Anak Angkat

Bukan Urusanku!



Bukan Urusanku!

0Melihat Charles dan Arumi yang masih bertengkar, Andre meraih sebuah guci besar yang terletak di sampingnnya.     

Kemudian dia menggunakan guci itu untuk menyerang Charles dan Arumi.     

"Rasakan ini!" teriak Andre seraya melemparkan guci itu kearah Charles.     

Prang!     

Dan lemparan itu mendarat dengan sempurna, tepat mengenai kepala Charles. Hingga pria itu pun terjatuh.     

Arumi langsung menghampiri Charles serta berpura-pura menghawatirkannya. Padahal dia tahu jika Charles itu baik-baik saja.     

"Charles! Kamu tidak apa-apa, Charles?" tanya Arumi.     

"Ah, suamiku, jangan tinggalkan aku, Sayang!" teriak Arumi sambil menangis. Namun di sela-sela tangisan itu Arumi sempat tersenyum.     

Tentu saja itu hanyalah sebuah air mata palsu. Dia ingin mempermainkan Andre.     

Dia ingin melihat sisi ketakutan si pria yang baru saja ia kenal itu.     

Andre mulai ketakutan melihatnya. Dia khawatir terjadi hal buruk terhadap Charles.     

Dia memang berengsek, tetapi di tidak pernah membunuh orang. Kalau mempermainkan wanita dan memanfaatkan, susah cukup sering ia lakukan, terutama para wanita yang usianya di atasanya.     

Ya ... Andre memang bukan pria baik-baik, dia tega menyakiti hati orang, hanya saja dia tidak pernah membunuhnya.     

'Gawat bagaimana kalau sampai, si Pria Bule, itu mati?' bicaranya di dalam hati.     

Andre pun ingin meninggalkan tempat ini, namun dia masih memikirkan barang-barangnya yang baru saja ia pindahan di rumah ini. Akan tetapi kalau dia sampai tidak pergi, dia juga takut jika dirinya akan mendapatkan masalah yang jauh lebih besar lagi.     

Bisa saja Arumi menelepon polisi dan akan menjeboloskan dirinya ke penjara.     

Setidaknya itu yang ada di dalam pikirannya. Padahal bukan itu rencana Arumi.     

Bahkan lebih menyeramkan dari sekedar masuk ke dalam buih.     

Dalam kekalutan itu Andre tetap harus memilih salah satu, untuk menyelamatkan hidupnya.     

"Ah, masa bodo aku tidak peduli dengan barang-barangku yang terpenting aku selamat, kan?" gumamnya seraya berlari keluar, namun Arumi berusaha menghentikannya.     

"Berhenti!" teriaknya. Andre berhenti sesaat, dan pria itu pun menoleh kearah Arumi.     

"Kamu jangan lari dari tanggung jawab, Andre!" ujar Arumi.     

"Diam kamu, Arumi! Ini semua juga salah kamu!" bentak Andre.     

"Salahku, kamu bilang?"     

"Iya! Kamu menjebakku, dan bahkan pura-pura memberikan sewa rumah gratis kepadaku, maunya apa?!" tanya Andre.     

Arumi yang awalanya bersedih mendadak tertawa melihat Andre yang marah.     

"Haha! Aku suka melihat kamu yang marah Sayang!" tukas Arumi.     

Dan Andre kambali keherana dengan sikap Arumi ini.     

"Apa maksudnya? Kenapa kamu malah menertawakan aku?!" pekiknya.     

"Kau ingin tahu apa tujuanku, 'kan, Andre Sayang?" tanya Arumi.     

Tingkah Arumi benar-benar membuat pemuda itu semakin bingung saja, dia merasa aneh dengan wanita yang ada di hadapannya ini.     

Terkadang Arumi bersikap seperti gadis polos, lalu dia akan bersikap menjadi wanita jahat bahkan sampai menusuk perut Andre dengan pisau.     

Dan sekarang wanita itu malah tertawa lantang meski tak ada sedikitpun hal yang lucu.     

Tentu saja Arumi sangat aneh di mata Andre.     

Bahkan kesedihannya yang sedang menangisi nasib sang suami sudah lenyap, dan tidak terlihat lagi.     

"Dasar, Wanita Gila!" pekiknya. Lalu Andre kembali melanjutkan langkahnya untuk meninggalkan tempat itu.     

Namun Arumi kembali menghalaunya.     

"Berhenti!" teriak Arumi dengan lantang.     

Sayangnya pria itu malah tak memperdulikannya.     

Andre tidak berlari lagi, hanya saja dia berjalan cukup cepat.     

Tak peduli jika Arumi akan mengancamnya atau apa! Yang jelas dia harus, segera pergi dari rumah ini agar tidak berurusan dengan wanita aneh dan menyeramkan seperti Arumi.     

"Baiklah ... kalau teriakkan tidak bisa menghentikannya, mungkin benda ini bisa membantu," bicara Arumi seraya tersenyum tipis.     

Dia mengarahkan mata pisau pada tubuh Andre. Kemudian Arumi melamparkannya seperti tengah melontar sebuah tombak.     

Dan ....     

Jlub!     

Pisau pun mendarat di bagian punggung Andre.     

Pria itu menghentikannya langkahnya. Dan dia menoleh ke belakang tampak Arumi yang sedang tersenyum menatapnya.     

"Akh! Sial!" pekiknya.     

"Aku memang sangat ahli saat melempar. Sekali lempar langsung tepat sasaran, 'kan?" ucapnya dengan bangga.     

Lalu Arumi meraih kapak yang tergeletak di sebelah Charles.     

Arumi membawanya dengan cara menyeret kapak itu.     

"Haha! Pasti akan seru," gumamnya lagi.     

Andre mulai panik, dia baru menyadari bahwa dia sudah berprasangka buruk terhadap Arumi.     

Awalanya dia mengira jika Arumi adalah gadis yang polos dan penurut, bahkan Andre juga memiliki rencana buruk terhadapnya.     

Ternyata di luar dugaan, dan Arumi adalah sosok wanita gila yang menyeramkan.     

Bukan dia yang akan memanfaatkan Arumi melainkan Arumi yang akan mamfaatkannya.     

"Sialan! Mengapa dari ribuan gadis, aku malah bertemu, dengan gadis gila sepertinya!"     

Andre mencabut pisau yang menacap di punggungnya.     

"Akh! Sakit!" pekiknya lagi. Namun pisau berhasil ia lepas.     

Dari kembali berlari menuju pintu.     

"Jangan lari, Sayang " tukas Arumi masih berjalan dengan menyeret kapaknya. Dia berjalan mendekati Andre.     

"Pergi! Kau!" teriak Andre. "Apa yang kau inginkan dariku?!" Andre semakin panik.     

"Jangan berteriak, Sayang, aku bisa melakukannya pelan-pelan, tetapi kalau kamu berteriak-teriak dan melawan, maka aku akan melakukannya secara asal-asalan, dan itu bisa jauh lebih menyakitkan!" pungkas Arumi.     

Dari ucapan Arumi itu benar-benar membuat Andre yakin, bahwa dia tidak perlu berlama-lama di sini.     

Karena Arumi benar-benar wanita yang berbahaya.     

Masih menahan sakit di punggungnya, Andre kembali berlari. Namun sesampainya di depan pintu Andre tidak bisa keluar.     

Rupanya pintunya sudah dikunci oleh Charles saat masuk ke rumah ini tadi.     

"Ah sialan! Kenapa pintunya malah dikunci!" Andre berusaha membuka pintu itu dengan cara mendobraknya.     

Tetapi tak berhasil, memang tidaklah mudah untuk melakukan hal itu. Tenaganya tidak sanggup untuk mendobraknya di tambah lagi luka di punggungnya masih teras nyeri dan sangat mengganggu gerakan pemuda itu.     

"Tidak bisa keluar, ya? " ledek Arumi.     

"Hei, Wanita Gila!" pekik Andre, "bisa tidak kau menjauh darimu?!"     

"Tidak bisa, Sayang!" jawab Arumi seraya menyeringai.     

Dan Andre tak menyerah dia masih berusaha mendobrak pintu itu, namun tidak berhasil juga.     

Bruak!     

Bruak!     

Bruak!     

Sayangnya Arumi sudah terlanjur mendekat, dia langsung mengayunkan kapaknya ke tubuh Andre.     

Jlub!     

Kapaknya mendarat di bagian paha belakang pria itu.     

Dan berhasil membuatnya lumpuh.     

"Sial!" umpatnya sambil menahan sakit.     

"Opps ... pasti sakit sekali, ya?" ledek Arumi.     

"Akh! Kakiku! Sakit ...!" Andre peringisan menahan sakit.     

Arumi kembali mengayunkan kapaknya kearah Andre, namun pria itu berusaha menghentikannya.     

"Berhenti!" teriaknya.     

"Kenapa?" Arumi kembali menurunkan kapaknya. "Apa kau belum siap mati sekarang?"     

"Tentu saja, Arumi! Aku belum siap mati! Masih ada banyak hal yang belum aku selesaikan di dunia ini!" jawab Andre.     

"Begitu, ya?" Raut wajah Arumi begitu datar. "Tapi sayangnya itu bukan urusanku, 'kan?" Arumi kembali mengayunkan kapaknya.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.