Anak Angkat

Satria Yang Tarlanjur Kecewa



Satria Yang Tarlanjur Kecewa

0Salsa masih berusaha untuk meyakinkan Satria, bahwa Arthur itu bukan lagi pria yang jahat, namun Satria tidak percaya begitu saja. Menurutnya keluarga Davies tetaplah keluarga yang licik dan kejam. Jadi tidak akan mungkin mereka benar-benar menjadi orang yang baik.     

"Sudahlah, Salsa! Berhentilah membelanya, aku sama sekali. tidak percaya dengan semua itu, mereka tidak akan pernah berubah!" tukas Satria dengan tegas, lalu dia berdiri dan meninggalkan Salsa begitu saja.     

"Satria! Jangan begitu? Kamu boleh membenci keluarga Davies, tetapi kamu tidak boleh membenci Lizzy!" tukas Salsa memperingatkan Satria.     

Sayangnya Satria masih tak peduli, dia masuk ke dalam rumah, dan mengunci pintu rumahnya rapat-rapat.     

"Ah, dia itu keras kepala," gerutu Salsa dengan raut yang pasrah.     

*****     

Memang tidaklah mudah untuk membuat Satria percaya dengan perubahan Arthur.     

Dia masih mengira jika mereka bersekongkol untuk mencelakainya dan Ibunya.     

"Aku tidak akan mempercayai kalian begitu saja!"     

"Aku harus pergi sekarang!"     

"Aku memang tidak takut mati, tapi aku takut jika ibuku yang malah akan mati karena dibunuh oleh mereka!"     

"Ah, iya! Ibu!" Satria mulai mencari keberadaan ibunya.     

Dia berusaha menelpon sang Ibu.     

"Ah, tidak diangkat lagi!" Tanpa berpikir panjang Satria kembali keluar rumah untuk mencari sang ibu.     

"Ibu, tadi bilang pergi ke pasar, 'kan?" Satria pun segera mempercepat langkah kakinya.     

Saat keluar rumah rupanya Salsa masih di luar, sehingga mereka kembali berpapasan lagi.     

"Satria! Kamu mau kemana lagi?!" tanya Salsa.     

"Mencari Ibu!" sahut Satria sembari melangkah dengan cepat.     

Salsa hanya menggelengkan kepalanya seraya berdecak heran.     

"Aku yakin, dia itu sedang memikirkan keselematan ibunya gara-gara habis bertemu Lizzy," gumam Salsa.     

"Padahal, mereka itu benar-benar tidak akan mengusik kehidupan siapapun!"     

"Huh ... tapi mau bagaimana lagi, dia itu keras kepala dan tidak mau mendengar ucapanku. Jadi aku harus bagaimana lagi, selain membiarkan dia sesuka hati?"     

Salsa pun tak peduli dengan kegalauan Satria akan nasib sang ibu, karena dia berbicara pun Satria tetap tak percaya. Lagi pula Salsa juga yakin jika tidak akan terjadi apapun kepada Bu Nadia.     

*****     

Tak berselang lama setelah Satria pergi mencari sang Ibu, Nadia pun datang.     

"Loh, Bu Nadia!" Salsa segera menghampiri wanita paruh bayah itu.     

"Tadi, Satria mencari, Ibu," tukas Salsa.     

"Loh, memangnya ada apa? Dia, 'kan sudah tahu kalau saya sedang ke pasar?"     

"Iya, Memang benar. Dia mencari Ibu karena menghawatirkan keselamatan Ibu," jawab Salsa.     

"Hah? Yang benar-benar saja?" Nadia tampak sangat heran.     

Sebenarnya Salsa sudah menyerah dan tidak ingin lagi menjelaskan tentang Arthur serta Lizzy, namun setelah melihat kedatangan Bu Nadia, dia pun berniat untuk menjelaskan semuanya kepada wanita itu. Barang kali Nadia mau mendengar ucapan Salsa, ketimbang harus menjelaskam kepada Satria yang jelas-jelas menentangnya.     

"Bu, sebenarnya Satria berencana untuk mengajar Bu Nadia, pindah dari kota ini sekarang!" ujar Salsa.     

"Loh, memangnya kenapa dia sampai ingin mengajak saya pindah segala!?"     

"Karena kedatangan seorang gadis yang bernama Lizzy. Apa Bu Nadia juga mengenalnya?"     

"Lizzy?!" Nadia terlihat syok mendengarnya itu.     

"Bagaimana gadis itu bisa ada di sini?!" tanya Nadia.     

"Dia datang kemari bersama bersama dengan saudara-saudarinya, Bu," jawab Salsa.     

"Apa?!" Mendengar hal itu Nadia kembali syok. Dia pun juga merasa panik.     

Tentu saja dia takut jika Lizzy memiliki rencana tertentu. Namun Salsa pun tak tinggal diam, dia langsung menjelaskan, jika Lizzy dan yang lainnya itu, datang kemari karena berlari dari kedua orang tuanya.     

Mereka juga ingin memulai kehidupan baru dan tenang di kota ini. Mereka tidak mau lagi hidup dalam bayang-bayang keluarga Davies.     

Salsa juga menceritakan, jika selama ini Lizzy, tengah mencari-cari keberadaan Satria.     

Bahkan sosok Satria sempat muncul dalam mimpi gadis itu.     

***     

"Bu, mereka itu bukan lagi orang jahat. Mereka sudah bertobat," ujar Salsa.     

Berbeda dengan Satria yang tak mudah percaya begitu saja, Nadia tampak sedikit tenang, dan mendengarkan penjelasan dari Salsa.     

Karena Nadia sendiri tahu jika Lizzy itu gadis yang baik. Tidak mungkin dia memiliki niat buruk kepada Satria.     

Apalagi sejak kecil mereka itu saling menyayangi.     

Dan mengenai saudara-saudari Lizzy yang ikut datang kemari, menurut Nadia adalah hal yang wajar bagi mereka     

Mereka semua sudah dewasa, tentu sudah tahu yang baik dan yang buruk.     

Seperti halnya Satria, dulu Satria juga dididik menjadi orang yang jahat oleh ayahnya, bahkan sejak ia masih kecil. Namun seiring berjalannya waktu, dan ketika ia tumbuh dewasa, nyatanya Satria juga mulai sadar, jika apa yang di ajarkan oleh ayahnya itu tidak baik.     

Dan apa yang dialami oleh Satria itu sangat wajar dialami oleh anak-anak dari keluarga Davies.     

Nadia juga dapat memahami apabila Satria tidak dapat mempercayai Lizzy begitu saja, hal itu kerena dia pernah ditipu oleh Mesya.     

Satria yang dulu adalah pria yang sangat mudah mempercayai orang, hingga dia jatuh cinta kepada Mesya. Dan semenjak pernikahanya itu Satria sama sekali tak pernah sedikit pun merasa curiga kepada Mesya, apabila gadis itu mempunyai rencana buruk terhadapnya.     

Namun kepercayaan Satria malah dihianati oleh Mesya, gadis itu ternyata hanya sedang menjalankan misi dari orang tuanya.     

Semenjak itu Satria, menjadi orang yang sangat waspada. Dia tak mudah mempercayai siapapun, termasuk Lizzy yang dulunya teman masa kecilnya.     

Semua itu karena dia tidak mau ditipu seperti dulu. Terlebih Satria benar-benar sangat menjaga keselamatan Nadia.     

Dia tidak ingin ibunya kembali hidup menderita seperti dulu, apalagi sampai mati.     

Berkat penjelasan dari Salsa ini, membuat Nadia sangat ingin bertemu dengan Lizzy.     

Ketika Lizzy masih menjadi tawanan Wijaya Diningrat, Nadia sudah menganggap Lizzy seperti anaknya sendiri.     

Dia juga ikut merawat Lizzy, dibantu oleh seorang pekerja yang dibayar oleh Satria.     

Saat itu Nadia begitu iba melihat nasib Lizzy yang malang.     

Dia juga bersyukur atas kedatangan Mesya yang mampu menyelamatkan Lizzy, dan tentunya membuatnya dapat terlepas dari cengkraman Wijaya. Walau di balik itu semua itu, dia harus rela melihat putra semata wayangnya menderita karena kecewa, atas penghianat yang dilakukan oleh Mesya.     

Tapi Nadia bersyukur karena ini adalah jalan yang terbaik bagi Satria. Sehingga dia bisa terbebas dari lembah hitam.     

"Di mana anak itu sekarang?"     

"Maksud Ibu, Lizzy?" tanya Salsa memastikan.     

"Iya! Apa kamu bisa mengantarkan saya untuk menemuinya?" tanya Nadia.     

"Iya, Bu! Saya bisa mengantarkan Bu Nadia, untuk menemui Lizzy!" jawab Salsa dengan penuh semangat.     

Dia tak menyangka jika ternyata Nadia malah ingin bertemu dengan Lizzy, ini artinya jalan untuk menyatukan Satria dan Lizzy terbuka lebar.     

"Bu Nadia, ingin pergi sekarang?" tanya Salsa.     

"Iya!" jawab Nadia.     

"Kalau begitu mari!" Salsa pun langsung menggandeng tangan Nadia penuh semangat.     

To be continued     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.