Anak Angkat

Sudah Lebih Baik



Sudah Lebih Baik

0Salsa hampir tak percaya setelah mengetahui jika Lizzy adalah adik kandung dari Arthur.     

Dan Lizzy adalah putri dari keluarga Davies yang dulu sempat dinyatakan meninggal, namun ternyata Lizzy masih hidup.     

Yang lebih mencengangkan lagi bagi Salsa, saat Mesya mengatakan bahwa Arthur yang sekarang sudah berubah. Dia bukan lagi pria gila yang hobi membunuh orang.     

Dan hal itu dikarenakan setelah ia bertemu dengan wanita yang bernama Celine.     

Salsa juga tak menyangka jika Celine adalah wanita yang hebat kerena mampu membuat Arthur menjadi pria yang baik. Ini adalah sebuah keajaiban besar yang pernah ia temui.     

Seorang pria psikopat seperti Arthur bisa berubah total menjadi pria yang baik!     

Namun inilah kenyataannya.     

Awalnya Salsa berpikir jika Arthur memiliki rencana buruk terhadap Celine dan Lizzy. Bahkan Salsa juga mengira, jika Celine belum tahu tentang sikap Arthur yang menyeramkan itu.     

Namun penjelasan Mesya mampu menepis segala pikiran buruknya.     

Kini Salsa dapat bernapas dengan lega.     

Dia tidak lagi ketakutan tentang hidupnya yang akan dipenuhi teror atas kehadiran Arthur di kota ini.     

Mungkin bisa jadi hubungannya dengan Arthur akan berangsur membaik.     

"Ah, aku hampir tak percaya mendengar ini, Mesya! Namun setidaknya aku dapat hidup dengan tenang," ucap Salsa.     

"Mulai sekarang Kak Salsa, tidak perlu takut lagi. Kak Arthur tidak akan melakukan hal buruk kepada, Kakak," ujar Mesya.     

Kemudian David berdiri dan meninggalkan sofa.     

"Kak David, mau kemana?" tanya Mesya.     

"Aku akan ke dalam, untuk mencari ponselku," kata David.     

"Ah, baiklah!" jawab Mesya.     

Salsa dan Mesya kembali mengobrol bersama di ruang tamu.     

Sementara David masih sibuk di dalam kamar,     

untuk mencari ponsel yang hilang entah kemana.     

Sebenatnya bukan hilang     

... hanya saja, David memang lupa menaruhnya.     

Waktu itu dia sedang sakit parah, bahkan untuk berdiri saja seakan tak mampu, sehingga dia tak peduli dengan apapun. Semua kegiatan di bantu oleh Mesya, sebelum pada akhirnya Mesya juga ikut sakit.     

Dan kini keadaannya sudah mulai membaik, begitu pula dengan Mesya.     

Dia tidak sakit terlalu parah seperti David, karena daging manusia yang menyatu dengan aliran darahnya tidak sebanyak David.     

Meski sudah membaik, tetapi mereka masih merasa lemas, dan belum bisa melakukan kegiatan yang terlalu berat.     

Setelah memeriksa seluruh ruangan kamar, David menemukan ponselnya yang tergeletak di bawah kolong meja.     

"Kenapa bisa ada di sini?" gumamnya. Kemudian dia meraihnya.     

Dan di saat itu David baru ingat mengapa ponsel itu bisa berada di bawah kolong meja.     

Saat itu dia sedang sakit parah, dan dia meraih ponsel untuk menelepon Mesya, namun dia terlanjur pingsan, dan tak sadar ponsel itu terjatuh lalu masuk ke dalam kolong meja.     

"Ah, mati. Semoga hanya habis baterainya saja." David segera mengecas ponsel itu. Kemudian layar kembali menyala, dan tampak gambar batrai yang sedang terisi.     

"Ternayta batrainya sudah nol persen!"     

"Tidak apa-apa, setidaknya ponselku tidak rusak," David menghela nada lega, dan dia kembali mencari ponsel milik Mesya.     

Kemudian dia menemukan ponsel milik Mesya di bawah bantal.     

Keadaan ponsel pun sama, yaitu mati kerena kehabisan batrai.     

David juga mengecas ponsel itu bersebelahan dengan ponselnya.     

Beberapa saat kemudian, Mesya masuk ke dalam kamar.     

"Kak David, bagaiamana? Apa ponselnya sudah ketemu?" tanya Mesya.     

"Ah, sudah Mesya. Itu sedang di cas!" jawab David.     

"Ah, syukurlah, karena sakit kita hampir lupa dengan dunia ya, Kak!" ujar Mesya seraya tersenyum. "Ah kamu ini bisa saja Mesya.     

"Loh, Salsa di mana? Apa dia sudah pulang?" tanya David.     

"Iya, dia buru-buru pulang karena harus segera membuka warung sotonya," jawab Mesya.     

"Ah, begitu,ya," David mengangguk paham.     

Kemudian dia meraih ponsel yang sedang di cas itu, dan dia menyalakan kembali.     

Setelah itu, barulah dia sadar ada banyak sekali pasan dan panggilan dari Celine dan Arthur.     

Notifikasi ponsel seakan tiada henti.     

David sampai syok setelah membacanya.     

Bagitu pula dengan Mesya dia juga kaget membaca pesan-pesan itu.     

Mereka merasa bersalah kerena telah mengabaikan Arthur dan Celine.     

Padahal mereka sedang dalam kesulitan.     

"Aku benar-benar tak percaya ini, Kak! Kita sudah melewatkan banyak hal! Bahkan kita tidak tahu jika keponakan kita telah meninggal!" ujar Mesya dengan raut wajah yang penuh penyesalan.     

"Aku juga tidak menyangka, Mesya! Mereka telah membunuh cucunya sendiri! Mereka itu tidak pantas disebut 'Orang Tua!'" ujar David yang penuh emosi.     

"Kalau begitu cepat telepon sekarang, Kak! Aku ingin mengobrol langsung! Dan aku ingin tahu di mana alamat rumah mereka!" suruh Mesya.     

Dan David pun menuruti permintaan Mesya.     

David menghubungi Arthur.     

Namun kali ini nomornya tidak aktif.     

"Kenapa, Kak?"     

"Nomornya tidak aktif, Mesya!"     

"Kalau begitu telepon saja nomornya Kak Celine!" usul Mesya.     

"Ah, baiklah!" David beralih menelepon Celine.     

Akhirnya Celine mengangkat panggilan David.     

"Halo Celine!"     

[Halo, Kak David! Akhirnya, Kakak, menghubungi kami juga!] ujar Celine yang terdengar sumringah.     

"Maafkan kami, Celine, aku dan Mesya telah mengabaikan kalian," ucap David dengan penuh penyesalan.     

[Aku dapat memakluminya, Kak David, walau awalanya jujur aku sangat kesal. Tetapi Arthur sudah memberitahu kepadaku jika kalian sedang sakit,]     

"Syukurlah kalau kau mengerti, Celine. Tetapi jauh dari lubuk hatiku yang terdalam, aku sangat menyesal tidak bisa membantu kalian," tugas David.     

[Tidak apa-apa, Kak! Kalau begitu kirimkan alamat kalian, biar kami bisa datang untuk menjenguk kalian!] pinta Celine.     

"Baiklah, Celine, aku akan segera mengirimkan alamat baru kami lewat pesan," ujar David.     

[Baik, nanti kami akan berkunjung ke rumah kalian, dan kita bisa mengobrol nyaman saat bertemu langsung nanti,] ujar Celine.     

"Iya, Celine,"     

Lalu mereka menutup panggilan teleponnya.     

Ada banyak kesedihan dari peristiwa ini.     

Namun ada sisi baiknya saat mereka mendengar Arthur telah berada di kota ini dan tinggal dalam satu wilayah dan kelurahan yang sama.     

Artinya kini mereka dapat berkumpul, dan terlepas, dari embel-embel keluarga David secara bersama-sama.     

"Kak, aku rasa tubuhku sudah mulai membaik," ucap Mesya.     

"Syukurlah, Mesya. Aku pun juga merasakan hal yang sama," kata David.     

"Aku harap setelah ini kehidupan keluarga kecil kita akan bahagia ya, Kak!"     

"Iya, Mesya. Dan bukan hanya kita, tetapi juga Arthur, Celine, dan Lizzy. Begitu pula dengan Salsa," ucap David.     

"Tantu saja, Kak. Aku juga mengharapkan hal itu,"     

Mereka berdua pun saling berpelukan.     

Di balik ke bagian itu mereka tidak tahu akan bahaya yang mengancam. Karena keluarga mereka tentu tidak akan tinggal diam.     

Bahkan Arumi dan Charles juga sudah merencakan hal buruk bagi anak-anak mereka yang telah membangkang.     

Sudah pasti ketenangan hidup David dan yang lainnya tidak akan bertahan lama.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.