Anak Angkat

Bertemu Dengan Bunda Lia



Bertemu Dengan Bunda Lia

0"Jadi, dulu Mesya adalah anak asuh, dari Bibi Lia?" tanya Marry yang syok.     

"Iya benar, Marry. Mesya sangat merindukannya, sejak kepergiannya meninggalkan panti asuhan itu, dia tidak pernah bertemu dengan Bunda Lia lagi," jelas David.     

"Oh, jadi begitu ya... maaf ya David. Karna aku sudah menuduhmu yang tidak-tidak," ujar Marry merasa tak enak kepada David.     

"Tidak apa-apa, Mar. Aku malah bersyukur bertemu denganmu sekarang, karna kini aku bisa mendapatkan sumber informasi tentang Bunda Lia," sahut David.     

"Ah, aku juga tidak menyangka kalau ternyata Mesya itu adalah salah satu anak asuh dari Bibi Lia," ujara Marry.     

"Sebenernya, bukan hanya Mesya yang menjadi anak didik dari Bunda Lia, tapi juga Romi," jelas David.     

"Apa! Romi?!"     

"Yah!"     

"Jadi, Romi dan Mesya, dulu teman satu panti asuhan?"     

"Iya!" jawab David.     

"Oh ya, Tuhan! Dunia ini terasa sempit, pantas saja selama ini hubungan Romi dan Mesya itu begitu akrab, rupanya itu karna mereka sudah berteman sejak kecil?"     

"Ya, begitu lah, Marry," kata David.     

Marry mengangguk mengerti.     

"Bibi Lia, pasti akan senang kalau melihat Romi dan juga Mesya nenjenguknya," ucap Marry.     

"Menjenguknya? Memangnya dia ada di mana?"     

"Sekarang, Bibi Lia, sedang ada di rumah Nenekku. Sejak suaminya meninggal, dan saat ini beliau juga sedang sakit-sakitan," tutur Marry.     

Dan Marry pun juga menceritakan apa saja yang terjadi dengan Bunda Lia, setelah kebakaran besar yang melalap panti asuhan berbebra tahun silam. Bunda Lia mengalami luka bakar yang cukup parah, sampai membuat wajahnya menjadi rusak.     

Bunda Lia benar-benar terpukul, hatinya hancur, karna panti asuhan itu tak tersisa, bahkan sebagian besar anak-anak panti meninggal dalam prisriawa itu. Hanya ada beberapa yang masih hidup, dan sebagian dari mereka dipinndahkan ke panti asuhan yang lainnya. Sementara Bunda Lia pun memutuskan untuk berhenti menjadi pengurus panti.     

Dalam kesedihan hatinya yang patah berkeping-keping, Ana Amelia, mendapatkan secercah harapan... karna kedatangan seorang pria baik hati yang melamarnya dan mengajaknya pergi berobat keluar negeri.     

Dan berkat pria itu pula wajah Bunda Lia yang rusak parah akhirnya kambali menjadi cantik. Hanya saja wajahnya terlihat agak berbeda dari wajah sebelumnya.     

Dan beberapa tahun kemudian, kesedihan kembali melanda Bunda Lia, karena suaminya meninggal akibat serangan jantung.     

Kini Bunda Lia memutuskan untuk tinggal di rumah sang ibu, atau nenek dari Marry.     

***     

"Marry, apa kau bisa membantuku untuk mempertemukan Bunda Lia dengan Mesya?" tanya David.     

"Tentu saja, dan mungkin dengan begitu, Bibi akan senang karena dapat bertemu dengan mantan anak asuhnya," ucap Marry.     

"Ah, terima kasih banyak, Marry!" tukas David dengah raut bahagia.     

"Iya, sama-sama David,"     

Akhirnya David menemukan cara untuk mempertemukkan Mesya dan juga Bunda Lia. Sesorang yang saat ini sangat di rindukan oleh Mesya.     

"Huh ... akhirnya ... aku bisa menepati janjiku kepada Mesya untuk mempertemukannya dengan Bunda Lia."     

***     

Sepulang dari sekolah, David mengajak Mesya untuk pergi menjenguk Bunda Lia. Tapi David merahasiakan ini terlebih dahulu, karna untuk mendapatkan izin dari sang ayah, terpaksa David harus berbohong. Dia bilang kepada orang tuanya akan membawa Mesya pergi ke tempat latihan kickboxing.     

Sesampainya di tempat latihan David malah menyuruh Mesya untuk berpakaian yang rapi.     

"Kau pakai baju yang ini saja ya, aku sudah menyiapkannya dari rumah," ujar David. Dia menyodorkan sebuah paperback yang berisi pakaian untuk Mesya. Dia tadi sempai masuk ke kamar Mesya dan mengambil pakaian Mesya secara diam-diam.     

"Kenapa aku harus pakai baju seperti ini? Kita mau latihan, 'kan, Kak?" tanya Mesya bingung.     

"Sebenarnya aku bukan ingin mengajakmu untuk pergi latihan, tapi aku ingin mnagajakmu pergi kesuatu tempat," jawab David.     

"Memangnya, Kak David akan mengajakku, kemana?"     

"Ah, pokoknya ikut saja, nanti kamu juga akan tahu sendiri,"     

"Tapi—"     

"Ayolah, Mesya, cepat ganti pakaianmu sekarang juga!" sergah David.     

Mesya menuruti apa yang diperintahkan oleh David, meski dia tidak paham dengan apa tujuan Kakak-nya itu.     

Beberapa saat kemudian Mesya sudah berpakaian rapi, mengenakan baju yang dibawakan oleh David tadi.     

"Sudah, Kak! Kita akan pergi kemana?" tanya Mesya.     

"Wah!" David terlihat takjub.     

"Ke-ke-na-pa?" tanya Mesya terbata-bata.     

David segera menggelengkan kepalanya, "Ah tidak kok, hanya takjub saja melihat kecantikanmu ini," jawab David seraya tersenyum.     

"Ah, Kak David, bisa saja," ujar Mesya agak malu-malu.     

Mereka berlalu dengan mengendarai motor besar milik David.     

David sudah janjian dengan Marry, yang saat ini sedang menunggu kedatangan mereka di rumah neneknya.     

***     

"Sebenarnya kita ini mau kemana sih, Kak?"     

"Tenang, Mesya, sebentar lagi kita akan sampai,"     

Mesya masih belum paham dengan apa tujuan sang Kakak.     

Ckit....     

"Nah, ini dia rumahnya," ujar David seraya menghentikan laju motornya.     

Perlahan Mesya turun dari atas motor dan David membantunnya untuk membukakan helm di kepala adiknya itu.     

"Ini rumah siapa?" tanya Mesya yang masih bingung.     

Dan tak lama Marry keluar dari dalam rumah itu. "Hay, kalian sudah datang rupanya!" ujar Marry.     

"Loh, Kak Marry, juga ada di sini?" tukas Mesya.     

"Iya, ini rumah Nenek-ku, Mesya,"     

"Benarkah? Lalu untuk apa kalian membawaku kemari?" Mesya masih belum paham dengan apa tujuan David dan Marry membawanya kemari.     

"Kami membawamu kemari, karna ada seseorang yang ingin bertemu denganmu," jawab Marry.     

"Benarkah? Memangnya dia siapa?"     

"Sudah kau tunggu di sini, saja, nanti kau juga akan tahu," jawab Marry.     

"Kita tidak langsung masuk saja?" tanya David.     

"Tunggu sampai Romi, datang," sahut Marry,     

Dan tak berselang lama Romi pun datang menghampiri mereka.     

"Romi, juga datang kesini?"     

"Eh, Mesya, kau sudah sampai?" tanya Romi.     

"Eh, tunggu! Sebenarya ini ada apa? Kenapa kalian membawaku dan Romi, ke rumah ini?" tanya Mesya.     

"Sudahlah, Mesya ayo kita masuk ke dalam rumah!" ajak Marry sambil menggandeng tangan Mesya.     

***     

Mesya tampak canggung saat memasuki rumah itu, karna Mesya memang benar-benar tak tahu apa tujuan David dan Marry membawanya masuk ke rumah ini.     

Mereka pun memasuki sebuah kamar, yang terdapat seorang wanita yang sedang tertidur.     

"Bibi Lia," panggil Marry.     

Wanita itu menoleh.     

"Marry,"     

"Bibi, teman-temanku ingin menengok, Bibi Lia," ujar Marry.     

Lia bangkit dari kasurnya dan duduk sambil memandang Mesya serta Romi, Lia agak sedikit lupa dengan Romi, karna tubuh Romi yang mengalami banyak perubahan, tapi dia masih ingat betul dengan Mesya.     

Bunda Lia memandang kearah Mesya dengan seksama.     

"Kau ...." Kedua bola mata Bunda Lia menajam, dan mengeluarkan cairan bening.     

"Apa ini, Mesya?" tanya wanita itu seraya menunjuk kearah Mesya.     

"Iya, aku Mesya, Bibi, siapa?" tanya Mesya yang belum tahu jika wanita yang ada di hadapannya ini adalah orang yang sangat ia rindukan.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.