Anak Angkat

Tidak Ada Ampun



Tidak Ada Ampun

0"Aku mohon tolong lepaskan aku, aku benar-benar belum siap untuk mati," pinta Andre yang memohon kepada Charles.     

"Percuma, Nak, kau tidak perlu memohon kepada kami, karena kami tidak bisa melepaskanmu," tukas Charles.     

"Aku mohon, Pak Charles ... beri aku kesempatan untuk hidup,"     

"Sudahlah, labih baik kamu tenangkan dirimu ... rasanya tidak akan sakit jika kamu pasrah," ujar Charles.     

Andre malah semakin tidak tenang dengan ucapan Charles yang terdengar begitu menyeramkan di telinganya.     

Bagaimana bisa tenang jika ajalnya sudah ada di depan mata dan tentunya dengan cara yang tragis.     

Netra Andre kembali mengarah kepadamu Arumi.     

Dan wanita itu kini tengah berjalan mendekat kearahnya.     

Darah dari kepalanya masih menetes serta menghiasi lantai dan menebarkan aroma anyir yang benar-benar menggangu indra penciumannya. Bahkan Andre merasa ingin muntah karenanya.     

Pria itu semakin ketakutan saja.     

Sosok Arumi yang tadinya terlihat sangat cantik mempesona kini berubah menjadi sosok wanita yang sangat menyeramkan.     

Meski wajahnya berlumuran dengan luka yang cukup parah, akan tertapi Arumi masih sanggup berjalan, walau sedikit tertatih. Arumi membawa sebuah kapak dengan cara menyeretnya. Bibirnya menyeringai, dan kepalanya sedikit condong ke kanan.     

"Tolong! Jangan mendekat!" sergah Andre seraya meronta dan berusaha untuk kembali berdiri, namun tangan Charles kembali menarik kaki pria itu. Andre kembali terjatuh, namun dia berusaha bangkit walau masih kesulitan, dan tak berhasil.     

Bahkan kuku tangan Charles menancap di bagian betis Andre.     

Pria itu tampak kesakitan.     

"Hei, Nak! Kalau kamu bergerak, kuku jemariku ini akan menancap lebih dalam lagi," tukas Charles yang memperingatkan Andre.     

Namun Andre tidak peduli, dia tetap meronta dan berusaha untuk berlari, dia tidak peduli jika hanya kakinya yang terluka akibat kuku yang menancap, karena kapak yang ada di tangan Arumi jauh lebih menyeramkan.     

Dia masih sayang dengan nyawanya, ketimbang hanya kaki saja.     

"Aku bilang jangan lari, Nak! Kata Charles.     

"Aku mohon! Tolong lepaskan aku, Pak Charles!" teriak Andre seraya menangis histeris. Dia benar-benar sudah melupakan wibawanya.     

Namun Charles tidak peduli dan dia tetap mencekam kaki Andre, bahkan sekarang menggunkan kedua tangan.     

Tenaga Charles benar-benar sangat kuat, hingga dia tak bisa bergerak sedikit pun.     

"Tolong ... lepaskan aku ...." Pinta Andre dengan suara yang lemah.     

"Haha! Haha! Aku sangat menyukai saat-saat seperti ini!" ujar Arumi seraya tertawa dengan lantang lalu wanita itu pun kembali mengayunkan kapaknya.     

"TIDAK ...!" teriak Andre seraya memejamkan matanya, dan dengan reflek kedua tangannya menutup wajahnya.     

Jlub!     

Rupanya Arumi tidak benar-benar menghujamkan kapak itu ke tubuh Andre, melainkan ke bagian lantai.     

"Haha! Takut, ya?" tukas Arumi dengan nada meledek.     

Perlahan Andre membuka mata dan memindahkan tangan yang menutupi wajahnya.     

Andre merasa lega, karena Arumi tidak jadi membunuhnya.     

Dan hal itu membuat Andre merasa sedikit tenang. Dia pikir hati Arumi sudah luluh, dan merasa kasihan sehingga akan memberinya kesempatan untuk hidup.     

Setidaknya itulah yang ada di dalam pikiran Andre.     

"Bu Arumi, apa Anda akan membiarkan saya tetap hidup?" tanya Andre seraya tersenyum bahagia.     

Sementara Arumi dan Charles saling memandang kemudian tertawa secara kompak.     

Hal itu membuat Andre merasa heran.     

"Kenapa kalian tertawa?" tanyanya pada Arumi dan Charles.     

"Karena kau itu sangat lucu, Nak!" jawab Charles.     

"Lucu? Aku tidak lucu?" tanya Andre yang tidak terima ditertawakan.     

"Begini, Nak! Kami ini tidak ada niat untuk membebaskanmu dalam sekali, justru kami ingin membunuhmu sekarang," kata Charles.     

"Apa maksud kalian?" Raut wajah pria itu terlihat sangat kecewa. Dan dia melihat tangan Charles yang mulai mengendorkan cengkramannya membuat Andre memiliki kesempatan untuk melepaskan diri.     

Andre menendang wajah Charles yang tengah lengah, pria itu nyaris terjengkang, dan tepat di saat itu pula Andre langsung berlari dengan kaki yang masih pincang.     

Dia menuju pintu rumah dan lekas menancapkan kunci itu. Namun karena saking tergesa-gesanya, memasukkan kunci ke lubangnya yang biasanya mudah, sekarang mendadak sulit.     

"Sial!" umpatnya dengan raut wajah yang panik.     

Semantara Arumi dan Charles malah sudah ada di belakanganya.     

Arumi mengayunkan kapak itu kemudian Andre berhasil menghindar, kini kapak itu malah mendarat di bagian pintu.     

Charles segera menangkap pria itu.     

Sementara Arumi masih menarik kapaknya dari celah pintu kayu.     

Krak!     

Akhirnya Arumi berhasil menariknya, dan kini dia berjalan mendekat menghampiri Andre.     

Pria itu tak bisa berlari, karena Charles mendekapnya dengan erat.     

Namun semangat Andre untuk tetap hidup masih cukup tinggi, dia tetap mencari cara untuk bisa melepaskan diri dari dekapan Charles.     

Dia menyikut perut Charles dengan kencang. Dan dengan bagitu Charles mulai mengendorkan dekapannya.     

Di saat biru pula Andre kembali melakukan serangan, dia menendang bagian kepala Charles, hingga Charles terjengkang.     

Namun Arumi tak tinggal diam, langkahnya yang semakin dekat langsung mengayunkan kapak dari tangannya.     

Jlub!     

Lagi-lagi Andre berhasil menghindar, hanya saja kapak sempat menyerempet bagian tanah pria itu.     

"Akh! Sial!" umpatnya yang kesakitan.     

"Aku sangat menikmati permainan ini, dan kamu adalah satu-satunya pria yang pantang menyerah, Sayang," tukas Arumi dengan seringai seramnya.     

"Ayolah ... tolong hentikan semuanya! Aku benar-benar sudah lelah ...." Tukas Andre yang mulai putus asa.     

"Kalau kamu lelah sebaiknya kamu menyerah saja, Sayang,"     

"Tidak!" pekik Andre dengan lantang.     

"Aku tidak mau menyerah begitu saja! Aku masih ingin tetap hidup!" tukas Andre yang mendadak kekuatanya seakan bertambah.     

Dan dia berbalik menyerang Arumi dengan tongkat besinya yang tadi sempat ia abaikan di lantai. Kini dia mengambilnya lagi dan menggunakannya untuk menyerang Arumi.     

Gerakan Andre begitu cepat, dia seakan tak merasakan lagi luka-luka yang ada di tubuhnya. Bahkan dia kembali mengulangi gerakan saat menyerang Arumi tadi.     

Bahkan dia tak memberikan kesempatan bagi Arumi untuk menyerang, kapak yang ada di tangan Arumi seakan tak berguna.     

Dia berhasil melumpuhkan Arumi.     

Pukulan yang ia layangkan ke tubuh Arumi lewat tongkat besi sudah tak terhitung lagi.     

Charles hanya melihatnya saja, ketika Arumi tengah diserang bertubi-tubi oleh Andre.     

Sama sekali tak ada kekhawatiran di dalam pikirannya, apabila terjadi hal buruk kepada istrinya. Kerena Charles sudah tahu jika Arumi akan baik-baik saja.     

Dia sedang memberikan kesempatan bagi Andre untuk melampiaskan segala kemarahannya terhadap Arumi.     

Dan setelah dia lelah, maka di situlah Charles akan bertindak.     

***     

Beberapa saat kemudian Arumi sudah tergeletak.     

Andre kembali menghentikan serangannya.     

Dia menoleh kearah Charles, dan pria itu masih terdiam menatapnya dengan santai, Andre sudah tidak heran lagi.     

Tak peduli dengan apa rencana Charles selanjutnya, tujuan Andre sekarang adalah membuka pintu dan segera keluar.     

Tangannya dengan sigap memutar kucing dengan benar, hingga akhirnya pintu terbuka, namum saat dia baru saja melangkah tiba-tiba ....     

DUAR!     

To be continued     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.