Anak Angkat

Membongkar Rahasia



Membongkar Rahasia

0Nadia tengah mengobrol bersama Mesya. Sedangkan Satria entah pergi kemana bersama dengan ayahnya. Tentu saja mereka sedang melakukan tindakan yang keji kepada para korbannya.     

Sebenarnya ini kesempatan emas bagi Mesya, untuk masuk ke ruang rahasia. Karna mertua dan suaminya sedang pergi.     

Tapi sayangnya ada Nadia di sampingnya. Sehingga gerakan Mesya terbatas. Mau tidak mau Mesya terpaksa harus menunda niatnya itu.     

Sebenarnya bisa saja dia melukai Nadia untuk bisa masuk keruangan itu. Tapi Mesya tak tega, mengingat Nadia adalah wanita yang sangat baik. Dan dia selalu memperlakukan Mesya layaknya anaknya sendiri ketika si rumah ini,"     

"Masya, apa kau betah tinggal di sini?" tanya Nadia.     

Mesya sedikit kaget mendengar pertanyaan ini, membuat Mesya curiga jika Nadia mulai menyadari bahwa Mesya merasa terkekang di rumah ini.     

Sebenarnya ini adalah hal yang wajar mengingat sikap Nadia yang selalu memperhatikannya ketika berada di sini.     

Dia sudah seperti seorang ibu. Perhatiannya begitu tulus tidak seperti Arumi.     

"Kenapa, Bu Nadia, bertanya seperti itu?"     

"Karna kulihat kau tampak tertekan, dan bukan hal yang mudah bertahan di rumah ini. Pria itu sangat kejam," ucap Nadia. Dan pria yang dimaksud kejam adalah, Wijaya.     

"Bu, boleh aku bertanya sesuatu?"     

"... kau ingin bertanya apa?"     

"Apa yang membuat, Bu Nadia, mau bertahan di tempat ini?"     

Nadia terdiam sesaat menanggapi pertanyaan Mesya.     

"Aku bertahan karna aku tak bisa terlepas dari, Pria Kejam, itu," jawab Nadia. Pandangannya begitu kaku, terlihat sekali. Jika Nadia sangat tidak nyaman dengan pertanyaan Mesya. Tapi anehnya dia masih menjawab pertanyaan Mesya.     

"Maaf, Bu, apa dia selalu mengancammu?" tanya Mesya.     

"Kau tahu dari mana jika dia mengancamku?" Nadia tampak heran.     

"Aku pernah melihatnya sendiri. Bahkan pria itu menampar Bu Nadia, di ruang tamu," jelas Mesya.     

"Jadi kau melihatnya?!" Nadia meninggikan suaranya secara reflek.     

"Aku tidak sengaja melihatnya!" jawab Mesya.     

Nadia memandang Mesya dengan seksama. Dia malah mencurigai jika Mesya bukanlah seorang gadis.     

Terlihat keberaniannya menikah dengan Satria, padahal sejak awal Mesya sudah tahu jika keluarga ini adalah seorang Kanibal. Tapi gadis itu tetap mau menikah dengan Satria hanya karna alasan cinta. Nadia tidak percaya begitu saja. Dia yakin jika Mesya menikah dengan Satria, karna memiliki tujuan tertentu, bukan hanya sekedar cinta.     

Bukan pula karna harta, sebab Mesya sendiri berasal dari keluarga yang barada.     

"Mesya, apa tujuanmu berada di rumah ini?" tanya Nadia.     

"Aku ... tentu saja aku berada di sini karna, Kak Satria," jawab Mesya.     

"Tapi aku tidak yakin kalau hanya itu alasanmu! Kau pasti punya alasan tertentu!" tuduh Nadia.     

"Bu, ke-na-pa, bicara begitu!" Mesya mulai panik, "aku tidak memiliki tujuan apapun, selain cinta!" tegas Mesya.     

Tapi Nadia tak bisa dibohongi begitu saja. Wanita itu menangkap raut panik di wajah Mesya. Yang artinya gadis itu sedang berbohong.     

"Aku tahu kau sedang berbohong, Mesya!" ucapnya.     

Mesya benar-benar takut, jika Nadia memberitahu soal ini kepada Wijaya.     

Dia bisa berada di posisi yang berbahaya.     

"Mesya, kau jangan takut! Aku bukan orang jahat! Aku tidak berpihak kepada Wijaya! Hanya saja keadaan yang memaksaku untuk berada di pihaknya!" pungkas Nadia dengan kedua mata yang berkaca.     

Nanar Mesya melihat kearah Nadia.     

'Apa aku mengaku saja ya? Tapi bagaimana kalau, Bu Nadiah mengatakan kepada, Tuan Wijaya? Rencanaku bisa gagal dan aku juga dalam bahaya?' bicara Mesya di dalam hati.     

"Mesya, kenapa malah melamun? Ayo bicara jujur? Aku ingin mendengar berita yang baik! Apa kau dikirim oleh Ibumu untuk membalas dendam?" tanya Nadia.     

"Darimana, Bu Nadia tahu?! Eh! Maksudku bagaimana, Bu Nadia, bisa berbicara begitu? Atas dasar apa?!" tanya Mesya.     

"Aku berbicara begitu hanya asal menebak! Karna Arumi, adalah wanita yang sudah dihancurkan hidupnya oleh Wijaya! Bagaimana mungkin dia bisa merelakan putri angkatan menikah dengan Satria! Sedangkan anak kandungnya sudah di culik oleh, Wijaya! Atas dasar itulah yang membuatku yakin jika kedatanganmu di tempat ini karena sebuah misi!" pungkas Nadia.     

'Bahkan tebakan, Bu Nadia, tidak ada yang meleset satupun! Apa yang harus aku lakukan?'     

"Masya, katakan sejujurnya, Siapa tahu kita bisa bekerja sama," lirih Nadia.     

Akhirnya Masya pun mengakuinya.     

"Iya, Bu. Aku memang sedang menjalankan tugas dari keluarga Davies," jawab Masya dengan jujur.     

Nadia pun tersenyum bahagia mendengarnya, dia seperti mendapatkan secercah harapan.     

'Semoga aku tidak mengambil keputusan yang fatal, karna sudah berkata jujur kepada, Bu Nadia! Ah, berpikir positif saja, siapa tahu setelah mengetahui semuanya, Bu Nadia, bisa membantuku untuk menyelinap di ruang bawah tanah,' batin Mesya.     

"Mesya! Katakan kepadaku! Apa yang bisa kulakukan untuk membantumu?!" tanya Nadia dengan penuh semangat.     

"Apa yang mendorong, Bu Nadia, begitu bersemangat untuk mambantuku?" tanya Mesya.     

"Karna aku juga ingin terbebas dari tempat terkutuk ini, Mesya!" jawab Nadia.     

"Tunggu! Bu Nadia, belum bercerita secara detail, tentang siapa Ibu, yang sebenarnya!" paksa Mesya.     

Akhirnya Nadia pun menceritakan semuanya kepada Mesya. Hal ini ia lakukan agar Mesya bisa percaya kepadanya.     

Hubungan kerja sama harus di dasari dengan kepercayaan.     

"Aku mantan istrinya Wijaya," tukas Nadia.     

"Apa?!" Mesya benar-benar syok mendengarnya.     

"Dan aku adalah Ibu kandung dari Satria," jelasnya lagi.     

Kini Mesya dapat mengerti kenapa Satria begitu dekat dengan Nadia, bahkan Nadia memperlakukan Satria layaknya putranya sendiri. Dan kedekatan mereka seperti memiliki ikatan yang kuat.     

"Pantas saja, kalian begitu dekat rupanya ini alasannya," tukas Mesya.     

"Tapi tolong rahasiakan ini dari, Satria," pinta Nadia.     

"Iya, tapi apa alasannya, Bu. Kalau dia tahu ibunya masih hidup pasti dia sangat bahagia," ujar Mesya.     

"Iya, aku tahu, tapi sekarang belum saatnya." Nadia menyndukkan kepalanya.     

Bukan hanya soal identitas saja yang ia ceritakan kepada Mesya, tapi Nadia juga menceritakan secara detail, bagaimana dia bercerai dengan Wijaya hingga sampai di jadikan pembantu di rumah ini.     

Setelah mereka mengetahui satu sama lain, akhirnya Mesya mengatakan rencananya kepada Nadia, bahwa hari ini dia hendak menyelinap ke ruang rahasia.     

Dan Mesya ingin agar Nadia membantunya. Dan wanita itu juga setuju untuk membantu Mesya.     

Kini mereka segera bergegas ke ruangan itu.     

Tepat di depan pintu Mesya mengeluarkan kunci dari dalam sakunya.     

"Untung aku berhasil mengambilnya dari, Kak Satria," gumamnya.     

Pintu itu akhirnya berhasil terbuka, perlahan, Mesya masuk ke dalam, sementara Nadia masih menunggunya di luar.     

"Kalau ada tanda-tanda kedatangan mereka tolong beri aku isyarat ya, Bu!" pinta Mesya.     

"Iya, Mesya!" jawab Nadia.     

Jantung Mesya berdegup kencang saat menyisiri sudut demi sudut ruangan itu.     

"Di mana kitab itu?" Mesya mengedarkan pandangannya keseluruhan ruangan untuk mendapatkan benda yang sedang ia cari.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.