Anak Angkat

David Yang Acuh



David Yang Acuh

0"Celine, aku bukanya tidak mau menikahimu! Aku hanya tidak mau kamu mengenal orang tuaku," ucap Arthur.     

"Iya, tapi apa alasannya, Arthur? Kenapa aku tidak boleh mengenal mereka! Anak yang ada dalam kandunganku ini cucu mereka!" ujar Celine.     

"Justru itu yang menjadi masalah! Jujur aku belum siap untuk menceritakan semuanya kepadamu! Tapi aku melakukan ini demi keselamatan janin yang kau kandung, Celine!" pungkas Arthur.     

Celine semakin tak mengerti dengan apa yang diucapakan oleh Arthur.     

Yang jelas dia sangat kecewa dengan keputusan Arthur.     

Dia takut jika Arthur akan meninggalkanya, karna setelah ini sudah pasti hidup Celine akan hancur. Keluar dari sekolah dan harus menunggu bayi yang ada di dalam kandungan itu terlahir tanpa di dampingi Arthur.     

Perlahan Arthur memeluk tubuh Celine.     

"Celine, apa pun yang terjadi aku berjanji tidak akan meninggalkanmu. Dan aku akan menikahimu tapi di luar sepengetahuan mereka," ujar Arthur.     

"Iya, tapi kenapa, Arthur? Kau itu harus memberikan alasan yang jelas kepadaku!"     

"Tapi aku belum siap menceritakanya, Celine! Aku mohon agar kamu mengerti, aku sedang berusaha untuk menjadi pria yang baik untukmu, Celine,"     

"Arthur—"     

"Celine!" Arthur memeluk Celine, dan membiarkan wanita itu menangis dalam pelukannya. Arthur terus menenangkan kekasihnya. Hingga Celine berhenti menangis dan menerima keputusan Arthur.     

"Aku yakin kita bisa melewatinya, Celine. Kamu tidak boleh terlalu stres, ingat kandunganmu. Setelah menikah nanti aku akan membelikan rumah baru untukmu. Kita akan hidup bahagia," ucap Arthur.     

***     

David sangat takjub melihat perubahan Arthur. Dia benar-benar tak menyangka seorang Arthur Davies, si Pembunuh berdarah dingin itu bisa berubah menjadi orang yang lembut di depan seorang wanita.     

Bahkan Arthur telah menyembunyikan hubungannya dari kedua orang tuanya.     

Padahal dalam keluarga Davies, Arthur adalah satu-satunya anak yang paling penurut dan sangat mendukung ritual sesat keluarganya.     

Bahkan Arthur juga sangat mendukung David, agar segera menikahi Selena pada waktu itu. Tapi sekarang Arthur malah menyembunyikan kakasihnya, padahal dia bisa menggunakan anak yang di kandung Celine untuk dijadikan tumbal.     

'Arthur, sudah membohongi Ayah dan Ibu, bahwa dia itu tidak memiliki kekasih, padahal dia sudah memiliki calon istri dan sekarang tengah mengandung anaknya,'     

'Apa aku bilang kepada Ayah dan Ibu saja ya? Dengan begitu aku bisa terlepas dari kewajiban untuk mencari calon istri! Dan Arthur yang akan menggantikan posisiku!'     

'Ibu dan Ayah, pasti sangat bahagia jika Arthur sudah memilki kekasih dan sebentar lagi juga akan memiliki keturunan!'     

'Tapi ... entah kenapa aku malah tidak tega ya? Ah ... aku memang payah!' David mengusap keningnya sendiri. Dalam hatinya berkecamuk, perasaannya bercampur aduk.     

Di sisi lain dia senang Arthur sudah memiliki kekasih, karna dengan begitu dia bisa terbebas dari kewajiban untuk mencari calon istri dan menikahinya! Tapi di sisi lain dia merasa tak tega jika harus mengorbankan Arthur.     

Padahal dia dan adiknya itu tak pernah akur.     

Tapi entah mengapa dia tak rela jika suatu saat anak Arthur akan menjadi tumbal.     

David memikirkan perasaan wanita yang saat ini tengah bersama Arthur. Pasti wanita itu akan bersedih, lagi pula janin yang ada dalam kandungan wanita itu tidak berita, tentu tak pantas menjadi korban atas keserakahan keluarganya.     

David ingin agar keluarganya berhenti membunuh orang, serta hidup dengan normal.     

Tapi semua tidak semudah kata-kata itu.     

"Arthur, aku boleh minta sesuatu?"     

"Kau mau minta apa, Celine?"     

"Aku ingin makan es krim,"     

"Baiklah aku akan membelikannya sekarang," ujar Arthur dengan sigap menuruti permintaan Celine.     

David segera menyingkir dari depan pintu, dan dia berlaru ke tempat yang aman.     

David hampir menahan tawa melihat ekspresi Arthur.     

Dia bahkan sangat cekatan saat Celine memintanya untuk dibelikan eskrim. Tidak seperti Arthur yang ia kenal.     

'Arthur, seperti pria yang hodoh haga,'     

Setelah Arthur turun ke lantai bawah, David, menghampiri Celine.     

Tentu saja kedatangan David, membuat Celine kaget.     

"Siapa, kau?!" tanya Celine dengan wajah paniknya.     

"Aku David, kakaknya Arthur," jawab David dengan santai.     

Tapi Celine masih terlihat panik.     

"Lalu mau apa, kau datang kemari? Kau pasti—"     

"Tenang, aku tidak akan melukaimu, hanya saja aku cukup takjub melihat wanita sepertimu, mau mendekati adikku yang gila itu," ujar David.     

"Adik yang gila? Bahkan kau menghina adikmu sendiri, ternyata benar ya kalau keluar Davies itu keluarga yang tak sebaik kelihatanya! Bahkan kau dengan adikmu saja terlihat tidak akur! Pasti ini alasan Arthur tidak mau mengenalkanku pada keluarganya!" ujar Celine.     

"Sudahlah, aku tidak mau berdebat lebih lama lagi, aku hanya ingin berterima kasih kepadamu, karna kau sudah berhasil membuat Arthur jatuh cinta. Karna itu terasa mustahil. Dan aku berharap agar kau tetap bertahan bersamanya walau apapun yang terjadi. Karna aku yakin kau adalah satu-satunya wanita yang bisa menyadarkan Arthur," tukas David. Setelah itu dia pergi meninggalkan Celine.     

Celine tampak tak paham dengan apa yang diucapkan oleh David.     

"Hanya aku satu-satunya wanita yang bisa menyadarkan Arthur? Memangnya ada apa dengan Arthur?" gumam Celine.     

Celine belum tahu siapa Arthur yang sebenarnya, dia bahkan juga tidak tahu jika orang yang sudah mengadu domba dirinya dengan Bu Ratu adalah Arthur, dan Arthur pula yang sudah membunuh Nada.     

Kalau saja Celine tahu semuanya, sudah pasti dia akan kecewa, dan bahkan akan segera meninggalkan Arthur.     

***     

Di luar Arthur tampak kaget dengan keberadaan mobil yang terparkir tepat di halaman rumah.     

"Ini, bukanya mobilnya David, ya?"     

"Tapi, David, ada dimana?" Arthur mengedarkan pandangannya. Dia mulai panik.     

"Gawat kalau, Devid, sampai tahu aku sedang menyembunyikan Celine di tempat ini, dia bisa mengadu kepada Ayah. Lagi pula apa sih tujuan David, berada di tempat ini? Rumah ini, 'kan hanya terbengkalai! Bahkan ayah dan Ibu saja hampir tak pernah menginjakkan kakinya di rumah ini,"     

Arthur masih berdiri di tempat itu tanpa memindahkan kakinya sama sekali.     

Dia masih mencari keberada ada David.     

Dan tak berselang lama David pun keluar dari dalam rumah.     

"David!" Arthur menatap tajam kearah David.     

Sedangkan David tampak santai berjalan menghampiri mobilnya.     

"Apa yang kau lakukan di dalam sana?!" tanya Arthur panik.     

"Itu bukan urusanmu!" sengut David. Kemudian dia memasuki mobilnya dan berlalu pergi.     

Arthur tampak heran, karna David terlihat sangat acuh, karna jika dia melihat ada Celine di dalam kamar, seharusnya dia akan bertanya kepada Arthur, dan tentunya dia akan mengancamnya.     

Tapi David malah tampak cuek dan terlihat tak peduli sama sekali.     

"Apa jangan-jangan, dia itu tidak tahu kalau di dalam aku sedang menyembunyikan, Celine?"     

"Ah masa bodo! Yang terpenting aku harus membelikan es krim untuk Celine," ucapnya sambil berlalu pergi.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.