Anak Angkat

Hilangnya Arthur



Hilangnya Arthur

0Untuk menetralisir rasa cemburunya David memeluk Mesya erat-erat, dia menganggap bahwa saat ini Mesya adalah miliknya. Tak peduli jika gadis yang tengah ia peluk itu sudah bersuami.     

David yakin sejauh apa pun Mesya melangkah, dia akan kembali ke rumah, dan rumah itu adalah dirinya. David tidak peduli saat ini Mesya berpelukan, bahkan bercium dengan pria lain. Yang terpenting hati Mesya masih untuknya.     

"Terima kasih sudah mengerti, Kak. Dan terima kasih pula masih bertahan hingga sekarang," tukas Mesya.     

"Kau yang terus membuatmu bertahan, walau ini teramat sulit, tapi aku yakin bahwa kita pasti bisa melewatinya," tukas David.     

Bak berada di tengah lautan yang hitam, hanya ada dua pilihan bagi mereka yaitu, bertahan atau tenggelam. Jalan yang mereka pilih adalah bertahan dan mengarungi lautan itu hingga sampai di titik akhir.     

Tak peduli hitamnya air yang menodai tubuh mereka, tak peduli jika semua pandangan akan mencerca mereka.     

Seperti inilah yang mereka alami. Terjebak dalam sebuah keluarga yang begitu kejam. Mereka dibesarkan oleh kejahatan, dan menjadi bagian dalam kejahatan itu, meski mereka terus mengelak.     

Satu-satunya cara yang harus mereka tempuh adalah berusaha keluar dalam lembah hitam itu, dengan cara apapun walau pada akhir mereka harus menggunakan kejahatan demi menghapus kejahatan pula, hingga sampai di titik kemenangan, dan bisa hidup bebas, serta menghapus masa kelam yang pernah mereka alami saat ini.     

Mesya sadar, menikah dengan Satria adalah dosa terbesar.     

Selain dia yang mempermainkan perasaan pria itu, pernikahanya pun juga masih di ragukan.     

Bukan manusia dan Tuhan, yang menyaksikannya, melainkan para Iblis.     

Mereka menikah dan mengikatkan janji atas nama Iblis.     

Mesya tidak tahan dengan semua ini, entah seberapa besar dosa-dosanya atas perbuatan ini. Tapi dia yakin, suatu saat dia bisa menemukan jalan terang, dan akan terlepas dari semua ini. Meski jalan menuju kemenangan itu teramat sulit dan dia juga harus melakukan kebohongan demi kebohongan, untuk mewujudkan tujuannya. Dan bahkan nyawa yang mereka pun juga dipertaruhkan.     

*****     

Setelah kepergian Arthur meninggalkan meja makan di siang itu, dia tak kembali lagi ke rumah.     

Kurang lebih satu minggu lamanya, Arthur tak memberi kabar sama sekali.     

Charles dan Arumi mulai panik dan hendak mencari tahu keberadaan Arthur.     

Tapi David terus berusaha mengagalkan rencana mereka untuk menemukan Arthur.     

Bahkan Charles juga mengerahkan para anak buahnya, untuk menyisir suruh kota.     

Namun tak satu pun dari mereka yang berhasil menemukan Arthur.     

Dan itu semua karna ulah David. Dia sengaja mensabotase rencana keluarganya.     

David sengaja menyuruh para anak buah suruhan ayahnya untuk tidak mencari Arthur, tapi dia tetap memberikan bayaran untuk mereka, dengan catatan mereka tetap mengatakan kepada Charles bahwa mereka sudah mencari Arthur kemana-mana tapi tetap tak menemukannya.     

"Ah, kemana anak itu pergi! Sebentar lagi kita akan mengumumkan perang kepada Wijaya secara terang-terangan, tapi Arthur malah menghilang! Apa dia sudah tidak peduli dengan kelurga ini?!" ujar Arumi dengan amarah yang sudah menggebu-gebu.     

"Apa jangan-jangan terjadi sesuatu kepada Arthur?" tukas Charles dengan raut wajah yang sedikit khawatir.     

"Ayah, percayalah kepadaku jika tidak akan terjadi apa-apa terhadapnya," tukas Charles menenangkan sang Ayah.     

"Tapi bagaimana jika ini ulah dari Wijaya?" tebak Arumi.     

"Tidak mungkin, Ibu, aku sudah bertanya kepada Mesya. Dia berkata jika mertuanya bukan dalang dari hilangnya Arthur. Lagi pual mana mungkin dia kelakuanya, karna Tuan Wijaya itu tidak tahu jika kita adalah orang-orang yang sama dengan dirinya!" pungkas David.     

"Lalu kemana, Arthur, pergi?"     

"Bu, biar aku yang akan mencarinya. Dan kalian tidak perlu panik. Percayalah bahwa Arthur baik-baik saja, dan anak nakal itu pasti akan kembali," pungkas David.     

Akhirnya kedua orang tuanya mulai percaya dengan ucapan David, mereka yakin tidak terjadi hal buruk terhadap Arthur. Kalaupun terjadi hal buruk padanya, Arthur tetap akan baik-baik saja. Karna keluarga mereka tidak bisa mati, kecuali di bunuh oleh keluarganya sendiri. Hanya saja kepergian Arthur membuat mereka kesal karna Arthur dianggap tidak menghargai kedua orang tuanya karna pergi tanpa berpamitan dan memberitahu orang tuanya terlebih dahulu.     

***     

David kembali mendatangi rumah milik keluarganya yang sempat ditinggali oleh Arthur dan Celine.     

Tapi keadaan rumah itu sudah kosong. Tak ada tanda-tanda keberadaan mereka.     

David teringat dengan obrolan Arthur dan Celine pada waktu itu.     

Bahwa Arthur akan segera menikahi Celine. David menduga jika selama 7 hari ini Arthur menghilang, kemungkinan karna dia sedang melaksanakan acara pernikahan bersama Celine.     

David kembali menghubungi para anak buahnya untuk mencari keberadaan Arthur dan Celine.     

*****     

3 bulan telah berlalu.     

Satria kembali mendapatkan ocehan dari sang Ayah karna belum juga berhasil mendapatkan keturunan.     

Berkali-kali Wijaya menyuruh Satria untuk meninggalkan Mesya, serta menikah dengan wanita lain, atau bila perlu Wijaya menyuruh putranya untuk membunuh Mesya. Karna Mesya dianggap tak berguna.     

Tapi pria itu tetap berusaha mempertahankan Mesya.     

Dan Wijaya memberinya waktu selama satu bulan lagi, kalau dalam waktu satu bulan tak berhasil juga, maka Wijaya akan membuang, Mesya.     

***     

"Mesya, tolong jangan bersedih lagi. Kita akan pergi ke suatu tempat yang di sana tidak ada Ayah. Aku berjanji di tempat itu tidak ada yang menggangu kita," ujar Satria.     

Satria berencana untuk menginap beberapa hari di salah satu rumah keluarganya yang ada di luar kota, dia hanya ingin agar Mesya bisa menenangkan diri di sana.     

"Sudah, sampai ini rumahnya," ujar Satria.     

"Terima kasih sudah mengertiku, Sayang. Aku harap selama berada di tempat ini, aku bisa menenangkan diriku," ujar Mesya.     

"Iya, Mesya," jawab Satria seraya tersenyum kepadanya.     

Satria meraih kunci dari saku untuk membuka pintu rumah itu, tak sengaja dia menjatuhkan kunci yang lainnya.     

Mesya melirik kearah kunci yang terjatuh. Dia tahu kunci itu adalah kunci kamar rahasia, sehingga Mesya dengan sengaja tidak memberitahu Satria jika kuncinya sedang terjatuh.     

Tak lama pintu rumah berhasil terbuka, dan Satria masuk lebih dulu di depan Mesya.     

"Ayo, masuk," ajak Satria.     

"Iya," jawab Mesya.     

Tanpa sepengetahuan Satria dia meraih kunci yang terjatuh tadi, lalu memasukkannya di saku.     

Ini adalah langkah awal dari keberhasilannya.     

Mesya tersenyum tipis. Karna dengan begitu dia bisa segera terbebas dari keluarga Davies dan juga keluarga Wijaya Diningrat.     

"Ayo, Mesya! Cepat masuk!" serga Satria.     

"Baik, Kak!" jawab Mesya.     

Baru saja akan melangkahkan kakinya ke dalam rumah, Mesya melihat seseorang yang sangat mirip dengan Arthur. Dan orang itu tengah bersama seorang wanita hamil. Mereka hendak memasuki mobil.     

Mesya segera berlari menghampiri orang tersebut.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.