untuk memecatnya dari penyelidikan kasus yang sedang terjadi di kota itu. Bukankah wajar rasanya jika sebuah kasus yang sangat pelik seperti itu membutuhkan waktu yang lebih untuk memecahkannya. Dalam beberapa kasus dan pengalaman lainnya yang ia miliki, rasanya itu adalah hal yang sangat wajar. Dalam beberapa kasus bahkan mereka harus menunggu sampai bertahun-tahun hingga kasus yang mereka tangani akhirnya terpecahkan.      

     Hanna ingin sekali menyertakan bukti video pengakuan dari Monna beserta jurnal yang telah dibuat oleh Lissa sebagai bukti pendukung yang ia miliki, namun karena di dalam video dan jurnal itu sama-sama menyinggung akan tindakan genosida yang dilakukan pemerintah kota, baik itu dalam upaya menginvasi kota itu ataupun yang terjadi dalam tragedi beberapa tahun yang lalu. Namun karena hal itu adalah hal yang paling ingin disembunyikan oleh pihak Pemerintah kota, rasanya Hanna sedikit khawatir jika ia harus memberikan hal itu pada pihak Kepolisian. Lagipula kebenaran dari jurnal milik Lissa dan video yang Monna buat saat ini juga tidak dapat dipastikan kebenarannya tanpa adanya sebuah bukti yang valid. Bisa saja mereka mengatakan jika hal itu hanyalah sesuatu yang dibuat-buat saja.      

     "Baiklah, aku mengerti, aku akan memberikan bukti akan apa yang baru saja aku katakan kepadamu!" jawab Hanna. Jelas ada kekesalan di dalam nada bicaranya saat itu.      

     "Baiklah, jika kau mempunyai buktinya, kami akan dapat segera memproses hal itu dengan tegas!" sambut Hendrik.      

     Samar terdengar di balik pembicaraan itu jika Sersan Hendrik tidak sendirian. Tampaknya ada beberapa oknum lain yang sedang mendengar pembicaraan mereka saat itu.      

     "Baiklah, dengan ini saya nyatakan jika kerjasama yang telah kita jalin harus berakhir sampai di sini saja!" ujar Hendrik dengan tegas.      

     Namun sebelum lelaki itu memutuskan panggilannya, ia sedikit membisikan sesuatu pada Hanna.      

     "Aku mempercayaimu!" bisiknya di ujung panggilan tersebut.      

      "Aku akan menghubungimu lagi!" tambah lelaki itu sebelum akhirnya panggilan itu ia akhiri.      

     Hanna menendang kursi yang berada di kamarnya, lelaki itu memang telah berdiri dari tempatnya selagi menerima panggilan dari Sersan Hendrik.      

     "Astaga, apa yang terjadi?" tanya Bella, ia tahu jika sesuatu telah terjadi pada kekasihnya itu.      

     "Mereka mengakhiri kerjasama ini!" ujar Hanna kesal.      

     "Maksudmu, kau dipecat!" tanggap Bella.      

     "Ya, mudahnya seperti itu!" jawab Hanna membenarkan.      

      "Mengapa mereka melakukannya di saat-saat yang paling menentukan seperti ini!" maki lelaki itu.      

       "Jelas jika itu adalah campur tangan dari organisasi mereka. Tampaknya ada beberapa petinggi di pihak Kepolisian yang juga menjadi anjing mereka!" tukas Davine.      

       "Bukankah Monna mengatakan jika terdapat beberapa anjing mereka yang tergabung baik itu di pihak Kepolisian maupun Pemerintah!" tambah lelaki itu lagi.      

      Hanna menganggukkan kepalanya, ia sangat setuju dengan apa yang lelaki itu katakan.       

          


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.