Anak Angkat

Permainan Baru



Permainan Baru

0"Sungguh aku benar-benar ingin tinggal di sini, tetapi mengenai biaya sewa, sejak tadi aku bertanya tetapi kamu tidak menjawabnya, Arumi," tukas pemuda yang bernama Andre.     

Arumi tersenyum santai menanggapi pertanyaan si pemuda.     

"Andre, khusus untukmu aku memberikan gratis, karena kamu tinggal di sini saja aku sudah cukup senang," tukas Arumi seraya tersenyum manis menatap si pemuda.     

"Benarkah? Kamu akan memberikan rumah ini secara gratis?" si Pemuda tampak sangat girang mendengarnya. Tak ada sedikit pun rasa curiga jika Arumi memiliki rencana buruk kepadannya, justru dia merasa jika Arumi itu menyukai dirinya, sehingga memberikan sewa rumah ini secara gratis. Dan ini adalah kesempatan emas baginya.     

Selain menekan biaya penggeluran, dia juga bisa dekat-dekat dengan wanita cantik seperti Arumi.     

"Kalau begitu, kapan kamu akan pindah ke rumah ini?" tanya Arumi.     

"Secepatnya, Arumi!" jawabnya dengan penuh antusias.     

"Bagus, aku akan menunggumu," tukas Arumi.     

"Iya! Iya! Besok aku kan membawa barang-barangku kemari!" ujarnya.     

"Wah, aku senang mendengarnya," Arumi menggulum senyuman kearah pemuda itu. Hingga membuat hati si pemuda mendadak luluh.     

Senyuman Arumi seakan menghipnotisnya, kedua mata pria itu tak bisa berpaling.     

Dan membuatnya ingin mengenal Arumi lebih jauh lagi.     

Dia benar-benar merasa sangat beruntung telah berkunjung ke tempat ini. Seperti baru saja mendapatkan tumpukan berlian.     

Medapatkan sewa rumah gratis dan bertemu dengan wanita secantik Arumi.     

"Arumi, kau itu tinggal sendirian, ya?"     

"Emm—" Pemuda itu memotong kalimat Arumi, sehingga Arumi tak taji melontarkan kalimatnya.     

"Kamu itu belum menikah, 'kan?"     

"Kalau menurutmu bagaimana? Aku sudah menikah atau belum?" Arumi malah berbalik tanya.     

"Aku rasa belum, aku yakin umurmu juga belum genap 20 tahun, 'kan? Jadi mana mungkin kau sudah menikah!"     

"Masa sih?" Arumi bertanya seraya tersenyum, "tapi kalau menurutmu aku masih lajang, aku pasrah saja," pungkasnya.     

Pemuda itu pun semakin bahagia saja mendengarnya, dia tak menyangka bisa bertemu dengan seorang gadis muda yang cantik dan sebaik Arumi.     

Bahkan wajah para mantan pacarnya tak ada yang bisa menandingi kecantikan Arumi.     

Andre juga mulai berpikiran untuk memanfaatkan Arumi lebih banyak lagi.     

Dia berpikir jika dia bisa menjadikan Arumi sebagai kekasihnya maka dia akan mendapatkan banyak keuntungan.     

Arumi adalah gadis polos yang memiliki banyak uang, dan Andre yang notabenya hanya seorang mahasiswa, bisa meminta bantuan Arumi untuk masalah finansial. Setidaknya itu yang ada di dalam pikiran Andre.     

Pemuda itu sama sekali tidak tahu jika Arumi bukanlah sosok wanita muda yang cantik dan polos. Melainkan seorang wanita yang menyeramkan dan dapat memakan daging serta beberapa organ dalam tubuhnya.     

Andre berpikir dia yang akan memanfaatkan Arumi, padahal kenyataannya dia yang akan dimanfaatkan dan diambil dagingnya oleh Arumi.     

***     

Setelah selesai memeriksa keadaan rumah, Arumi mengantarkan Andre keluar gerbang.     

"Baiklah, Arumi! Sampai bertemu besok, ya!" tukas Andre seraya melambaikan tangan pada Arumi.     

"Iya, aku tidak sabar akan bertetanggaan denganmu," ucap Arumi, dan dia membalas lambaian tangan Andre.     

Pria itu melenggang dengan perasaan bangga.     

"Memang wajah tampanku itu membawa keberuntungan, ya?' guamamnya.     

*****.     

Arumi kembali menghampiri Charles.     

"Sayang, bagaimana?" tanya Charles.     

"Tentu saja berhasil! " jawab Arumi dengan senyuman bangga.     

"Kapan dia akan mulai tinggal?"     

"Besok,"     

"Baiklah, Sayang, ini artinya kamu tidak akan bosan lagi, kan?"     

"Tentu saja, Charles!" Arumi merangkul suaminya.     

"Kamu memang suami yang sangat cerdik. Ide untuk membeli rumah itu tidak sia-sia, bahkan baru sehari memasang tulisan saja sudah dapat satu tangkapan," puji Arumi.     

"Tantu saja! Sebagai seorang pria aku harus lebih cerdik dari istriku. Karena salain melindungi aku juga harus membahagiakan istriku dengan cara yang tak terduga," tukas Charles.     

"Terima kasih, Sayang," Arumi mengecup kening Charles.     

Arumi sudah tidak sabar lagi untuk menunggu hari esok.     

Dia sudah membayangkan betapa asiknya permainan yang akan ia mainkan bersama dengan Charles. Dan pemuda itu akan menjadi target dari permainan mereka.     

Tak ada hal yang menarik dalam hidupnya selain membunuh orang.     

*****     

Hari yang dinanti pun telah tiba.     

Sebuah mobil pikap kecil berhenti tepat di depan rumah yang dikontrakan.     

Tampak si pemuda yang bernama Andre tengah sibuk menurunkan barang-barangnya dari dalam mobil itu.     

Arumi berjalanan mendekat, dan membawakannya satu gelas besar minuman dingin.     

"Hai, baru sampai, ya?" sapa Arumi.     

"Eh, Arumi! Iya, aku baru saja sampai!" jawabnya.     

"Ini minum dulu," tukas Arumi seraya menyodorkan gelas berisi jus buah dengan bongkahan es batu yang menggoda.     

"Wah, terima kasih Arumi, kamu baik sekali. Kamu tahu saja jika aku sedang haus!" Andre meraih minuman itu dari Arumi, kemudian meminumnya dengan penuh semangat.     

"Akh! Segarnya!" ucapnya setelah meminum jus buah pemberian Arumi.     

"Apa perlu aku membantumu memasukkan barang-barangmu itu?" tanya Arumi.     

"Tidak usah, Arumi. Wanita cantik sepertimu tidak boleh bekerja terlalu berat, biar aku saja!" ujarnya.     

"Ah ... begitu, ya? Baiklah ... kalau begitu aku akan menemanimu sampai selesai,"     

"Wah, kamu ini benar-benar sangat baik, Arumi ...." Sekali lagi pemuda itu memuji Arumi.     

"Aku senang melihatmu yang sedang sibuk bekerja. Oleh karena itu aku mau menemanimu sampai selasai."     

"Baiklah, aku janji akan mempercepat gerakan tanganku, supaya aku bisa segara duduk santai dan mengobrol bersamamu," tukas Andre.     

Dan Arumi pun menepati janjinya untuk menemani pemuda itu sampai selesai menata barang-barangnya. Dia duduk sambil melihat tanpa membantu si pemuda mengangkat barang sedikit pun.     

Setelah barang-barangnya sudah tersusun rapi, Andre kembali mendekati Arumi.     

"Arumi, kamu tidak bosan menunggu di sini?" tanyanya.     

"Tentu saja tidak. Kalau melihatmu sampai kapanpun aku tidak akan bosan," jawab Arumi seraya tersenyum.     

"Kau, ini sangat pandai merayu, ya?"     

"Aku tidak merayumu, Andre. Aku berkata jujur," tukas Arumi seraya membelai rambut si pemuda.     

Tentu saja hal itu membuat pikiran si pemuda kian meracau.     

"Kau tinggal sendirian, ya?" tanya si pemuda.     

"Tidak aku tinggal dengan seseorang," jawab Arumi.     

"Dia pria?"     

"Iya?"     

"Siapa dia? Ayahmu, ya?"     

"Emm—"     

"Sudahlah, aku tidak peduli! Arumi ... kau tahu tidak kalau sejak awal bertemu aku itu sudah tertarik kepadamu," Pemuda itu giliran yang membelai rambut Arumi.     

"Benarkah? Tapi kita ini baru saling mengenal dua hari, lo?"     

"Iya, aku tahu!"     

"Lalu apa yang membuat kamu tertarik kepadaku?"     

"Emm, wajahmu, kebaikanmu, dan ...." 'Ah ... rasanya tidak etis juga, 'kan kalau aku bilang suka karena harta?' bicara Andre di dalam hati.     

"Selain wajah dan kebaikan, apalagi yang kau suka dariku, Andre?" tanya Arumi sambil tersenyum.     

"Ah ... semuanya! Semua yang ada pada dirimu aku suka!" jawab Andre.     

"Terima kasih, Andre. kamu satu-satunya pria yang mampu membuat hatiku tersentuh,"     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.