Anak Angkat

Saling Menjatuhkan



Saling Menjatuhkan

0"Kak, Arthur!" teriak Lizzy.     

Arthur masih tersungkur di atas lantai, akibat tendangan Charles tadi.     

Dan linggis yang ia pegang telah terjatuh.     

Charles yang melihatnya segera mengambilnya.     

Tanpa ragu Charles hendak menghunjamkan benda itu kearah Arthur.     

Namun Lizzy mencoba menghentikanya.     

"Ayah! Jangan sakiti, Kak Arthur!" teriak Lizzy.     

Mendengar teriakkan itu Charles mengurungkan niatnya.     

Lagi pula dia juga masih belum yakin untuk membunuh Arthur. Bagaimana pun Arthur itu darah daginganya.     

Rasanya terlalu kejam kalau dia benar-benar akan membunuh Arthur.     

Ditambah lagi Arumi ingin agar suatu saat nanti anak-anaknya kembali berkumpul bersamanya, dan mereka hidup kekal abadi bersama-sama.     

"Ayah! Kau ini bukan manusia! Kau tidak pantas menjadi manusia! Aku benci Ayah! Aku menyesal dilahirkan dalam keluarga ini!" teriak Lizzy, yang terus memaki sang Ayah.     

Arumi tak tahan mendengar mulut Lizzy yang mengolok-olok Charles, dan bahkan Lizzy berkata jika dia menyesal telah dilahirkan dalam keluarga ini. Seketika wanita itu pun berjalan mendekat dan membekap mulut Lizzy.     

"Bisa tidak kalau mulutmu ini, diam?" ujar Arumi.     

"Ump! Ump! Lepaskan ...!" teriak Lizzy.      

"Diam!" hardik Arumi.     

Tetapi Lizzy tidak mau diam. Dia terus meronta untuk melawan sang Ibu. Arumi juga semakin memperkencang telapak tangannya, yang menempel di depan mulut Lizzy.     

Lizzy yang sudah tidak tahan lagi malah menggigit tangan ibunya.     

"AKH!" teriak Arumi dengan reflek melepaskan tangannya dari mulut Lizzy.     

Kemudian Lizzy menendang perut ibunya.     

Duak!     

"Maaf, Ibu!" ujar Lizzy seraya berlari menghampiri Charles. Dan dia berusaha merebut linggis yang ada di tangan Charles. Lizzy masih takut jika benda itu akan digunakan oleh Charles untuk menyakiti Arthur.     

"Hei, apa yang kau lakukan, Lizzy?!" pekik Charles.     

"Berikan benda ini kepadaku, Ayah!" pinta Lizzy.     

"Tidak mau! Aku harus memberi pelajaran kepada, Anak Nakal, ini! Bila perlu aku akan membunuhnya!" bentak Charles. Sebenarnya itu hanya gertakan saja. Charles sendiri tidak benar-benar akan membunuhmu Arthur. Dia itu salah satu anak lelaki di keluarga ini. Dan Arthur adalah satu-satunya anak yang paling ambisius. Dulu Arthur yang paling antusias saat Charles mengajakanya membunuh orang, dan yang sering mereka sebut sebagai pesta. Charles yakin jika suatu saat Arthur akan menjadi pewaris kitab yang selanjutnya.     

Hanya saja akhir-akhir ini Arthur mulai berubah, setelah ia bertemu dengan Celine.     

Charles yakin jika hati anaknya itu bisa luluh, dan kembali menjadi sosok Arthur yang ia kenal, apabila Arthur dipisahkan dari Celine.     

"Ayah, mana benda itu! Berikan kepadaku!" tetiak Lizzy.     

"Jangan berisik! Karena Ayah ingin menunjukkan bagaiamana rasanya mati!" ancam Charles pada Lizzy.     

"Jangan bunuh, dia! Dia itu, Kakakku!" pekik Lizzy. Kemudian gadis itu kembali berusaha merebutnya lagi.     

Akhirnya malah terjadi pergulatan antara Lizzy dan Charles.     

"Berikan kepadaku!" teriak Lizzy.     

"Minggir, Lizzy!" teriak Charles.     

Melihat sang Ayah sedang sebuk memperebutkan sebuah linggis bersama dengan Lizzy.     

Saat itu Arthur meraih pisau yang ada di dekatnya.     

Dan dia handak menghunjamkan pisau itu ke tubuh Charles. Namun Arumi yang melihatnya tak tinggal diam.     

Dia juga meraih satu buah parang berukuran besar untuk melawan Arthur.     

"Kak Arthur, awas!" teriak Lizzy memperimgatkan.     

Arumi pun mengayunkan parangnya kearah Arthur, tetapi berkat teriakan Lizzy, Arthur menundukkan kepalanya, sehingga parang itu malah mendarat di  perut Charles.     

Crok!     

"Akh!" Charles langsung menjatuhkan tubuhnya di atas lantai.     

Kedua mata Arumi membulat sempurna.     

"Charles!" teriaknya seraya menghampiri sang suami.     

"Kau tidak apa-apa, Charles?!" tanya Arumi yang panik.     

"Akh! Arumi, kenapa kau malah menyerangku?" Charles tampak kesakitan.     

"Maaf, Charles! Seranganku meleset, dan ini semua gara-gara  anak, itu!" teriak Arumi seraya menunjuk ke arah Lizzy. Sorot matanya dipenuhi dengan kemarahan.     

Namun Lizzy tak peduli dia malah membantu Arthur untuk bangkit.     

"Ayo, cepat bangun, Kak Arthur!" suruh Lizzy.     

Kemudian pelan-pelan Arthur bangkit.     

"Lizzy, ayo kita serang mereka, mumpung sedang lengah begini," lirih Arthur di telinganya Lizzy. Arthur ingin mengajak Lizzy untuk bekerja sama dalam membunuh orang tua mereka.     

"Baik, Kak!" Lizzy juga meraih sebuah kapak besar yang akan ia gunakan untuk menyerang sang ibu.     

Arthur dan  Lizzy mendekati mereka. Dan Lizzy juga mengangkat kapak itu kearah Arumi  tetapi Charles yang melihatnya lengsung menarik tubuh Arumi lalu mengajaknya menyingkir.     

"Awas minggir, Arumi!" teriak Charles.     

Serangan Lizzy pun  meleset dan mata kapaknya  mendarat di lantai.     

Sedangkan Charles segera bangkit dan berusaha untuk memberikan perlawanan.     

Kemudian mereka berempat pun saling bergulat, Lizzy dengan Arumi, dan Arthur melawan Charles.     

Arthur hendak menghunjamkan pisau itu ke tubuh Charles. Namun lagi-lagi Charles berhasil menghindar.     

Arthur tak menyerah, dan dia berusaha menghabisi ayahnya. Sudah tidak ada lagi rasa belas kasihan bagi Arthur. Yang ada di matanya Charles itu bukanlah manusia malainkan Iblis.     

"Tunggu, Arthur!" teriak Charles.     

"Ada apa lagi, Ayah?!" tanya Arthur.     

"Kita hentikan semua ini, Arthur! Ayo kita kembali damai!" pinta Charles. "Ayo, kita hidup bersama-sama lagi, Nak! Ayah akan mengembalikan istrimu lagi," ujar Charles yang mencoba bernegosiasi.     

Mendengar istrinya akan dikembalikan Arthur kembali diam.     

"Ayah akan mengembalikan Celine? lalu apa kalian juga bisa mengembalikan putraku?!" tanya Arthur dengan dengusan napas yang menggebu-gebu.     

"Maaf, Nak! Soal itu kami tidak bisa mengembalikannya," ucap Charles.     

"Kenapa? Karena kalian sudah membunuh, ya? Makanya tidak bisa mengembalikan anak saya?!"     

Charles pun terdiam sesaat.     

***     

Sementara itu Lizzy masih berkelahi dengan sang Ibu, Arumi hendak menghunjam Lizzy dengan pedang di tangannya. Tetapi Lizzy berhasil menghindar.     

Dia kembali mengangkat kapaknya dan giliran dia yang hendak menggunakan kapak itu untuk menyerang Arumi.     

Melihat hal itu Charles tak tinggal diam. Dia mengabaikan Arthur, dan beralih mendekati Arumi. Charles segera meraih pedang berukuran besar. Dan kini dia menghalau kapak milik Lizzy yang hendak menyerang Arumi dengan pedang itu.     

Arthur tampak geram, dan dia pun mendekap sang Ibu, lalu Arthur mengalungkan pisaunya di leher sang ibu.     

"Ayah! Bagaiamana kalau aku membunuh, Ibu?" ancam Arthur seraya tersenyum sinis.     

"Hentikan, Nak! Dia itu ibumu! Apa kau benar-benar tega akan membunuhnya?" tanya Charles.     

"Aku tidak peduli! Dia saja tega membunuh cucunya sendiri!"     

Lizzy tak tinggal diam, dia kembali mengangkat kapaknya lagi.     

Di dalam ruangan itu memang terdapat banyak  sekali benda-benda tajam yang memang sengaja dijadikan koleksi oleh Charles. Dan benda-benda koleksi pria itu kini menjadi alat bagi mereka untuk saling menjatuhkan.     

Tanpa ragu Lizzy mengayunkan kapak itu lagi, dan kini kapaknya benar-benar mendarat di tubuh Charles yang sedang lengah.     

Crok!     

"Akh ...." Charles terjatuh.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.