Another Part Of Me?

Part 5.55



Part 5.55

0"Maafkan aku soal ini Hanna!" ujar Hendrik sesaat Hanna baru saja sampai di meja yang telah ia pesan.      

     "Duduklah terlebih dahulu!" titah Hendrik, ia tampak sedikit canggung saat itu.      

     "Tak mengapa, walaupun tak dapat aku pungkiri, hal ini benar-benar membuatku sangat kesal!" ujar Hanna. Ia tak dapat menyembunyikan raut wajah kesalnya itu.      

     "Aku mengerti, hanya saja …." kata-kata Hendrik terputus begitu saja.      

     Lelaki itu tampak menarik napasnya dengan sangat panjang.      

     "Yeah, begitulah keputusannya!" tambah lelaki itu.      

     Sersan Hendrik pun segera menjelaskan jika keputusan itu diambil oleh pihak Kepolisian dengan sangat tiba-tiba, ia sendiri bahkan tidak mengerti mengapa mereka memutuskan untuk mengakhiri kerjasama itu, namun Sersan Hendrik menegaskan tampaknya ada beberapa petinggi dari kepolisian yang menyarankan hal tersebut. Hal ini tentu tak lagi terdengar mengejutkan bagi Hanna, ia tahu ada beberapa anjing peliharaan organisasi itu di dalam struktur kepolisian saat ini. Tampaknya uang masih saja menjadi penyakit tersendiri bagi para pelayan masyarakat itu.      

     "Mereka pasti adalah anjing-anjing dari organisasi itu!" caci Hanna.      

     Sersan Hendrik yang mendengar kata-kata itu segera mengerutkan keningnya, ia butuh sedikit penjelasan akan apa yang sebenarnya telah terjadi. Cukup berat bagi Hanna untuk mengatakan hal yang kini telah ia ketahui, bagaimanapun rasanya sangat susah untuk mempercayai pihak Kepolisian lagi, bahkan jika itu adalah Sersan Hendrik sekalipun.      

     "Hanna, lihat aku, apa kau meragukanku?" titah Hendrik, lelaki itu seolah tahu apa yang sedang ada di dalam otak Hanna saat itu.      

     "Aku pikir ada yang tidak beres dari kepolisian di kota ini!" tambah lelaki itu.      

     Sersan Hendrik memanglah bukan polisi yang telah lama bertugas di kota itu, hal ini bahkan telah dijelaskan oleh Sersan Hendrik pada Hanna ketika mereka baru saja menjalin kerjasama mereka, dan rasanya wajar jika ada banyak hal yang tak diketahui lelaki itu perihal kota ini.      

    "Aku mulai mendapati kejanggalan ketika kau meminta kami untuk memeriksa ada atau tidaknya berkas yang melaporkan kasus anak hilang dalam beberapa tahun terakhir, entah mengapa berkas itu seolah lenyap dan tak terdokumentasi dengan baik!" papar lelaki itu.      

     "Sedangkan aku juga telah menyelidiki perihal itu, dan aku menemukan seorang warga yang mengatakan hal yang sama, jika beberapa tahun yang lalu memanglah pernah terjadi sebuah tragedi yang juga melibatkan hilangnya anak-anak di kota ini, namun informan itu tak ingin menjelaskan hal itu lebih lanjut kepadaku!" terang Hendrik.      

     "Bukankah itu adalah hal yang sangat janggal. Bagaimanapun aku merasa seolah pihak Kepolisian dengan sengaja menutup-nutupi kejadian itu!" tambah Hendrik.     

     "Ya, kau benar, itu adalah hal yang sangat wajar, kami telah mengetahui apa sebenarnya yang terjadi di kota ini, baik tragedi yang terjadi beberapa tahun silam, atau bahkan tragedi yang terjadi jauh sebelum berdirinya kota ini," tanggap Hanna.      

     "Pemerintah kota ini memang berusaha menyembunyikan sesuatu. Mereka tak ingin sejarah itu diketahui oleh siapapun. Mereka bahkan telah mengancam para warga kota untuk bungkam akan hal itu!" tukas Hanna.      

     "Tunggu dulu, kejadian … tragedi … sejarah ..., apa sebenarnya yang kau maksud?" tanya Hendrik penuh rasa penasaran.      

     "Semua hal itu saling berkaitan dengan kasus yang sedang terjadi di kota ini. Pembunuhan berantai yang terjadi saat ini hanyalah sarana bagi mereka untuk kembali mewujudkan tujuan mereka yang dulu pernah gagal!" ujar Hanna dengan wajah yang sangat serius.      

     "Kami telah mengungkap sejarah kelam yang telah berusaha dilenyapkan, baik itu oleh pihak Pemerintah maupun Kepolisian di kota ini!" tambah lelaki itu.      

     "Tapi apa, jelaskan semuanya kepadaku!" mohon Hendrik.      

     "Biarkan aku mendengarnya, maka aku akan bisa mengambil keputusan apakah aku akan membantumu atau tidak!" tambah lelaki itu.      

     "Bagaimana bisa aku mengetahui jika kau tak berpihak pada pihak Pemerintah maupun Organisasi itu sendiri?" tanya Hanna.      

     Seketika itu Sersan Hendrik segera terdiam membisu. Ia tak dapat memberikan pembelaannya dengan benar pada lelaki yang sedang berada tepat di depannya itu. Tentu saja Hanna adalah orang yang sangat skeptis dalam keadaan seperti itu.      

     "Apa maksudmu pembunuhan berantai yang terjadi saat ini adalah ulah sebuah organisasi, dan saat ini organisasi itu memiliki beberapa mata-mata yang tergabung ke dalam struktur kami?" tanya Hendrik.      

     "Dari yang aku tangkap, sepertinya hal itulah yang sedang terjadi saat ini!" tembak lelaki itu lagi.      

     "Dan kejadian tragedi yang sampai saat ini sedang berusaha ditutupi oleh pihak Pemerintahan ada kaitannya dengan organisasi itu. Tampaknya pihak Pemerintah harus melakukan hal yang tak sewajarnya dalam menyikapi apa yang terjadi!" tebak lelaki itu lagi.      

     "Apa aku benar?" desak Hendrik.      

     Hanna menghembuskan napasnya panjang, apa yang dikatakan lelaki itu adalah garis besar kejadian yang sedang terjadi saat ini. Tampaknya Sersan Hendrik punya penalaran yang juga sangat baik.      

     "Ya, kurang lebih seperti itu!" ujar Hanna membenarkan. Entah mengapa kini rasa kepercayaannya pada lelaki itu kembali hadir.      

     "Itu sangat buruk!" tukas Hendrik menanggapi hal itu.      

     "Lalu, apa yang mereka incar saat ini?" tanya lelaki itu lagi.      

     "Maksudku, organisasi itu!" lurusnya.      

     "Mengambil alih kembali kota ini ke tangan mereka!" jawab Hanna, kini ia telah memutuskan untuk sedikit mempercayai lelaki itu.      

     "Apa yang mereka rencanakan?" tanya Hendrik lagi.      

     "Mereka ingin mengincar kursi walikota dalam pemilihan umum yang akan dilangsungkan beberapa saat lagi!" jawab Hanna lagi.      

     "Sial, itu sudah sangat dekat!" maki lelaki itu.      

     "Apa kau memiliki bukti valid akan hal itu?" tanya Hendrik.      

     "Sayangnya tidak!" jawab Hanna, lelaki itu kembali menghembuskan napasnya panjang.      

     "Aku punya dua bukti pendukung. Namun di dalam kedua bukti itu mereka menyinggung perihal apa yang selama ini berusaha ditutupi oleh pihak Pemerintah!" jelas Hanna.      

     "Aku tak bisa menjadikan itu sebagai bukti pendukung. Jika saja aku memberikan kedua bukti itu pada pihak Kepolisian, aku rasa itu akan membuat kami dalam bahaya. Bagaimanapun pihak Pemerintah telah mengatakan dengan tegas jika mereka tak akan segan untuk menodongkan senjatanya pada tiap-tiap orang yang berusaha mengungkit kejadian kelam yang berusaha mereka tutupi itu, dan tak hanya itu, aku juga khawatir nantinya kedua bukti penting itu juga akan jatuh ke tangan yang salah, bagaimanapun anjing-anjing organisasi itu ada di antara kalian. Baik itu di dalam struktur kepolisian maupun pemerintahan di kota ini!" jelas Hanna.      

     "Aku tak dapat mempercayai keduanya saat ini!" tambah lelaki itu.      

     "Seperti yang kau katakan, kini aku hanyalah seorang warga sipil biasa, aku tak punya wewenang khusus untuk menggerakkan personil kepolisian hanya dengan dugaan dan spekulasi yang telah aku buat semata, sedang melampirkan kedua bukti pendukung yang telah aku dapatkan itu juga bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan saat ini!" terang Hanna.      

     "Satu-satunya cara adalah mendapatkan bukti lain yang tidak turut melampirkan kejadian itu, dan hal itulah yang saat ini akan aku lakukan!" tegas Hanna.      

     "Saat ini organisasi itu telah mendirikan sebuah organisasi massa guna mendapatkan hati para warga di kota ini, dan aku rasa kau tahu siapa mereka!" tukas Hanna.      

     Tak perlu waktu lama bagi Sersan Hendrik untuk mengetahui organisasi massa mana yang sedang Hanna maksud saat itu.      

      "The Native Inhabitants?" jawab Hendrik. Ia memicingkan matanya pada Hanna.      

     "Ya, siapa lagi!" lurus Hanna.      

     "Saat ini mereka telah menjalin suatu kerja sama dengan salah satu partai politik yang turut ikut serta dalam pemilihan umum mendatang!" jelas Hanna.      

     "The National Movement!" tembak Hendrik.      

     "Ya, kau tahu saat ini mereka adalah kandidat teratas yang diprediksi akan memenangkan pemilihan umum kali ini. Tentu saja itu tak lepas dari nama besar organisasi massa yang memang dalam beberapa waktu belakangan ini sedang dielu-elukan oleh masyarakat kota!" jelas Hanna.      

     "Dan kau tau apa artinya jika mereka memenangkan kursi kepemimpinan di kota ini?" tanya Hanna.      

     "Sesuatu yang buruk akan terjadi!" lanjut lelaki itu tanpa menunggu jawaban dari Hendrik.      

     "Baiklah, setidaknya aku telah mengerti garis besarnya!" tanggap Hendrik.      

     "Lalu apa yang akan kau lakukan, maksudku bagaimana cara kau mendapatkan bukti lain yang bisa kita gunakan untuk melaporkan hal ini?" tanya Hendrik.      

     "Aku telah mengetahui di mana letak markas atau persembunyian organisasi itu, tentu saja di sana juga terdapat para anak-anak yang belakangan menghilang dari kota ini!" terang Hanna.      

     "Setidaknya aku ingin mendapatkan rekaman video atas aktivitas yang mereka lakukan di tempat itu, sebelum nantinya akan mengungkap siapa gerangan yang berada di balik setiap kasus pembunuhan berantai yang terjadi di kota ini!" terang Hanna.      

     "Baiklah, aku mengerti. Lantas apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu saat ini?" tawar Hendrik.      

     "Kau tak akan bisa bergerak secara langsung sebelum mendapatkan bukti yang kita inginkan. Serahkan hal ini padaku, kau hanya perlu memberiku beberapa perlengkapan yang aku butuhkan saja!" tukas Hanna.      

     "Senjata?" tembak Hendrik.      

     "Ya!" jawab Hanna.      

     "Apa saja yang kau butuhkan. Aku akan menyiapkannya untukmu!" tanggap Hendrik.      

     "Tidak banyak, beberapa handgun beserta peluru dan dua buah peredam, 2 buah rompi anti peluru, beserta dua buah belati!" titah Hanna.      

     Hanna tahu jika yang akan mereka hadapi saat itu adalah orang-orang yang sudah sangat terlatih. Mereka adalah anak-anak yang telah menempuh pelatihan keras yang telah diberikan oleh mereka sejak mereka masih sangat kecil. Terlebih para pemimpin dari ketiga divisi itu, mereka tentu saja juga harus sangat diwaspadai.      

     "Satu lagi, aku juga butuh kendaraan!" tambah lelaki itu.      

     Sersan Hendrik tampak berpikir sejenak, mendengar apa yang saat itu Hanna butuhkan, tampaknya apa yang akan dilakukan oleh lelaki itu memang sangatlah berbahaya.      

     "Baiklah, aku bisa menyiapkan hal itu. Namun apa kau yakin akan melakukan hal ini?" tanya Hendrik memastikan.      

     "Lalu bersama siapa kau akan melakukannya? tambah lelaki itu, jelas dari permintaan Hanna, Hendrik tahu jika lelaki itu tidak akan melakukan hal itu seorang diri.     

     "Aku akan melakukannya bersama Davine!" jawab Hanna.      

     "Davine?" tanya Hendrik mengambang.      

     "Ya, kau tak salah dengar. Aku telah bekerjasama dengan lelaki itu guna mengungkap kasus ini!" tegas Hanna.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.