Anak Angkat

Takdir



Takdir

0Satu hal yang membuat Mesya yakin untuk tetap berada di dunia ini dan tetap hidup serta menjalani segala takdirnya. Adalah orang-orang yang mau mengenalnya dengan baik dan menyayanginya dengan tulus.     

Marry akhirnya sudah mau berbaikan dengannya. Dan sekarang selain dengan Romi, Mesya juga sering mengungkapkap keluh kesahnya kepada Marry, walau terkadang hanya lewat pesan saja.     

Setidaknya kini Mesya merasa hidupnya berharga, karna ada orang-orang yang mendukungnya, dan selalu membuat hari-harinya begitu berharga.     

Saat berada di sekolah, kini Mesya seperti memiliki kehidupan baru, dia dapat berbaur dengan teman-teman yang lain, apalagi Marry juga mengajaknya untuk berkumpul bersama dengan teman-teman Marry.     

Hanya saja, Mesya benar-benar harus bisa menjaga sikap agar tak membuat teman yang lain kesal kepadanya, terlebih semua itu demi keselamatan mereka, karna Mesya tak mau ada korban lagi di sekolah ini.     

***     

Sepulang dari sekolah, kini Mesya juga lebih sering menghabiskan waktunya bersama David.     

Mereka berlatih ilmu bela diri bersama.     

David yang menguasai beberapa jenis ilmu bela diri seperti karate dan kickboxing, tak segan untuk mengajari Mesya.     

Waktu yang dimilikinya tak banyak, hanya sekitar dua bulan, David tak yakin bisa membuat Mesya benar-benar menguasai tekhnik-tekhnik yang ia ajarkan.     

Tapi setidaknya dia sudah berusaha, dan David juga sangat bersyukur karna Mesya adalah gadis yang cerdas dan memiliki semangat yang tinggi, sehingga Mesya lebih cepat menyerap ilmu yang David ajarkan.     

Seperti janjinya yang akan membuat Mesya menjadi wanita yang tanguh. David tak pernah menyerah, segala cara iya lakukan untuk membuat Mesya tetap  selalu waspada, dan tak mudah percaya dengan siapa pun, terutama Arthur.     

"Bagus, Mesya, sekarang ada banyak perubahan dari dalam dirimu, aku ingin agar kau semakin bertambah kuat!" ujar David.     

"Ini, semua berkat Kak David, aku jadi bersemangat. Karna setelah mengalahkan Wijaya nanti, aku ingin meminta Ibu dan Ayah agar merestui hubungan kita, maka dari itu, aku menuruti arahan Kak David, agar menjadi wanita yang kuat, dan sejajar dengan, Kakak," ujar Mesya.     

"Kenapa kau sampai berpikir sejauh itu? Kau itu masih kecil, Mesya?"     

"Memangnya kalau aku masih kecil kenapa? Lagi pula mana ada gadis kecil yang sudah merasakan jatuh cinta dan menganggap sosok yang ia cintai itu adalah segalanya?" tanggap Mesya.     

"Kau memang benar, Mesya.   Tapi sayangnya aku tak yakin akan hal itu," David menundukkan kepalanya.     

"Kenapa, tidak yakin? Kalu tidak yakin kenapa juga Kakak, mengajariku ilmu bela diri seperti ini? Kupikir Kak David, melakukan ini karna Kakak ingin pasangan yang setara dengan Kakak, seorang wanita yang tangguh, dan tidak sering menangis sepertiku?!" pungkas Mesya.     

"Mesya, aku memang ingin selalu bersamamu, dan aku juga berharap kau adalah takdir untukku. Tapi kau tahu bagiamana kelurga kita? Mana mungkin Ibu dan Ayah akan menyetujui hal itu,"     

"Pasti suatu saat mereka akan setuju, Kak! Dan aku sangat yakin!"     

"Aku berharap begitu, tapi alasanku untuk mengajarimu ilmu bela diri bukan karna untuk kita bersatu, tapi karena aku ingin agar kau menjadi wanita yang kuat, dan bahkan tak memerlukan siapa pun lagi untuk melindungi dirimu sendiri... terutama di saatku benar-benar sudah tak di sisimu lagi," pungkas David.     

"Apa? Kak David, tidak akan berada di sisiku lagi? Kenapa?" Mesya tampak syok mendengarnya.     

"Huft...." David menghela nafas sesaat, "karna aku akan pergi ke Inggris, Mesya. Mereka membuangku ke sana," jelas David.     

"Apa?!" Kedua bola mata Mesya membulat, dia benar-benar kaget mendengar berita ini. Memang David baru mengatakan kepada Mesya bsekarang. Dia pikir kedua orang tuanya memberikan kesempatan mereka untuk tetap bersama itu karna orang tuanya sudah mulai memahami perasan Mesya dan David, tapi ternyata salah... mereka hanya ingin membuat Mesya merasa nyaman, dan setelah itu mereka akan kembali memisahkannya lagi.     

Mereka hanya ingin Mesya cepat sembuh dari sakitnya, dan tetap merasa nyaman, serta mereka juga tak ingin jika Mesya mengulangi tindakan bunuh diri lagi... Dan satu-satunya orang yang bisa membuat Mesya merasa nyaman adalah David, tujuannya hanya itu....     

"Tapi, kenapa? Kenapa mereka membuang, Kak David, kesana? Apa karna hubungam kita?" tanya Masya secara beruntun.     

"Iya," jawab David singkat.     

"Mereka itu sangat kejam, padahal mereka itu menjodohkan aku dengan Satria nanti, hanya untuk membalas dendam, lalu mengapa mereka tidak memberiku kesempatan untuk bersama orang yang benar-benar kucuntai setelah misiku selesai nanti?" keluh Mesya terhadap keadan yang sedang ia alami.     

Perlahan David membelai rambut adiknya.     

"Mesya, kau harus mengerti, kita memang tidak bisa saling memiliki," ucap David.     

"Tidak! Aku tidak mau berpisah dengan, Kak David!" tegas Mesya.     

"Tidak bisa, Mesya, keputusan orang tua kita sudah bulat. Mereka akan mengirimku ke Inggris dan melanjutkan pendidikan di sana, setelah aku lulus mereka akan kembali membawaku ke Indonesia, tapi dengan catatan, jika aku benar-benar sudah melupakan perasaan cintaku kepadamu," jelas David.     

"Kenapa, Kak David, menurut saja? Kenapa tidak coba membanggkang? Dan kalaupun Kakak, harus kuliah di sana, tidak apa-apa, aku akan menunggu Kakak pulang dengan  perasaan yang sama!"     

"Mesya ...."     

"Kak! Akan aku pastikan setelah aku benar-benar  bisa merebut kitab kuno itu, aku akan kembali kepadamu! Jadi aku harap, Kak David, tetap menungguku!" paksa Mesya.     

"Tidak bisa seperti itu, Mesya—"     

"Kenapa tidak bisa! Kak David, pura-pura saja sudah melupakanku setelah pulang nanti, dan aku pun juga akan berpura-pura tidak menyukai, Kakak lagi. Tapi begitu misi selesai, kita harus bersama dan hidup bebas meninggalkan kelurah ini!"     

Meski David berusaha untuk membuat Mesya agar bisa melupakannya. Tapi tak ada sedikitpun hal yang membuat Mesya menjadi yakin untuk melupakan David.     

Karna baginya David adalah segalanya. Satu-satunya pria yang sudah mencuri hatinya.     

Mesya tak bisa menggantikan David dengan siapa pun.     

"Kak, waktu itu kau pernah bilang jika perasan kita ini adalah takdir. Kita tinggal menjalaninya saja. Lalu mengapa sekarang, Kakak, malah melawan takdir kita?"     

"Mesya ...."     

"Percaya kepadaku, Kak. Jika kita ini ditakdirkan untuk bersama. Bukan sebagai saudara, tapi sebagai pasangan!" tegas Mesya.     

Memang sulit dipercaya, Mesya yang dulu seorang pendiam dan penakut, kini menjadi gadis, yang penuh dengan keyakinan dan keberanian. Keadaan yang membuatnya berani.     

Karna di dunia tak ada yang ia takuti.     

Mungkin pada umum orang akan takut dengan kematian, tapi tidak untuk Mesya.     

Karna hidupnya adalah untuk menjalani takdirnya. Kalau pun dia harus mati, itu pun juga takdir.     

Sehingga hal yang ia cari adalah kebagian dalam hidupnya.     

Tak perduli jika dia harus melawan segala mara bahaya sekalipun.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.