Anak Angkat

Akibat Berbohong



Akibat Berbohong

0Arumi menyadari tatapan Selena yang tertuju pada kalungnya.     

"Kenapa kau melihatku seperti itu? Apa kau mengenal perhiasan yang kupakai?" tanya Arumi dengan nada menyindir.     

Seketika kedua bola mata Selena membulat sempurna.     

"Kaget ya?" Arumi tersenyum sinis.     

"Kenapa hanya melihat kalung saja kau terlihat ketakutan begitu?" Arumi kembali melirik tajam, "kau seperti sedang melihat hantu,"     

Selena dan yang lainnya tak tak dapat berbicara, perasaan mereka benar-benar tak enak.     

Mereka yakin jika Arumi sudah mengetahui bahwa kalungnya sudah dijual oleh mereka. Dan kemungkinan si Pembeli kalung itu sebenarnya adalah Arumi, dan dia sudah menyuruh pria bertubuh kekar untuk mengambil kalungnya.     

Entah karna alasan apa, pria itu malah tak membublnuh mereka saat itu juga?     

Dedi memegang tangan istri dan putrinya. Dia hendak mengajaknya pergi sekarang juga. Berada di tempat ini akan semakin berbahaya bagi mereka.     

"Maaf, Bu Arumi, kami sedang ada urusan penting! Kami harus pulang sekarang!" tukas Dedi.     

"I-iya, Bu Arumi, kami lupa jika kami sedang ada urusan keluarga!" imbuh Rani.     

Selena juga turut berbicara.     

"Bu, aku dan keluargaku harus pulang sekarang. Aku minta maaf karna sudah mengecewakan kalian. Aku tahu jika aku tak pantas untuk David, jadi aku memutuskan untuk mundur... semoga David dapat menemukan seorang gadis yang jauh lebih baik dariku," tukas Selena pura-pura bersedih padahal dia bukan bersedih melainkan sedang ketakutan.     

'Aneh sekali wanita ini, kenapa tiba-tiba ingin membatalkan rencana pernikahannya? Aku rasa tidak mungkin karna penyakitnya! Aku sudah banyak tahu tentang Selena, dia itu tipikal gadis yang yang pantang menyerah, apa lagi kalau menyangkut soal keinginannya. Aku sangat tahu dia ingin menikah denganku karna harta. Tapi anehnya sekarang Selena malah menyerah. Harusnya kalau dia memang benar-benar tak bisa memiliki seorang anak, dia tinggal berbohong saja. Agar kami bisa tetap menikah. Tapi dia malah seakan dengan sengaja menujukkan kepada kami? Apa dia sudah tahu rahasia keluarga kami sehingga dia memutuskan untuk berhenti?' Di dalam hati David mulai bertanya-tanya.     

Arumi pun meraih dagu Selena.     

"Kau mau pergi ya?" tanya Arumi sambil menyeringai.     

"Bu Arumi, Anda sudah berbuat kasar terhadap putri kami!" teriak Rani yang tak terima.     

"Pencuri, ini yang kalian bilang, 'seorang, Putri?'" tanya Arumi.     

Rani dan Dedi menundukkan kepalanya.     

Mereka tak bisa mengelak, ternyata Arumi benar-benar sudah tahu jika mereka itu yang menjual kalung miliknya.     

Dan kemungkinan orang yang membeli kalung itu sebenarnya adalah Arumi.     

"Kalian pasti sangat syok ya mendengar jika aku sudah tahu semuanya? Kalian sudah menjual kalung ini, 'kan?" sindir Arumi. Selena dan yang lainnya menunduk bersalah. "Jangan pikir aku ini orang yang bodoh! Aku bisa melakulan segalanya!" ucap Arumi agak sedikit someone.     

"Sebenarnya, aku tidak akan membahas masalah ini jika kau masih mau menjadi menantuku, Selena!" ujar Arumi.     

"Bu, saya bukannya tidak mau menjadi menantu kalian, hanya saja saya ini bukan sosok sempurna untuk David, Bu," ucap Selena.     

"Alasan," gumam Arumi.     

Arumi melirik kearah Arthur, Charles, dan David. Dia dsedang mengisyatatkan sesuatu. Dengan segera ketiga pria itu langsung berdiri. Mereka mendekati dan memegang masing-masing targetnya.     

Arthur memegang Selena, David memegang Rani, sedangkan Charles memegang Dedi.     

"Kalian kenapa melakukan ini terhadap kami?!" protes Rani.     

Tapi Arumi tak menghirukan ucapannya.     

"Ayo seret mereka di ruang rahasia!" sergah Arumi.     

Tentu saja mereka tampak sangat ketakutan.     

"Lepaskan kami, Bu! Kami minta maaf," ucap Dedi memohon kepada Arumi, sedangkan Selena hanya bisa terdiam sambil menangis dengan tubuh yang kian gemetar.     

"Lepaskan mereka!" perintah Arumi.     

Ketiga orang itu memandangi ruangan ini dengan seksama.     

Mereka bergidik ngeri saat benda-bensa tajam berjajar rapi.     

"Ayah, ini tempat apa?" bisik Selena di telinga sang ayah.     

"Ibu, sangat takut," ujar Rani seraya memeluk sang suami.     

"Kalian jangan takut, pasti Bu Arumi itu hanya menakutan-nakuti kita saja," ucap Dedi yang mencoba menenangkan anak dan istrinya.     

"Kalian sudah mempermainkan kami! Harusnya kalian bersyukur karna gadis miskin seperti Selena itu dipersunting oleh putra dari keluarga kaya-raya seperti kami! Tapi kenapa kalian malah mempermainkan kami?!" teriak Arumi yang mengoceh sejadi-jadinya.     

Selama pun dengan segera memberanikan dirinya untuk kembali menyangkal.     

"Bu Arumi, saya sudah bilang kepada Anda, jika saya tidak bermaksud menolak David. Hanya saja saya merasa tidak pantas untuk David. Saya tidak bisa memiliki keturunan. Pasti akan mengecewakan jika memilki menantu seperti saya!" tukas Selena.     

"Benarkah?! Jadi itu alasan kamu tidak mau menikah dengan David?! Karna kamu mandul?!" tanya Arumi.     

"I-iya, Bu," jawab Selena terbata-bata.     

"Benarkah?! Tapi aku tidak percaya tuh?!" Arumi menggelengkan kepalanya.     

"Bu Arumi, percayalah denganku," Selena memohon kepada Arumi.     

Arumi tersenyum sinis.     

"Bagaimana aku bisa percaya dengan gadis yang gemar bersandiwara seperti mu?!" cerca Arumi.     

"Tapi aku tidak sedang bersandiwara, Bu!" tegas Selena. Dia sudah berusaha untuk meyakinkan Arumi, tapi sayang ... Arumi bukanlah wanita bodoh yang mudah dibohongi.     

"Aku ini topikal wanita yang tidak mudah di bohongi. Bahkan aku tahu saat kamu berpura-pura sakit tempo hari. Dan sekarang juga kamu tengah berpura-pura mandul dengan surat sialan ini!" hardik Arumi seraya meremas kertas itu.     

"Bu, tapi—"     

"Baik kalau begitu!"     

Sering!     

Arumi mengeluarkan sebuah samurai dari sarungnya.     

Selena dan yang lain benar-benar ketakutan.     

"Bu Arumi, apa yang akan Anda lakukan dengan benda itu?!" tanya Dedi.     

"Apa lagi? Ya pasti aku akan menebas kepala kalian dengan benda ini!" ujar Arumi.     

"To-to-tolong, Bu! Jangan lakukan itu! Maafkan kami atas segala kesalahan kami! Kami melakukan ini semua karna terpaksa!" ujar Rani.     

"Terpaksa? Apa alasannya?!" tanya Arumi.     

"Alasannya karna saya sudah tahu, jika kalian hanya akan menggunakan anakku dan David, untuk dijadikan tumbal!" jawab Selena.     

Arumi menatap tajam kearah Selena.     

Dan hal itu sukses membuat mental Selena benar-benar rapuh.     

"Jadi itu alasanya?!"     

Selena menganggukkan kepalanya.     

"Kalau kau menikah dengan David, kemungkinan kau dan keluargamu tetap akan hidup, hanya calon bayimu yang akan mati!" ujar Arumi.     

"Tapi, kalau kalian semua ingin pergi, kemungkinan kami akan membunuh kalian semua tanpa sisa. Karna kami anggap, kalian adalah orang-orang yang tidak sopan!"     

"Tapi, Bu—"     

"Baik kalau kalian ingin mati! Aku akan menghabisi kalian hari ini!"     

"Jangan, Bu! Jangan bunuh kami ...." Mohon Rani.     

Tapi Arumi tak memperdulikan permintaan wanita itu. Dia malah kembali mengucapkan kalimat yang membuat buluk kuduk semakin meremang.     

"Pertama aku akan memotong tanganmu, Selena! Karna kamu sudah mencuri kalung kesayanganku. Dan selanjutnya aku akan memcabik-cabik perutmu karna sudah membohongi kami dan pura-pura mandul!" ucap Arumi sambil menyeringai.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.