Anak Angkat

Antara Salsa Dan Arthur



Antara Salsa Dan Arthur

0"Dia itu namanya, 'Salsa' si Pemilik, warung 'Soto Salsa' Kak Celine," ujar lizzy.     

"Dari mana kamu tahu, kalau dia yang bernama, Salsa?'" tanya Celine.     

"Ya, aku tahu, karena tadi aku tidak sengaja mendengar ada pelanggan yang menyebut namanya," jawab Lizzy.     

"Ah, begitu, ya?"     

Sedangkan Arthur juga terdiam sesaat.     

Mendengar nama  'Salsa' dia menjadi teringat akan suatu hal.     

Dulu saat ia masih duduk di bangku SMP, dia pernah mendekati gadis SMA yang bernama Salsa. Dan pada waktu itu dia melakunanya demi untuk menjatuhkan David. Seperti yang diketahui David dan Arthur yang dulu memanglah tidak akur.     

"Arthur, kamu kenapa?" tanya Celine.     

"Eh, tidak apa-apa, kok!" jawab Arthur yang sedikit tersentak.     

"Aku lihat kamu itu malah melamun," kata Celine.     

"Ah, masa, sih?"     

"Ah, yasudah habiskan makanannya sekarang juga," ujar Celine.     

"Iya, Sayang," kata Arthur.     

Namun dalam hati Arthur masih terngiang-ngiang nama itu.     

Masih teringat betul, dulu saat ia membuat gadis itu ketakutan, lalu pergi entah kemana.     

'Ah ... sudahlah ... sebaiknya aku tidak perlu memikirkan hal ini,'     

'Di dunia ini aku yakin ada banyak wanita memiliki nama yang sama, artinya nama yang mereka sebut tadi belum tentu Salsa yang dulu aku kenal,' bicara Arthur di dalam hati.     

Seusai makan malam, mereka kembali ke kamar masing-masing.     

Arthur dan Celine pun masuk ke kamar secara bersama-sama.     

Sambil duduk di atas kasur mereka berdua saling mengobrol.     

"Arthur, apa tujuanmu setelah ini?" tanya Celine.     

"Entalah, tapi yang pastinya aku akan membuka usaha baru untuk masa depan kita," jawab Arthur.     

"Arthur, apa aku juga boleh bekerja?" tanya Celine.     

Dan mendengarnya Arthur, pun terdiam sesaat.     

"Kenapa kamu ingin bekerja?" tanya Arthur.     

"Ya, karena aku ingin membantumu, Arthur," jawab Celine. Kemudian Celine menundukkan kepalanya.     

"Dan, sekarang ... Langit juga sudah tidak ada, aku kesepian. Aku harus mencari kesibukan untuk melupakan semua itu." Pungkas Celine.     

Arthur mengusap pundak sang istri.     

"Sabar ya, Sayang," bisik Arthur     

"Maafkan aku, Celine, karena diriku hidupmu menjadi menderita," Arthur memeluk Celine.     

"Aku harap setelah ini, kita bisa hidup dengan tenang, Celine. Karena Ibu dan Ayah sudah tidak mengganggu kita lagi," kata Arthur dan Celine menganggukkan kepalanya.     

***     

Esok harinya, Celine dan Lizzy pergi keluar rumah bersama-sama lagi.     

Mereka pergi ke sebuah pasar tradisional yang letaknya tak jauh dari tempat tinggal mereka.     

"Kira-kira, apa lagi yang akan kita beli?" tanya Lizzy.     

"Cabai sudah ada belum?" tanya Celine.     

Lizzy melirik kearah tas belanjanya.     

"Belum, Kak!" jawab Lizzy.     

"Baiklah! Ayo kita ke sana!" Celine menunjuk kearah Pedagangan Cabai. Mereka berjalan dengan membawa tas belanjaan yang penuh dengan sayuran dan bumbu dapur secara bersamaan.     

Dan di sana mereka malah bertemu dengan Salsa.     

"Halo, Kak Salsa?" sapa Lizzy dengan ramah.     

"Hai, kalian ... yang kemarin beli soto di tempat jualanku, ya?" tanya Salsa.     

"Iya, benar! Kak Salsa, sedang belanja?" Lizzy bertanya lagi.     

"Iya!" Salsa menjawab seraya tersenyum.     

"Kak Salsa, sendirian?"     

"Iya, suami saya sedang ada urusan, sehingga tidak bisa menemani saya," jawab Salsa.     

"Oww," Lizzy mengangguk paham.     

Kemudian Salsa pun mengulurkan tangan kearah Lizzy dan Celine.     

"Oh, iya! Kita ini belum berkenalan, loh!" kata Salsa.     

"Tapi, saya sudah tahu nama, Kakak!" jawab Lizzy. Sedangan Celine hanya tersenyum menanggapinya.     

"Iya, tapi aku belum tahu siapa nama kalian," ujar Salsa.     

"Oh, iya! Perkenalkan nama saya, 'Celine!'" ucap Celine seraya menjabat tangan Salsa.     

"Kalau kamu," Salsa beralih pada Lizzy.     

"Nama saya, 'Lizzy!'" jawabnya.     

"Wah, senangnya aku mendapatkan teman baru seperti kalian," ucap Salsa sambil tersenyum.     

Kemudian mereka pun melanjutkan membeli bahan masakan yang sedang mereka cari.     

Dan mereka pun terus mengobrol, hingga selesai berbelanja lalu keluar dari dalam pasar.     

Mereka berjalan secara bersamaan.     

"Kakak, pulang naik apa?" tanya Lizzy pada Salsa.     

"Aku tidak tahu, mungkin aku akan naik ojek," jawab Salsa.     

Kemudian Celine menimbrung pembicaraan Salsa dan Lizzy.     

"Kita searah, kenapa tidak pulang bersama kami saja? Suamiku sebentar lagi juga sampai, dia sedang dalam perjalanan dengan mobilnya," ujar Celine kepada Salsa.     

"Ah, tidak usah! Aku akan pulang dengan ojek saja, " ujar Salsa.     

"Tidak apa-apa, kita pulang bersama saja, lagian belanjaanmu juga banyak sekali, Salsa," bujuk Celine.     

Dan akhirnya Salsa pun menerima ajakan Celine.     

Sambil menunggu kedatangan Arthur mereka duduk di sebuah warung pecel pinggir jalan.     

Dan mereka menikmati masing-masing satu porsi pecel secara bersamaan.     

Tak lama terparkir mobil hitam tepat di sebrang jalan.     

"Eh, itu Kak Arthur!" tugas Lizzy.     

"Arthur?" Kedua bola mata Salsa tiba-tiba menajam.     

Namun dengan santainya Celine berkata, "Iya, itu suamiku, namanya 'Arthur' nanti akan aku kenalkan kepadamu," ujarnya.     

Sementara itu Salsa masih terdiam dengan pikirkan yang penuh tanda tanya.     

'Tidak mungkin, 'kan kalau itu 'Arthur Davies?' Lagi pula mana mungkin juga dia memiliki seorang istri?'     

'Yang ada istrinya akan mati karena dibunuh olehnya!' cercanya di dalam hati.     

'Ah, aku ini terlalu mencemaskan sesuatu yang tidak mungkin terjadi,' Salsa pun mencoba menenangkan dirinya sendiri bahwa yang ia lihat itu bukanlah Arthur Davies, seorang pria yang telah membuat hidupnya hancur dan digelayuti dengan ketakutan hingga sekarang.     

Kemudian Lizzy melambaikan tanganya.     

"Di sini, Kak!" teriaknya kearah mobil yang sedang terparkir itu.     

Tak lama seorang pria tampan nan gagah keluar dari dalam mobil itu.     

Dan Salsa masih terdiam dengan wajah ketakutannya.     

Arthur masih menggunakan kaca mata hitam, namun dari perawakannya Salsa menyadari jika itu memang Arthur. Hanya saja Salsa masih belum bisa percaya seratus persen apabila belum melihatnya dari jarak dekat.     

Dan setelah mendekat Arthur membuka kaca mata hitam yang menghiasi kedua netranya itu.     

Salsa dan Arthur saling memandang.     

Keduanya saling mematung, dan seakan tak percaya mereka telah di pertemukan kembali.     

"Salsa?" panggil Arthur.     

Dan seketika. Salsa pun langsung membuang muka, lalu dia mengangkat keranjang belanjaannya dan berlalu pergi.     

"Kak Salsa! Mau kemana?!" teriak Lizzy. Akan tetapi Salsa tidak menghiraukan penggilan itu, justru dia malah mempercepat langkahnya. Bahkan dia sudah menyebrang jalan raya, dan memanggil seorang Tukang Ojek.     

Celine menatap nanar kepergian Salsa. Dia bingung dengan sikap Salsa ini. Bahkan Arthur juga tampak sangat berbeda.     

"Arthur, sebenarya apa yang sudah terjadi?" tanya Celine pada Arthur.     

Kemudian Arthur melupakan Salsa dan kini beralih memandang Celine. "Ada suatu hal, Celine," jawab Arthur.     

"Hal apa? Ayo katakan kepadaku, Arthur!" pinta Celine.     

"Kita pulang dulu saja, nanti aku akan menceritakan semuanya ketika di rumah," kata Arthur.     

Celine menganggukkan kepalanya.     

"Baiklah, ayo pulang sekarang!" ajak Celine.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.