Anak Angkat

Mencurigai orang tua sendiri.



Mencurigai orang tua sendiri.

0Mentari pagi telah menyapa  Arthur dan juga Celine.     

Sejak semalam Arthur tidak tidur, dia tak sabar menunggu pagi, dan untuk mempertanyakan keberadaan putra mereka kepada orang tuanya.     

Lain halnya dengan Celine, wanita itu terlelap dengan bersandar di sisi pintu.  Mungkin ini efek karena dia yang kelelahan dan akibat beberapa cidera di tubuhnya.     

Sehingga ia tidak bisa menahan rasa kantuk.     

Beruntung ada Arthur yang dengan setia menjaganya. Pria itu tak segan memeluk dan menjaganya dari gigitan para serangga.     

Sepanjang malam itu pun Arthur terus memandangi istrinya yang tengah tertidur lelap.     

Dia merasa kasihan kepada Celine, karena dirinya hidup Celine menjadi tak tenang.     

Baru saja dia merasakan kebahagian sebagai seorang ibu baru, akan tetapi dia harus menerima penderitaan karena ditinggalkan oleh buah hatinya.     

***     

Matahari sudah mulai meninggi, dan tepat disaat itu muncul sebuah mobil yang memasuki area rumah mewah itu.     

"Arthur langsung tersentak dan segera membangunkan istrinya.     

"Celine ... bangun," bisik Arthur.     

Kemudian wanita itu mulai membuka mata.     

Mereka dikejutkan dengan kehadiran Charles serta Arumi yang keluar dari dalam mobil.     

"Ayah, Ibu?"  ujar Arthur yang tampak keheranan.     

"Da-dari mana, kalian?" tanya Arthur.     

Arumi pun berjalan mendekati putranya.     

"Eh, kalian sedang apa di sini?" tanya Arumi.     

Arthur dan Celine hanya bisa terdiam saja menanggapi pertanyaan Arumi, keduanya malah saling memandang.     

Mereka tak habis pikir jika ternyata orang yang sejak semalam mereka tunggu-tunggu itu, ternyata tidak ada di rumah.     

Arthur pun terdiam untuk beberapa saat da enggan menceritakan peristiwa yang menimpa anaknya secara tergesa-gesa.     

"Ayo masuk ke dalam!" ajak Arumi.     

Seraya membuka pintu rumahnya  dia bergumam kepada Arthur dan Celine.     

"Kalian harus cerita kepada  Ibu, tentang alasan kalian yang sampai menginap di tempat, ini!" ujar Arumi.     

Athur dan Celine pun memasuki rumah itu tanpa menolaknya.     

Sejak semalam Arthur sudah tidak sabar lagi menahan amarahnya, namun kini dia menahan diri untuk melampiaskan amarahnya itu.     

Dia masih terlalu ragu, akan kebenaran firasatnya. Terlebih Charles dan Arumi terlihat biasa saja. Seperti tak ada rasa ketakutan atau was-was sama sekali.     

Apabila mereka benar-benar melakukannya ... harusnya mereka akan terlihat berbeda. Buktinya saja mereka juga tidak ada di rumah saat kejadian.     

Setahu Arthur setiap mengadakan ritual apapun, mereka tak pernah keluar dari rumah. Mereka selalu mengadakannya di rumah ini.     

Karena mereka memiliki tempat khusus untuk melancarkan segala keperluan ritual.     

Oleh karena itulah, Arthur berusaha untuk mencari tahu lebih dulu, dia tidak mau terjadi salah paham dan permusuhan apabila dugaannya itu tidak benar.     

"Ayo duduk, dan katakan kepada kami, apa alasan kalian menunggu kami di depan pintu?" tanya Arumi.     

Arthur masih tak mengeluarkan sepatah katapun. Diam-diam dia sedang meneliti setiap gelagat kedua orang tuanya.     

Seperti yang ia ketahui jika mereka itu memang sangat manipulatif. Mereka yang di mata orang lain adalah sosok yang sangat baik, dan kaya-raya, namun kenyataannya tidaklah murni benar! Mereka menang kaya-raya, tapi mereka bukakanlah orang baik seperti yang dilihat. Justeru sebaliknya mereka adalah orang terjahat di dunia ini bagi Arthur.     

Arthur tidak mau kalau sampai tertipu oleh orang tuanya sendiri.     

"Di mana cucuku? Kenapa sejak tadi aku tidak melihatnya?" tanya Arumi.     

"Bu, Langit, menghilang," jawab Celine.     

"Benarkah? Kamu tidak sedang berbohong, 'kan?" tanya Arumi memastikan.  Dia pura-pura kaget atas menghilangnya Langit.     

"Kenapa, bisa hilang?!" Arumi sampai berteriak, "kalian ini kenapa tidak bisa menjaga cucuku?! Terutama kamu, Celine!" bentak Arumi seraya menunjuk-nunjuk kearah Celine.     

"Tapi, saya—"     

"Celine! Kamu itu istri macam apa? Menjaga anak saja tidak becus!" maki Arumi terhadap Celine.     

"Tapi, Langit menghilang kerena ada yang menculiknya, Bu! Bahkan mereka sempat melukaiku!" tegas Celine.     

Tapi Arumi pura-pura tidak mengetahuinya. Padahal dia sudah tahu cerita yang sesungguhnya dan Celine memang tidak bersalah ataupun teledor. Memang menculikan itu sudah direncanakan sejak awal.     

Melihat sang ibu yang memojokkan  istrinya. Arthur pun tidak terima.     

Dan dia yakin jika Ibunya memang benar-benar terlibat, karena dia mendapati ada perubahan mencolok dalam tubuh ibu dan ayahnya.     

Mereka terlihat sangat berbeda, mereka terlihat jauh lebih muda dari sebelumnya.     

Meski penampilan mereka tidak berubah dan masih seperti biasa, tetapi Arthur dapat membedakannya.     

Mereka jauh lebih segar, tak ada kerutan sedikit pun yang nampak, bahkan wajah Arumi dan Celine, kalau diperhatian secara seksama terlihat sepantaran.     

Perubahan mereka tidak terlihat mencolok karena mereka tidak mengubah cara berpenampilan mereka, terutama dalam segi berpakaian, dan, Arumi pun juga tetap menggunakan gaya riasan yang sama seperti biasa.     

Mungkin Celine tidak menyadari akan hal itu, tapi Arthur sangat menyadari perubahan itu.     

Bahkan lingkar mata Arumi yang awalnya sudah terdapat garis kerutan itu kini sudah tidak tampak lagi.     

Arthur benar-benar yakin jika mereka lah yang menculik putranya.     

"Celine! Dulu Arthur itu anak penurut bagi kami," kata Arumi. "Tapi setelah dia mengenalmu, Arthur malah melupakan kami!" Arumi memasang wajah kecawa pada Celine.     

"Hentikan, Ibu!" bentak Arthur.     

Seketika keadaan hening dan Celine pun terus berusaha menenangkan Arthur.     

"Sayang, bersabarlah ...." Ujar Celine.     

Sandiwara Arumi masih berlanjut.     

"Arthur, kenapa kamu menbentak, Ibu?"  tanya Arumi yang berakting bersedih.     

"Kamu itu semakin lama, semakin tidak sopan kepada, Ibu!" ujar Arumi. "Dan itu semua karena wanita, itu!" Arumi menunjuk kearah  Celine.     

"Cukup, Ibu! Jangan bersandiwara lagi! Dan aku juga sudah tahu dalang dari penculikan Langit itu adalah, Ibu!" tegas Arthur.     

"Sayang, tahan emosimu," bisik Celine seraya mengusap-usap bagian dada Arthur.     

"Celine! Orang tua ini sangat manipulatif! Dan aku juga yakin jika mereka itu hanya berpura-pura tidak tahu apa-apa! Dan sebenanya, merekalah yang telah menculik anak kita!" ujar Arthur dan Charles pun langsung menimbrung pembicaraan mereka.     

"Hei, Nak! Kamu jangan asal bicara! Kami memang tidak tahu apa-apa! Kami ini baru saja pulang dari vila!" Kata Charles.     

"Oh, ya?" Arthur berkata dengan gaya meledak.     

"Bisa-bisanya kamu menuduh kami yang tidak-tidak!" imbuh Charles.     

Tentu saja Arthur pun tidak percaya begitu saja dengan apa yang diucapan oleh Pak Charles.     

"Aku lihat, penampilan kalian sekarang jauh barbeda. Wajah, Ibu, juga tampak berbeda!" sindir Arthur dengan raut wajah yang sinis.     

Mendengar ucapan Arthur itu membuat Arumi dan Charles terdiam sesaat.     

'Sialan, jadi mereka itu sudah mencurigaiku, ya?' batin Arumi.     

Charles pun segera menyangkal tuduhan Arthur.     

"Hei, kau ini jangan asal bicara Arthur! Kau sudah tahu 'kan jika kami ini sudah awet muda sejak dulu!" tanya Charles.     

"Ayo katakan kepada Ayah apa yang menggangu pikiranmu hingga terlihat kacau begini?"     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.