Anak Angkat

Makan Di Restoran Mewah



Makan Di Restoran Mewah

0Arthur dan Salsa pergi ke sebuah restoran yang letaknya tak jauh dari sekolah mereka.     

"Kita makan disini?" tanya Salsa.     

"Iya," jawab Arthur santai.     

Salsa menatap langit-langit dan mengedarkan seluruh pandangannya keseluruhan bagian restoran.     

Terlihat begitu mewah dan juga tak begitu ramai.     

Hanya ada beberapa pengunjung di restoran itu, dan mereka semua orang-orang dewasa yang berpakaian ala kantoran.     

Restoran ini terkenal restoran terbaik dan mahal, hampir sebagian besar pelanggannya para pejabat dan juga para sosialita yang sedang arisan.     

      

"Kenapa hanya diam?" tanya Arthur. "Kamu tidak ingin memesan sesuatu?" Arthur menyodorkan papan menu berukuran kecil kearah Salsa.     

"Ah, apa kita tidak cari restoran lain saja?" tanya Salsa.     

"Loh, kenapa?"     

"Ya, ini, 'kan restoran mahal, uang jajanku bisa habis dalam sekali makan," tukas Salsa.     

"Haha! tenang, aku yang akan membayar semuanya, dan kamu hanya tinggal memesan saja," tukas Arthur.     

"Kamu yakin?"     

"Yakin, kenapa?"     

"Ya tapi ini restoran mahal, Arthur!"     

"Aku tahu. Dan santai saja, mau pesan apa pun aku yang akan membayarnya!" ucap Arthur sekali lagi penuh yakin, Salsa  akhirnya meraih papan menu itu dan memilih menu makanan yang akan dia pesan. Dan benar saja, seperti yang dia duga, harga makanan di restoran itu benar-benar mencengangkan, bahkan uang jajannya selama satu bulan benar-benar akan habis jika di belanjakan makanan di tempat ini.     

      

"Tunggu apa lagi, pesan saja," ujar Arthur seraya tersenyum dengan selengean ciri khasnya.     

"Baik," jawab Salsa, dan gadis itu memilih satu menu makanan yang berukuran kecil dan yang harganya paling murah di tempat itu.     

      

"Ini, saja?" tanya seorang pelayan restoran wanita.     

"Iya, Mbak," jawab Salsa.     

"Tuan Muda Arthur, ingin memesan apa?" tanya Pelayan itu kepada Arthur.     

Salsa terheran-heran saat mendengar Pelayanan Restoran itu mengenal dan memanggil Arthur dengan sebutan, Tuan Muda.     

"Saya pesan dua porsi makanan yang paling enak dan terkenal di restoran ini!" jawab Arthur.     

"Baik, saya akan segera siapkan, Tuan Muda Arthur," ucap Pelayan itu.     

      

Salsa kembali melirik kearah Arthur saat pelayan itu mulai pergi meninggalkan mereka.     

"Tuan Muda Arthur?" ucap Salsa.     

"Iya, memangnya kenapa?" tanya balik Arthur.     

"Kenapa mereka mengenalmu dan sangat menghormati mu?" tanya Salsa.     

"Oh, mereka itu hanya menghormatiku, karna aku adalah anak dari pemilik restoran ini" jawab Arthur dengan santai.     

Salsa sedikit kaget, dia tak menyangka ternyata restoran ini adalah milik keluarga Davies, dia sudah tahu jika keluarga Davies itu keluarga kaya raya dan memiliki usaha di berbagai cabang. Bahkan keluarga Davies itu juga terkenal sangat dermawan dan suka membantu, tapi dia tidak tahu kalau restoran yang bahkan sangat terkenal dan tak pernah dia masuki sama sekali saking mahalnya ini, adalah milik keluarga Davies.     

      

"Sekarang tidak ada alasan untuk menolaknya, jadi silakan nikmati makan siangmu," ucap Arthur.     

Di depan Salsa baru saja datang para pelayan yang membawakan mereka menu makan yang cukup mewah, daging steak dengan ukuran besar dan menggoda,  ditambah berbagai makanan pembuka yang terlihat segar dan menggugah selera.     

      

"Apa kita akan makan semuanya?" tanya Salsa.     

"Tentu saja," jawab Arthur.     

      

Mereka menikmati makan siang itu dengan santai, Salsa juga merasa bahagia, baru kali ini dia diajak pergi oleh seorang anak lelaki untuk makan siang di restoran semewah ini.     

Karna sebelumnya Salsa memang tidak pernah pergi dengan lawan jenis, dia selalu bepergian bersama Merry sahabatnya.     

      

Anak lelaki yang dia suka hanya David  tapi David tidak pernah menganggapnya ada, jangankan mengajak pergi seperti ini, mengajak bicaranya saja, hampir tidak pernah. Namun yang sungguh membuatnya terheran-heran adalah, kenapa dia tidak juga dapat membenci David.     

      

"Tunggu," ucap Arthur, dan Salsa pun menghentikan sesaat garpu dan sendoknya.     

"Ada apa?" tanya Salsa.     

"Di bibirmu ada kotoran," jawab Arthur, tanpa ragu Arthur membersihkan kotoran yang ada di bawah bibir Salsa itu, sementara Salsa hanya terdiam dan sedikit canggung.     

Kembali dia di buat heran oleh Arthur, karna sikapnya yang benar-benar begitu dewasa, berbeda jauh dengan  David sang kaka.     

Padahal kalau diingat lagi, Arthur itu hanya anak SMP, tapi entah mengapa dia sudah berlaku melebihi anak SMA bahkan jauh lebih dewasa lagi.     

      

      

      

Sementara itu, Jerry masih mengikuti mereka di belakang, dan dia bersembunyi di balik tiang yang berukuran besar.     

      

"Sialan, kenapa mereka malah sok mesra begitu! Aku masih bisa rela kalau Salsa memilih David, karna aku tahu David tidak akan pernah menyukainya, tapi kalau dengan Arthur, aku benar-benar tidak akan rela, karna Arthur itu terlalu muda dan sikapnya yang selengean itu membuatku benci. Jadi aku tidak akan rela jika Salsa bersamanya, aku akan memberinya pelajaran walau dia anak orang kaya sekalipun," gumam Jerry yang geram.     

      

      

      

Setelah selesai makan siang di restoran mewah itu, Arthur dan juga Salsa keluar, mereka berhenti sesaat di sebuah taman.     

Awalnya mereka menaiki mobil milik keluarga Arthur, tapi Arthur sengaja menyuruh sopirnya untuk pulang duluan, karna dia masih ingin pergi berdua dengan Salsa.     

Melihat sikap Arthur yang begitu ramah membuat Salsa mulai nyaman, Arthur itu begitu dewasa dan baik hati di matanya, meski dalam kehidupan sehari-hari Arthur terlihat selengean dan kekanak-kanakan, tapi sifat Arthur yang sebenarnya begitu dewasa di luar dugaan.     

      

"Arthur, kenapa kamu mengajakku ke sini? Dan kenapa kamu menyuruh sopirmu pergi? Terus kita nanti pulangnya bagaimana?" tanya Salsa.     

"Kita pulangnya berdua saja," jawab Arthur santai.     

"Iya, tapi naik apa maksudku!" tegas Salsa.     

"Ah, soal itu gampang," jawab Arthur.     

      

Mereka asyik mengobrol di taman itu, dan Jerry sudah mengajak teman satu gengnya, untuk membantunya mencelakai Arthur.     

      

"Ayo tunggu apalagi, kita beri pelajaran anak ingusan itu sekarang juga!" ujar Jerry mengomando teman-temannya.     

      

Teman-teman Jerry berjumlah Dua orang, Tiga jika dihitung bersama Jerry sekaligus  yang artinya mereka akan segera menyerang Arthur yang hanya sendirian, tentu saja hal yang sangat tidak sepadan.     

      

"Arthur!" teriak Jerry.     

"Iya, ada apa?" Arthur berdiri dengan santai.     

"Bisa ikut kami?" ajak Jerry.     

"Ada perlu apa memangnya?" tanya Arthur dengan santai.     

"Ada hal yang ingin aku beritahu kepadamu!" jawab Jerry.     

Tanpa menunggu persetujuan dari Arthur, Jerry dan kedua temanya menarik paksa tangan Arthur di depan Salsa.     

      

"Eh kalian mau bawa Arthur kemana?!" tanya Salsa.     

"Salsa, kamu di sini saja ya, Cantik," ucap Jerry dengan lembut.     

"Eh, kalian jangan macam-macam ya! Kalian mau apakan Arthur?!" tanya Salsa sekali lagi.     

"Udah, santai saja, mereka hanya ingin memberitahuku sesuatu, Salsa," ucap Arthur dengan santai tanpa rasa takut.     

Tentu saja, hal itu membuat Salsa tidak tenang, dia yakin Jerry yang selama ini terang-terangan menyukainya itu ingin mencelakai Arthur karna rasa cemburu.     

      

      

      

      

To be continued.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.