Anak Angkat

Membongkar Rahasia



Membongkar Rahasia

0Arthur tidak mau kehilangan Celine, dia tidak tahu harus berbuat apa untuk membuat Celine diam, dan tidak terus-menerus memaksanya untuk berkata jujur.     

Tapi itu tidaklah mudah, Celine terus mendesak ... bahkan sekarang juga mengancam akan meninggalkannya apabila Arthur tidak bercerita yang sesungguhnya.     

Arthur dapat memahami perasana Celine yang selalu dihantui dengan rasa penasaran, bahkan dia sampai merasa tidak penting lagi bagi Arthur dan keluarganya, karna selalu terabaikan dan tak pernah diajak bicara bersama-sama.     

Dia tetap menjadi orang asing dalam keluarga suaminya.     

"Baiklah, Celine, aku dapat memahamimu. Dan mungkin sudah saatnya kau tahu semuanya tentang diriku," ucap Arthur.     

"Yasudah kalau begitu, cepat katakan sekarang Arthur! Aku sudah tak sabar, dan aku tidak mau menjadi orang bodoh yang tak tahu apapun!" ucap Celine.     

"Aku bertanya sekali lagi, Celine. Apa benar kau tidak akan meninggalkanku, walau apapun yang terjadi?" tanya Arthur memastikan.     

"Iya!" Celine menjawabnya dengan tegas.     

Tak ada alasan lagi bagi Arthur untuk tidak menceritakan semua pada Celine.     

Dan mungkin ini memang sudah saatnya dia membongkar semuanya.     

"Celine, sebenarnya aku menyembunyikan semua ini untuk melindungimu dan anak kita dari keluargaku. Karna kalau mereka tahu aku sudah menikah, dan istriku sedang hamil, maka mereka akan mengambil anak kita!" jelas Arthur.     

"Kenapa harus takut? Mereka mengambil anak kita bukankah hal yang wajar? Mereka itu, 'kan memang kakek dan neneknya!" tanggap Celine, dia belum paham dengan  pembicaraan Arthur, karna dia sudah memotongnya terlebih dahulu, sebelum Arthur menjelaskan secara detail.     

"Tidak seperti itu, Celine! Mereka itu buka orang-orang baik seperti yang kau kira, begitu pula aku!" Arthur menunjuk kearah dirinya sendiri.     

"Memangnya apa maksudmu, Arthur?" tanya Celine.     

"Celine!" Arthur menggenggam tangan istrinya dengan erat. "Aku dan keluargaku adalah penganut aliran sesat, kami penyembah Iblis, dan kami adalah para Pembunuh dan kami juga, Kanibal!" ucap Arthur.     

Celine tak bergeming, kedua matanya masih memandang tajam pada kedua bola mata Arthur.     

"Asal kau tahu, Celine, kalau mereka tahu aku akan memiliki anak, maka mereka akan membunuh anak kita dengan cara menjadikannya sebagai tumbal kesaktian!" ujar Arthur.     

Wanita itu tak bisa berkata-kata lagi, dia benar-benar tak habis pikir setelah mendengarkan ucapan Arthur.     

Antara percaya dan tidak percaya. Tapi itu terdengar sangat menakutkan bagi Celine.     

"Celine, aku ingin jujur satu lagi," kata Arthur.     

"Kau ingin bicara apa, Arthur?" tanya Celine, suaranya bergetar, dengan raut wajah yang ketakutan.     

"Awalnya aku  memang tidak mencintaimu. Aku mendkatimu karna aku ingin membuat teror di sekolah ini, kau ingat dengan sikap Bu Ratu, yang menyeramkan itu?"     

Celine menganggukkan kepalanya.     

"Itu karna aku yang mempengaruhinya, aku membuat, Bu Ratu  bertingkah selayaknya psikopat, dan pembunuh berdarah dingin. Pisau lipat yang ada di tangannya memang aku yang memberikan kepadanya, aku yang menyuruhnya untuk mengancam Natasha dan Anita. Hingga pada akhirnya ada inside kecelakaan di tangga yang menimpa Natasha, itu semua aku yang melakukan, tapi aku membuat kejadian itu seakan-akan ulah dari, Bu Ratu," Pungkas Arthur.     

Kedua bola mata Celine membat sempurna, dan deru nafasnya semakin kencang.     

"Aku juga membuat Bu Ratu, membencimu, dan membuatmu membenci Bu Ratu. Sehingga dengan begitu aku ingin menyaksikan  kalian saling bersitegang dan atau bahkan saling membunuh! Aku suka adegan bunuh-bunuhan, ayahku seorang psikopat! Begitu pula aku, kami semua keluarga psikopat, kecuali Mesya. Tapi sayangnya, aku tidak tahu jika cinta datang secara tiba-tiba ... setelah Bu Ratu, meninggal karna kecelakaan, aku pikir aku akan membunuhmu, dan membuat keadaan seolah-olah dilakukan oleh pembunuh yang misterius, tapi ternayata kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasi. Karna aku malah jatuh cinta kepadamu, aku benar-benar tidak bisa terlepas darimu apalagi saat aku tahu kamu sedang mengandung anakku. Padahal anak yang ada dalam kandungmu itu bisa saja aku gunakan untuk tumbal persembahan Iblis, ritual keluargaku, tapi tangisanmu dan senyumanmu, mengusik batinku, hingga membuatku tak bisa mengendalikan diriku sendiri, cinta mengubah segalanya," tutur Arthur sejujur-jujurnya dan dengan perasaan bersalah.     

Semantara emosi Celine kian meningkat, tapi dia masih merasa penasaran untuk mendengar penjelasan Arthur selanjutnya.     

"Lalu bagaimana dengan, Bu Nada? Dia meninggal secara mengenaskan? Apa itu juga ulahmu?" tanya  Celine pada Arthur.     

"Iya," jawab Arthur dengan jujur.     

"Apa alasan kamu membunuh, Bu Nada?" tanya Celine.     

"Pertama, karna dia menganggumu, dan dia juga memiliki niat buruk kepadamu. Selain itu aku juga mengambil dagingnya untuk dijadikan santapan keluarga kami," jelas Arthur.     

Celine hampir muntah mendengarnya, tapi dia masih melanjutkan pertanyaannya, bak seorang wartawan berita.     

"Memangnya apa yang terjadi apabila kalian tidak makan daging manusia? Dan apa tujuan kalian hidup seperti ini?"     

Arthur menjawab, "Ritual yang kami lakukan bertujuan untuk hidup abadi, dan sejahtera, serta kami ingin membalaskan dendam kami kepada musuh bebuyutan kami," jelas Arthur.     

"Tapi kenapa harus melakukan itu?"     

"Aku tidak tahu tapi keluargaku sudah mengajarkan hal itu kepada kami. Dan kau tahu jika terlalu lama aku tidak mengonsumsi daging manusia maka tubuhku akan sakit, menggigil, dan kehilangan tenaga! Seperti yang kau lihat beberapa hari yang lalu!" ucap Arthur.     

Akhirnya Celine tahu mengapa Arthur sering sakit mendadak dan bisa sembuh dalam waktu yang singkat. Padahal dia tidak pergi ke rumah sakit atau pun mengonsumsi obat tertentu.     

Dai sembuh setah keluar atau jika David datang.     

Dia sembuh Setelah mengonsumsi daging manusia yang di bawakan oleh David, dan kadang dia juga datang langsung ke rumah orang tuanya untuk menikmati masakan sang ibu.     

Celine benar-benar tak tahu harus berbuat apa?     

Dia sudah terlanjur menikah dengan seorang monster.     

Dan karna Arthur pula dia memiliki hubungan yang tidak baik dengan rekan kerjanya di sekolah "Pelangi Senja"     

Kalau saja dia tidak dekat dengan Arthur, maka hubungannya dengan Ratu, akan baik-baik saja, dan mungkin saat ini Ratu juga masih hidup.     

Mengingat kematian Nada, juga membuat batinya semakin tersiksa. Terlebih Arthur mengaku membunuh Nada karna untuk melindungi dirinya.     

"Arthur! Kamu jahat, Arthur! Aku benci!" pekik Celine sambil menangis histeris.     

"Celine, maafkan aku, Celine, tolong jangan menangis ... aku tidak suka melihatmu menangis, aku mohon hentikan air mata itu," pinta Arthur, dia berusaha menenangkan istrinya.     

"Aku sudah hidup dengan seorang, Pembunuh! Bagaiamana jika anakku nanti tahu kalau ayahnya seorang, Pembunuh?!" Celine  menunjuk-nunjuk Arthur seraya memakainya habis-habisan.     

"Celine, maafkan aku ... aku mohon jangan tinggalkan aku, Celine!"     

"Aku tidak mau hidup denganmu, Arthur! Aku ingin kita pisah saja!" pinta Celine.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.