Anak Angkat

Perasaan Arumi



Perasaan Arumi

0<=Di kediaman keluarga Davies=>     

Tampak Arumi dan Charles yang tengah asyik menyantap hidangan makan malam mereka.     

"Sayang, kenapa tidak bersemangat seperti itu?" tanya Charles pada istri.     

Sementara Arumi masih duduk sambil menatap piring berisi makanan, namun belum tersentuh sama sekali.     

Pikiran wanita paruh bayah itu sedang kacau.     

"Ayolah, Sayang, dimakan dulu makanan yang ada di piringmu itu!" suruh Charles.     

Namun Arumi malah menaruh  sendok dan garpunya secara kasar, di atas piringnya.     

"Aku tidak nafsu makan, Charles!" ujar Arumi.     

"Kenapa lagi? Apa yang membuatmu tak bersemangat seperti ini?" tanya Charles.     

"Aku rindu anak-anakku," jawab Arumi.     

Seketika keadaan tampak hening.     

Charles mengusap bagian punggung sang istri.     

"Tenanglah, Sayang, tak lama lagi, seluruh anak-anak kita akan pulang. Tanpa terkeculi!" pungkas Charles meyakinkan sangat istri.     

Arumi termangu, dia masih tak yakin jika putra-putrinya akan kembali berkumpul dengannya, sedang mereka saja malah secara terang-terangan ingin membunuh orang tuanya. Permasalahan yang kemarin benar-benar masalah terbesar dalam keluarga mereka.     

Arthur dan Lizzy pergi meninggalkanya dalam keadaan yang tidak baik.     

Mereka tak pamit sama sekali. Tidak seperti Mesya dan David pada saat itu. Medku sempat adu cekcok, namun mereka masih sempat berpamitan kepada Arumi dan Charles.     

Arumi tahu ini juga karena kesalahannya, tetepi dia tidak mau Arthur dan Lizzy menentangnya.     

Terutama Arthur, meski mereka sudah mengorbankan putra tercinta dari Arthur, tetapi bagi Arumi itu adalah wujud dari ketaatan anak kepada orang tuanya.     

Karena anak itu dikorbankan untuk keabadian hidup orang tuan mereka. Harusnya Arthur tidak perlu marah, atau sampai menganggapnya bukan orang tua lagi.     

Namun sayangnya keadaan telah berubah, Arthur bukan lagi anak lelaki yang mereka kenal dulu, dia sudah menjadi Arthur yang memiliki hati dan perasaan cinta terhadap pasangannya, dan keluarga kecilnya.     

Arumi sangat menyayangkan hal itu. Dan sampai kapan pun dia tidak rela apabila harus kehilangan Arthur dan anak-anak yang lainnya.     

Mereka harus tetap menjadi anak-anak yang penurut bagi Arumi dan Charles.     

Namun semakin lama, mereka malah menunjukkan sikap tak acuh mereka kepada orang tuanya.     

Hal itu membuat Arumi. Sakit hati.     

"Charles, tapi apa kau yakin jika mereka masih untuk mau kembali kepada kita?" tanya Arumi yang masih merasa ragu.     

"Sayang, kita harus yakin. Memangnya apa yang tidak bisa kita lakukan di dunia ini?" tanya Charles, seraya menggenggam erat tangan istrinya.     

Arumi hanya terdiam saja  dengan keraguan di hatinya.     

Namun Charles tetap berusaha meyakinkan istrinya, bahwa mereka pasti berhasil membawa anak-anak mereka kembali.     

Arumi hanya ingin anaknya kembali berkumpul bersamanya, dan hidup bahagia seperti dahulu kala.     

Dan mereka tetap menjadi anak penurut dan selalu ada untuk orang tuanya.     

Tidak seperti sekarang. Semuanya sudah berubah.     

Bahkan Lizzy, si gadis polos yang harusnya dengan mudah ia pengaruhi itu kini juga menjadi gadis pemberontak.     

Harapan hidup abadi dan memiliki keluarga besar, serta memiliki banyak anak yang selalu menuruti perintah orang tuanya ... seakan kandas.     

Karena mereka yang lebih memilih meninggalkan orang tuanya.     

Namun tak ada kata menyerah bagi Charles dan Arumi.     

Mereka pun sudah merencana hal buruk kepada anak-anaknya. Dan rencana yang bertujuan membuat mereka kambali ke keluarga ini. Dan hidup bahagianya dalam satu atap     

"Sayang, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Arumi pada Charles.     

"Seperti yang kubilang pada waktu itu. Biarkan mereka hidup sesuka hati mereka dulu. Dan ketika mereka dalam keadaan lengah, kita akan melumpuhkan mereka, lalu membawanya pulang sekarang!" ujar Charles.     

"Tapi—'     

"Arumi, mereka tidak akan bisa mengalahkan kita. Mereka akan bersujud di bawah kaki kita suatu saat nanti!" tegas Charles penuh yakin.     

"Bagaimana kau bisa seyakin ini?" tanya Arumi.     

"Mereka tidak bisa membunuh kita, tapi kita bisa membunuh mereka. Yah ... itu bisa kita gunakan seabagai anacaman!" ujar Charles sambil tersenyum. "Ah ... sudahlah, Arumi ... jangan pikirkan anak-anak itu, sekarang kita nikmati waktu berdua kita. Sampai keadaan tenang dan kita akan kembali membuat keributan lagi," pungkas Charles seraya memegang lembut dagu istrinya.     

Arumi tersenyum, dan dia meraba lembut wajah Charles.     

"Aku sangat mencintaimu Charles ...."     

"Aku juga sangat mencintaimu, Arumi,"     

***     

Untuk beberapa bulan kedepan, Arumi dan Charles berusaha untuk tidak mengusik kehidupan anak-anak mereka sama sekali, hingga mereka benar-benar lengah.     

Dan kini mereka lebih sering menghabiskan waktu berdua saja, dengan bermesraan.     

Charles dan Arumi, sudah seperti sepasang pengantin baru.     

Ritual persembahan seorang bayi, di malam itu, membuat segalanya telah berubah.     

Mereka menjadi awet muda. seiring berjalannya waktu, wajah mereka semakin terlihat muda.     

Arumi jauh lebih cantik, dan Charles juga jauh lebih tampan, dari sebelumnya.     

Dan dari sinilah, godaan mulai datang.     

Ada beberapa gadis yang mulai tertarik dengan Charles.     

Salah satunya bernama Ariska.     

Dia adalah tetangga baru, yang letak rumahnya bersebrangan dengan Rumah Arumi dan Charles.     

Setiap pagi gadis itu berdiri di depan gerbang, dan memandang Charles yang tengah duduk santai sambil membaca buku.     

Gadis itu tidak tahu usia Charles yang sebenarnya.     

Dia pikir Charles adalah pria berusia 25 tahunan yang sepantaran dengannya.     

Dan gadis itu juga sudah tahu, jika Charles memiliki seorang istri.     

Namun dia tak peduli, wajah tampak Charles mampu membuatnya tertarik untuk selalu memandang Charles secara diam-diam.     

***     

"Charles, kau tidak sadar juga?" sindur Arumi.     

"Ada apa?" Charles mengusap wajah istrinya.     

"Kau lihat tetangga baru kita yang masih muda itu, mulai tertarik kepadamu," ujar Arumi.     

"Ah, dia?" Charles menunjuk gadis itu dengan lirikan matanya.     

Arumi mengangguk, "Benar." Jawabnya.     

"Kau tidak cemburu ada seorang wanita yang jauh lebih muda, menyukaiku?" sindir Charles pada Arumi.     

"Tidak." Jawab Arumi dengan singkat.     

"Kenapa? Kau sudah tidak mencintaiku lagi, Arumi?" tanya Charles sedikit penik.     

"Bukan begitu, Charles! Hanya saja aku tidak perlu melakukan hal bodoh, seperti cemburu dengan gadis itu," tanggap Arumi.     

"Kenapa?" tanya Charles.     

"Karena aku tahu jika aku jauh lebih baik dari dia! Wajah gadis itu akan segera jelek dan menua, sedangakan aku ... aku akan cantik selamanya! Bahkan semakin cantik!" ujar Arumi dengan penuh keyakinan.     

Charles pun tersenyum, lalu mengecup kening istrinya.     

Kemudian Arumi melirik dengan tajam kearah gadis itu.     

"Kau coba bersikaplah ramah kepadanya, Sayang," suruh Arumi pada Charles.     

"Apa kau punya rencana lain?" tanya Charles.     

Arumi tersenyum tipis dan bertanya balik kepada Charles.     

"Apa aku perlu mejelaskanya kepadamu?"     

Charles dan Arumi saling memandang ... lalu mereka tersenyum secara bersamaan.     

"Baiklah, istriku, Sayang. Aku akan melakukan apa yang kau perintahkan," ucap Charles.     

"Terima kasih, Charles, nanti aku akan membuatkan olahan daging yang enak,"     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.