Anak Angkat

Kucing Pencuri



Kucing Pencuri

0'Wajar saja kalau, Kak Satria, menganggap ucapanku itu hal yang mustahil. Karna di matanya aku ini gadis polos yang tak bisa berbuat apa-apa. Bagus, 'kan? Dengan begitu Kak Satria, tidak akan tahu seperti apa aku yang sesungguhnya,' bicara Mesya di dalam hati. Dan kembali terdiam. Serta tak lagi mengajak Satria untuk mbahas sang Ayah.     

Satria juga diam, dia juga tak mau memperpanjang masalah ini, walau hanya sekedar pertanyaan, jika salah satu pihak ada yang tidak nyaman, pertanyaan bisa menyebabkan percekcokan.     

*****     

Sementara itu di kediaman Arthur dan Celine. Tampak Arthur yang sedang tertidur dengan tubuh menggigil.     

Celine begitu mengkhawatirkan kondisi sang suami. Karna tak biasanya Arthur seperti ini,     

Celine takut jika terjadi sesuatu kepada Arthur.     

"Arthur, ayo kita ke dokter sekarang! Biar aku yang menyetir mobilnya!" tukas Celine.     

"Tidak perlu, Celine! Tubuhku baik-baik saja," jawab Arthur.     

"Kamu jangan mengelak, Arthur! Kamu itu sedang sakit! Tubuhmu panas tinggi! Kamu demam! Bisa-bisanya kamu bilang tidak apa-apa!" ujar Celine.     

"Ini hanya demam biasa, Celine! Aku tidak apa-apa!"     

Berkali-kali Celine mengajak Arthur untuk segera memeriksakan keadaannya ke dokter, tapi Artur terus menolaknya, karna Arthur tahu bahwa dirinya itu bukan sakit biasa, dia sakit karna sudah terlalu lama tidak memakan daging manusia.     

Bagi Arthur dan keluarganya jika sudah lama tak mengonsumsi daging manusia atau meminum darahanya, maka kondisi tubuhnya akan beransur memburuk secara berkala.     

Dan untuk menyembuhkannya dia harus segera mengonsumsi daging manusia.     

Arthur tidak tahu harus berbuat apa, karna tidak mungkin mendapatkan makanan itu kecuali di rumah Arumi.     

Tapi kalau dia pulang sudah pasti keluarganya akan melontarkan berbagai pertanyaan yang membuat Arthur semakin pusing saja.     

"Kalau begitu, aku akan memanggilkan dokter kenalanku, supaya dia datang kemari!" ujar Celine seraya meraih ponsel hendak menelpon dokter yang dimaksud.     

Tapi Arthur meraih tangan Celine untuk menghentikannya.     

"Tidak usah, Caline, aku baik-baik saja ...."     

"Kau baik-baik saja katanya?! Tubuhmu panas sekali, Arthur! Aku takut terjadi sesuatu kepadamu! Aku tidak mau menjadi janda!" pungkas Celine, dengan nada kesal.     

"Ke-kena-pa, kau berkata begitu?!" ucap Arthur.     

"Arthur, kau tidak tahu betapa menyeramkan kasus wanita hamil yang ditinggal mati oleh suamimya! Aku tidak mau mengalami kejadian seperti itu, Arthur!" ujar Celine.     

"Tapi aku tidak akan mati hanya karna sakit seperti ini, Celine!" ujar Arthur dengan penuh percaya diri.     

"Ah, kau itu jangan sok tahu! Memangnya kau tahu apa soal kematian! Kita ini tidak tahu kapan kita akan mati! Karna semua itu misteri! Dan aku tidak mau kau mati lewat sakit ini, Arthur!" pungkas Celine.     

"Kau itu berlebihan, Celine!" sahut Arthur.     

"Berlebihan katamu?! Kau itu tidak tahu betapa berharganya dirimu bagiku, Arthur! Aku tidak mau kehilanganmu! Aku masih membutuhkanmu! Jadi tolong sayangi dirimu demi aku!"     

Wanita itu mulai emosi dengan sikap suaminya. Karna Arthur tak paham tentang kekhawatiran Celine.     

"Arthur kau itu benar-benar, menyebalkan! Kau ini sakit parah! Kulihat nafasmu juga sesak, bagaiamana kalau ini berbahaya! Apa kau tidak kasihan denganku dan bayi dalam kandunganku ini?!" ujar Celine.     

Akhir Arthur mencoba bangkit walaupun tubuhnya masih terasa lemas.     

Dia tidak mau membuat Celine semakin mengkhawatirkan dirinya.     

"Celine, aku tidak apa-apa, sungguh! Aku hanya kurang istirahat saja," ujar Arthur.     

Dia memeluk sang istri yang sedang menangis.     

Celine memegang wajah Arthur dengan kedua tangannya.     

"Arthur, kamu jangan pura-pura kuat! Aku tahu kamu sakit, ayo ke dokter sekrang juga," pinta Celine tapi kali ini nada bicaranya sangat lembut.     

"Celine! Kamu tunggu di rumah dulu ya, aku harus pergi sekarang," ujar Arthur. Dan pria itu pun langsung pergi begitu saja meninggalkan Celine.     

"Hay, Arthur! Kau mau kemana?!" teriak Celine.     

"Maafkan aku, Celine! Aku harus pergi sebentar!" sahut Arthur.     

Celine hendak mengejarnya, tapi mengingat perutnya yang sudah mulai membesar, membuat Celine mengurungkan niatnya.     

"Dia itu kenapa aneh sih? Apa dia itu tidak tahu kalau aku sedang mengkhawatirkan dirinya! Kenapa dia malah pergi di saat sedang sakit parah! Padahal untuk berjalanan saja dia itu sempoyongan!" oceh Celine sambil menangis lagi.     

***     

Arthur sengaja tidak mau menuruti ucapan Celine, yang mengajaknya pergi ke dokter. Karna Arthur tahu jika semua iu percuma.     

Dia tidak akan sembuh jika tidak memakan daging manusia, atau minimal meminum darahnya.     

Dan yang Arthur lakukan saat ini pergi ke rumah orang tuanya untuk memakan masakan Arumi.     

***     

Meski untuk berjalan saja serasa tak mampu tapi Arthur berhasil sampai di kediaman keluarga Davies.     

Tampak suasana yang terlihat sepi.     

Jam makan siang sebentar lagi di mulai, namun David dan Charles belum terlihat sama sekali.     

Arthur menyerobot masuk ke dalam.     

Terdengar Arumi yang berada di dapur sedang memasak. Tapi di meja makan sudah tersaji beberapa menu makan siang yang sudah siap di santap.     

Tanpa menunggu lama, Artjur langsung memakannya, tanpa menunggu keluarga yang lain berkumpul.     

Dia sudah mirip seekor kucing pencuri, dia melakukan ini karna sengaja agar tidak diketahui oleh keluarga yang lainya. Kalau sampai ketahuan ini bisa membahayakan dirinya. Pasti Charles dan Arumi akan menghukum Arthur.     

Kalau Arthur tidak pulang, maka Celine akan kembali panik memikirkannya.     

"Aku aku sudah kenang! Damn tubuhku kamu pulih! Aku harus segera meninggalkan rumah ini, sebelum yang lainnya datang," gumam Arthur seraya berjalan cepat meninggalkan rumah.     

***     

Tapat di saat itu David baru saja menuruni tangga.     

Dan tak sengaja dia melihat Arthur yang tergesa-gesa keluar.     

"Hey, mau kemana kau!" teriak David.     

"Kak David, aku mohon biarkan aku pergi!" pinta Arthur seraya berlari keluar dan masuk ke dalam mobilnya. Setelah Arthur pergi, Arumi keluar dari dalam dapur dan membawa satu mangkuk penuh berisi daging.     

"David! Kau berbicara dengan siapa?!" tanya Arumi.     

"Aku berbicara dengan kucing!"     

"Kucing?"     

"Ah, bukan berbicara dengan kucing, Ibu, maksudnya aku tadi berusaha untuk mengusir kucing itu! Dia memakan, masakan Ibu!" David beralibi.     

Arumi berjalan mendekat dengan raut yang kesal. Tak biasanya seekor kucing masuk ke dalam rumahnya dia lngsung memakan masakannya.     

Arumi memandang secara seksama. Dia tidak begitu yakin jika yang memakan dan mengacak-acak masakannya adalah kucing. "Kau yakin jika ini pekerjaan seekor kucing?" tanya Arumi memastikan.     

"Tentu saja, Ibu,"     

"Tapi sejak kapan kucing bisa masuk ke rumah ini? Apa kucing itu adalah Arthur!"     

Seketika David terdiam dengan raut wajah panik.     

Arumi sudah mencium kedatangan Arthur.     

"Ibu, tidak mungkin Arthur, datang ke rumah ini seperti maling, pasti dia akan menemui kita baik-baik seperti yang sudah-sudah," ucap David.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.