Anak Angkat

Status Mesya



Status Mesya

0"Mesya, ayo katakan saja yang sebenarnya," pinta Marry.     

"Maaf, Kak, aku harus pulang sekarang!" cantas Mesya seraya berdiri dan hendak meninggalkan Marry.     

"Tunggu!" Merry menggenggam lengan tangan Mesya.     

"Tolong ceritakan!" paksa Marry.     

      

Akhirnya Mesya duduk kembali.     

"Untuk apa Kaka, ingin sekali mengetahui masa laluku!?" cantas Mesya.     

"Tunggu! Kamu tidak perlu sampai setersinggung ini, aku ini hanya bertanya, Mesya!" ujar Marry.     

"Kalau hanya bertanya harusnya, Kaka, tidak perlu memaksaku begini! Dan berbicara sekasar ini!"     

"Baik, Mesya, aku minta maaf soal itu. Dan aku mohon tolong jawab pertanyaanku ini,"     

      

Mesya terdiam tak bergeming, dan tatapannya begitu dingin melihat Marry.     

Marry terus memaksa Mesya untuk mengatakan semuanya, Mesya tak ingin Marry menjadi membencinya karna tak mengatakan yang sebenarnya, tatapi dia juga tak bisa mengatakan rahasia ini.     

Dan kalau sampai Marry membencinya, dan secara terang-terangan menjadikan dia musuh, maka mara bahaya akan menghampirinya.     

Seperti yang sudah-sudah, Mesya tak mau melihat Marry meninggal dengan cara mengenaskan karna sudah mengganggunya.     

      

"Ayolah, Mesya, katakan. Aku bukan orang jahat yang seperti kau kira, aku hanya ingin tahu dan mengobati rasa penasaranku. Bahkan sahabatku, Salsa juga tiba-tiba bertingkah aneh, aku takut ini ada hubungannya dengan kau dan David," tutur Marry.     

      

"Aku dan Kak David? Apa maksudnya?" tanya Mesya yang heran.     

"Ya aku hanya menduga saja, saat ini Salsa, tidak masuk ke sekolah, Pembantunya bilang kalau dia sedang sakit, aku pikir dia sakit karna memikirkan David yang tak membalas cintanya dan justru malah menyukaimu!" pungkas Marry.     

      

Tentu saja Mesya tak terima dituduh seperti itu, karna dia merasa bahwa semua ini tidak ada sangkut pautnya dengannya.     

"Kak, aku dan Kak David memang bukan saudara kandung! Tapi aku dan dia tidak ada hubungan apa-apa selain keluarga, apa lagi sampai berpacaran! Itu tidak mungkin , Kak Marry!" jelas Mesya.     

      

Marry sedikit tercengang mendengarnya, dia baru tahu kalau Mesya dan David itu bukanlah saudara kandung.     

"Jadi kalian itu bukan saudara kandung?!" tanya Marry memastikan.     

Mesya terpaksa mengangguk, dia malas mencari alasan untuk berbohong.     

      

"Sekarang, Kak Marry,   sudah tahu bagaimana statusku di keluarga Davies. Yah aku hanya seorang anak angkat," jelas Mesya.     

"Kalau kamu hanya seorang anak angkat, jadi benar jika David itu menyukaimu!" celetuk Merry.     

Mesya kembali terganggu dengan ucapan Merry itu.     

"Sudah ku bilang jika aku tidak menyukainya!" cantas Mesya, dan terlihat jika gadis itu mulai tak sabar menghadapi Merry.     

"Tunggu, Mesya! Dan sekali lagi aku meminta maaf kepadamu, bahwa aku sudah mencecarmu, seperti ini. Dan yang aku maksud tadi bukan dirimu yang suka dengan David, tapi David lah yang menyukaimu," jelas Marry.     

      

Mesya menggelengkan kepalanya seraya tertawa.     

"Loh, kenapa malah tertawa? Memangnya ada yang lucu?" tanya Marry.     

"Iya, karna ucapan Kak Marry, tadi memang sangat lucu, mana mungkin Kak David, menyukaiku!"     

"Loh, memangnya apa yang tidak mungkin, Mesya?"  Marry terlihat keheranan mendengar ucapan Mesya.     

"Ya, tentu saja tidak mungkin, karna jangankan dia menyukaiku, yang ada justru dia yang sangat membenciku," jelas Mesya.     

"Hah! Membenci?!" tanya Marry lagi. Lalu Mesya mengangguk.     

"Benar, Kak David itu tidak suka kepadaku, dia selalu berbicara ketus dan berbuat kasar denganku, bahkan mengajak bicaraku selayaknya keluarga saja, dia itu tak mau," tukas Mesya.     

"Benarkah?!" Marry mulai bersimpati dengan Mesya.     

"Aku pikir, dia hanya berbuat kasar dan dingin kepada Salsa dan teman-teman di sekolah saja, tapi denganmu yang juga keluarganya saja dia masih kasar!" ujar Marry.     

"Yah, begitulah, Kak Marry, aku malah jadi curhat, maaf ya," ujar Mesya seraya tersenyum.     

"Is ok, gak apa-apa, kok," ujar Marry.     

      

Semakin lama mengobrol di tempat itu, Mesya mulai merasa nyaman berbicara dengan Marry, ternyata Marry tidak seperti gadis yang dia kira, yang jahat dan menyebalkan. Rupanya sikap Marry yang begitu ingin tahu tentang masa kecilnya itu karna semata-mata demi Salsa sahabatnya.     

Dia ingin yang terbaik untuk Salsa, sehingga dia rela melakukan hal seperti ini.     

      

"Kak Marry, aku mohon tolong  rahasiakan ini ya," pinta Mesya.     

"Kenapa memangnya? Apa kamu malu karna statusmu yang hanya seorang anak angkat itu?" tanya Marry.     

"Bukan! Sama sekali aku tak malu hanya karna hal itu, tapi ada suatu hal yang membuat aku harus merahasiakan semua ini,"     

"Apa karna kamu takut dibully?"     

Mesya mengangguk. "Mungkin iya," jawabnya.     

"Hey, Mesya!" Marry mengangkat dagu Mesya yang menunduk.     

"Katakan padaku siapa yang berani membully mu? Biar aku yang akan memberi mereka pelajaran!" ujar Marry.     

Mesya tersenyum sesaat.     

"Tidak perlu seperti itu, Kak. Aku baik-baik saja hanya saja ada suatu hal yang benar-benar aku takutkan di luar perundungan,"     

"Apa, Mesya?! Ayo katakan jangan ragu-ragu!" paksa Marry.     

"Maaf, Kak, kalau untuk yang satu ini aku tidak bisa mengatakannya," ujar Mesya.     

"Ah, baiklah, aku tidak akan memaksamu lagi, Mesya. Aku sudah memaksamu tadi, jadi untuk yang ini aku akan berhenti," ujar Marry sambil tersenyum.     

"Terima kasih, Kak Marry, atas pengertiannya." Tukas Mesya.     

      

Setelah cukup lama mengobrol, lalu Romi menghampiri mereka, dan mengajak Mesya untuk pulang karna hari sudah mulai sore.     

"Mesya, ayo kita pulang sekarang!" ajak Romi.     

"Ah, iya, ayo!" sahut Mesya.     

Mesya melambaikan tangan sesaat kepada Marry.     

"Aku duluan ya, da da ... Kak Marry!" teriak Mesya.     

Marry juga melambaikan tangannya.     

"Bye, Mesya!" sahutnya.     

      

Sekarang Marry sudah tahu status dari Mesya yang ternyata bukan saudara kandung David, dan hal itu yang membuatnya mengerti bagaimana sikap David terhadap Mesya yang sebenarnya.     

      

Tak disangka ternyata Mesya adalah gadis yang sangat menyenangkan, dan Marry mulai menyukainya.     

      

"Sejak awal aku mengenal David, dia memang sedikit aneh, dan begitu pula dengan Arthur, mereka adalah orang-orang yang aneh. Pasti Mesya sangat tersiksa memiliki kedua kaka yang selalu bertingkah aneh begitu, David yang kelewat pendiam dan kasar, serta Arthur yang selengean seperti orang yang kurang waras," gumam Marry.     

Ada hal yang membuat Marry merasa heran, jika mengingat pengakuan Mesya tadi, David terlihat begitu menyebalkan dan begitu kejam terhadap adiknya.     

Namun pada kenyataannya, pandangan David kepada Mesya sangatlah berbeda.     

Terlihat jelas bahwa David menyukai Mesya.     

      

Tak lama dia mendapat notifikasi dari ponselnya. Sebuah pesan dari Salsa.     

"Salsa?" Marry segera membuka kunci dalam layar ponsel itu lalu melihat isinya.     

      

Pesan itu bertuliskan, 'Besok hari minggu, datanglah ke rumahku  ya, Marry, aku ingin bercerita banyak'     

      

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi dengannya, aku tak sabar lagi untuk menunggu besok," ujar Marry.     

      

      

      

      

      

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.